Serat | Artinya |
---|
Mangka kanthining tumuwuh, | Padahal bekal hidup, |
Salami mung awas eling, | selamanya waspada dan ingat, |
Eling lukitaning alam, | Ingat akan pertanda yang ada |
Dadi wiryaning dumadi, | di alam ini, |
Supadi nir ing sangsaya, | Menjadi kekuatannya asal-usul, supaya lepas dari sengsara. |
Yeku pangreksaning urip. | Begitulah memelihara hidup. |
Tulisan di atas mengingatkan kita untuk senantiasa waspada dan ingat akan kekuatan alam yang ada di sekitar kita. Kita perlu mengambil bekal hidup dengan sungguh-sungguh, agar bisa lepas dari segala sengsara. Semua ini dapat kita lakukan dengan tekun memelihara hidup. Dengan begitu, kita akan mampu mencapai keberhasilan dalam hidup. Oleh karena itu, mari kita tetap semangat dan optimis dalam menjalani hidup, serta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup kita sendiri.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 2
Serat | Artinya |
---|
Marma den taberi kulup, | Maka rajinlah anak-anakku, |
Angulah lantiping ati, | Belajar menajamkan hati, |
Rina wengi den anedya, | Siang malam berusaha, |
Pandak panduking pambudi, | merasuk ke dalam sanubari, |
Bengkas kahardaning driya, | melenyapkan nafsu pribadi, |
Supaya dadya utami. | Agar menjadi (manusia) utama. |
Tulisan di atas mengajarkan kita untuk rajin belajar menajamkan hati agar menjadi manusia utama. Kita harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh, mengatasi ego pribadi, dan membiasakan diri belajar siang dan malam. Dengan demikian, kita akan menjadi pribadi yang terbaik dan berharga di mata orang lain. Oleh karena itu, mari kita terus bersemangat dalam belajar dan berusaha untuk menjadi manusia yang berguna bagi lingkungan sekitar kita.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 3
Serat | Artinya |
---|
Pangasahe sepi samun, | Mengasahnya di alam sepi (semedi), |
Aywa esah ing salami, | Jangan berhenti selamanya, |
Samangsa wis kawistara, | Apabila sudah kelihatan, |
Lalandhepe mingis mingis, | tajamnya luar biasa, |
Pasah wukir reksamuka, | mampu mengiris gunung penghalang, |
Kekes srabedaning budi. | Lenyap semua penghalang budi. |
Tulisan di atas mengajarkan kita untuk mengasah potensi kita di alam sepi dan tidak berhenti mencari pengetahuan dan pengalaman baru. Jika sudah terasah, kemampuan kita akan semakin luar biasa dan mampu mengatasi segala rintangan yang menghalangi kesuksesan kita. Oleh karena itu, mari kita terus bersemangat dan optimis dalam mengasah potensi diri, serta selalu mencari kesempatan untuk memperluas wawasan dan pengalaman. Dengan begitu, kita akan menjadi pribadi yang sukses dan mampu mengatasi segala rintangan dalam hidup.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 4
Serat | Artinya |
---|
Dene awas tegesipun, | Awas itu artinya, |
Weruh warananing urip, | tahu penghalang kehidupan, |
Miwah wisesaning tunggal, | serta kekuasaan yang tunggal, |
Kang atunggil rina wengi, | yang bersatu siang malam, |
Kang mukitan ing sakarsa, | Yang mengabulkan segala kehendak, |
Gumelar ngalam sakalir. | terhampar alam semesta. |
Tulisan di atas mengingatkan kita untuk mengerti arti dari kata “awas” yang berarti tahu penghalang dalam hidup dan kekuasaan yang tunggal yang bersatu siang dan malam. Dengan memahami hal ini, kita akan mampu mengatasi segala rintangan dalam hidup dan meraih keberhasilan yang diinginkan. Kita juga perlu mengingat bahwa kekuasaan itu ada di alam semesta yang terhampar di sekitar kita. Oleh karena itu, mari kita tetap optimis dan bersemangat dalam menghadapi segala rintangan, serta terus belajar memahami arti dari kata “awas” agar mampu mengatasi setiap halangan yang ada di depan kita.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 5
Serat | Artinya |
---|
Aywa sembrana ing kalbu, | Hati jangan lengah, |
Wawasen wuwus sireki, | Waspadailah kata-katamu, |
Ing kono yekti karasa, | Di situ tentu terasa, |
Dudu ucape pribadi, | bukan ucapan pribadi, |
Marma den sembadeng sedya, | Maka tanggungjawablah, |
Wewesen praptaning uwis. | perhatikan semuanya sampai tuntas. |
Ketika berbicara, kita harus berhati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulut kita, terutama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kita harus selalu ingat bahwa setiap perkataan dapat memiliki dampak besar pada orang lain, jadi kita perlu mengasah kepekaan hati dan waspada dalam berbicara. Kita juga harus memperhatikan konteks dan situasi yang ada, sehingga kata-kata yang kita ucapkan tidak disalahartikan atau tidak diambil keliru. Oleh karena itu, kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita katakan dan perlu memperhatikan segala sesuatunya sampai tuntas.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 6
Serat | Artinya |
---|
Sirnakna semanging kalbu, | Sirnakan keraguan hati, |
Den waspada ing pangeksi, | waspadalah terhadap pandanganmu, |
Yeku dalaning kasidan, | Itulah caranya berhasil, |
Sinuda saka sethithik, | Kurangilah sedikit demi sedikit |
Pamothahing nafsu hawa, | godaan hawa nafsu, |
Linalantih mamrih titih. | Latihlah agar terlatih. |
Pada serat ini disampaikan pesan untuk menghilangkan keraguan hati dan mengawasi pandangan yang dimiliki, serta memperhatikan cara-cara yang dapat membantu mencapai keberhasilan. Selain itu, disarankan untuk mengurangi godaan hawa nafsu sedikit demi sedikit dan melatih diri untuk mengendalikan diri agar terlatih. Pada akhirnya, kita perlu bertanggung jawab atas tindakan kita dan memperhatikan segala sesuatunya sampai tuntas.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 7
Serat | Artinya |
---|
Aywa mematuh nalutuh, | Jangan terbiasa berbuat aib, |
Tanpa tuwas tanpa kasil, | Tiada guna tiada hasil, |
Kasalibuk ing srabeda, | terjerat oleh aral, |
Marma dipun ngati-ati, | Maka berhati-hatilah, |
Urip keh rencananira, | Hidup ini banyak rintangan, |
Sambekala den kaliling. | Godaan harus dicermati. |
Hidup penuh dengan rintangan dan godaan yang dapat membuat seseorang terjerumus dalam perbuatan yang salah. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati dan waspada dalam setiap tindakan dan keputusan yang kita ambil. Jangan biarkan diri kita terbiasa dengan perbuatan yang tidak baik karena hal tersebut tidak akan memberikan hasil yang baik. Sebaliknya, jika kita mematuhi nilai-nilai yang baik dan menghindari perbuatan yang merugikan, maka kita akan menuai hasil yang positif dalam hidup kita.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 8
Serat | Artinya |
---|
Umpamane wong lumaku, | Seumpama orang berjalan, |
Marga gawat den liwati, | Jalan berbahaya dilalui, |
Lamun kurang ing pangarah, | Apabila kurang perhitungan, |
Sayekti karendhet ing ri. | Tentulah tertusuk duri, |
Apese kasandhung padhas, | celakanya terantuk batu, |
Babak bundhas anemahi. | Akhirnya penuh luka. |
Pesan dari serat ini adalah untuk selalu berhati-hati dan memperhitungkan segala tindakan yang dilakukan dalam kehidupan. Seperti halnya seseorang yang berjalan di jalan berbahaya, perlu ekstra hati-hati agar tidak terluka. Jadi, mari kita belajar untuk mempertimbangkan setiap tindakan dan keputusan kita dengan baik, agar dapat menghindari bahaya dan meraih kesuksesan.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 9
Serat | Artinya |
---|
Lumrah bae yen kadyeku, | Lumrahnya jika seperti itu, |
Atetamba yen wus bucik, | Berobat setelah terluka, |
Duweya kawruh sabodhag, | Biarpun punya ilmu segudang, |
Yen tan nartani ing kapti, | bila tak sesuai tujuannya, |
Dadi kawruhe kinarya, | ilmunya hanya dipakai |
Ngupaya kasil lan melik. | mencari nafkah dan pamrih. |
Ketika terjadi suatu masalah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Meskipun memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan, jika tidak digunakan untuk tujuan yang tepat, maka akan sia-sia belaka. Sehingga, penting untuk memiliki tujuan yang jelas dan selaras dengan nilai-nilai yang dianut agar bisa mencapai kesuksesan dengan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan dengan baik.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 10
Serat | Artinya |
---|
Meloke yen arsa muluk, | Baru kelihatan jika keinginannya muluk-muluk, |
Muluk ujare lir wali, | Muluk-muluk bicaranya seperti wali, |
Wola wali nora nyata, | Berkali-kali tak terbukti, |
Anggepe pandhita luwih, | merasa diri pandita istimewa, |
Kaluwihane tan ana, | Kelebihannya tak ada, |
Kabeh tandha tandha sepi. | Semua bukti sepi. |
Pesan yang terkandung dalam serat ini mengajarkan untuk tidak terlalu muluk-muluk dalam meraih keinginan. Terkadang, seseorang dengan berbicara seperti wali dan merasa istimewa bisa membuat kesan yang berbeda dari kenyataannya. Oleh karena itu, lebih baik fokus pada tindakan daripada sekadar bicara belaka. Dengan begitu, akan lebih mudah memperlihatkan bukti dari kemampuan yang dimiliki. Semua tanda kesuksesan akan terlihat nyata dan terbuka bagi siapa saja yang melihatnya.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 11
Serat | Artinya |
---|
Kawruhe mung ana wuwus, | Ilmunya sebatas mulut, |
Wuwuse gumaib gaib, | Kata-katanya di gaib-gaibkan, |
Kasliring thithik tan kena, | Dibantah sedikit saja tidak mau, |
Mancereng alise gathik, | mata membelalak alisnya menjadi satu, |
Apa pandhita antiga, | Apakah seperti pandita palsu, |
Kang mangkono iku kaki, | Apakah seperti itu anakku ? |
Dalam pesan tersebut, dikatakan bahwa orang yang memiliki ilmu hanya sebatas bicara saja dan kadang-kadang memperlihatkan kemampuan yang tidak nyata. Mereka enggan dibantah dan menutupi kelemahan mereka dengan mengecilkan orang lain. Seharusnya, orang yang memiliki ilmu seharusnya juga memiliki kejujuran dan keberanian untuk mengakui kelemahan mereka. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang cerdas dan kritis, kita harus mampu memilah-milah orang yang memiliki ilmu yang baik dan dapat dipercaya atau tidak.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 12
Serat | Artinya |
---|
Mangka ta kang aran laku, | Padahal yang disebut “laku”, |
Lakune ngelmu sejati, | sarat menjalankan ilmu sejati tidak suka omong kosong dan |
Tan dahwen pati openan, | tidak suka memanfaatkan hal-hal sepele yang bukan haknya, |
Tan panasten nora jail, | Tidak iri hati dan jail, |
Tan njurungi ing kahardan, | Tidak melampiaskan hawa nafsu, |
Amung eneng mamrih ening. | Sebaliknya, bersikap tenang menggapai keheningan jiwa. |
Ketika kita bicara tentang “laku”, itu berarti mengamalkan ilmu sejati dengan tulus. Tidak pernah berbicara kosong dan tidak menggunakan apa yang bukan haknya, tidak iri hati dan negatif, tidak tergoda oleh hawa nafsu. Sebaliknya, menemukan kedamaian dalam jiwa dengan sikap yang tenang.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 13
Serat | Artinya |
---|
Kaunanging budi luhung, | Luhurnya budipekerti, |
Bangkit ajur ajer kaki, | pandai beradaptasi, anakku ! |
Yen mangkono bakal cikal, | Demikian itulah awal mula, |
Thukul wijining utami, | tumbuhnya benih keutamaan, |
Nadyan bener kawruhira, | Walaupun benar ilmumu, |
Yen ana kang nyulayani. | bila ada yang mempersoalkan. |
Mempunyai budipekerti yang luhur dan pandai beradaptasi adalah awal mula dari tumbuhnya benih keutamaan yang utama, anakku! Walaupun demikian, tidak ada salahnya jika ada yang mempersoalkan kebenaran ilmu yang kamu miliki. Namun, tetaplah optimis dan bersikap argumentatif dalam mempertahankan nilai-nilai kebaikan.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 14
Serat | Artinya |
---|
Tur kang nyulayani iku, | Walau orang yang mempersoalkan itu, |
Wus wruh yen kawruhe nempil, | sudah diketahui ilmunya dangkal, |
Nanging laire angalah, | tetapi secara lahir kita mengalah, |
Katingala ange mori, | berkesanlah persuasif, |
Mung ngenaki tyasing liyan, | sekedar menggembirakan hati orang lain, |
Aywa esak aywa serik. | Jangan sakit hati dan dendam. |
Mari kita selalu berusaha menghargai pendapat orang lain, meskipun kita lebih tahu dan lebih pandai. Kita harus memilih sikap persuasif yang menggembirakan hati orang lain daripada berpikir untuk membalas dendam dan sakit hati. Ingatlah bahwa sikap yang baik dan penuh kasih selalu menjadi kunci untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan sesama.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 15
Serat | Artinya |
---|
Yeku ilapating wahyu, | Begitulah sarat turunnya wahyu, |
Yen yuwana ing salami, | Bila teguh selamanya, |
Marga wimbuh ing nugraha, | dapat bertambah anugrahnya, |
Saking heb Kang mahasuci, | dari sabda Tuhan Mahasuci, |
Cinancang pucuking cipta, | terikat di ujung cipta, |
Nora ucul ucul kaki. | tiada terlepas-lepas anakku. |
Mari kita renungkan, wahyu Tuhan selalu hadir dan tersedia bagi siapa saja yang teguh dan setia. Dengan mengikuti ajaran-Nya, kita dapat meraih berkah dan keberuntungan yang terus bertambah. Kita harus mengakui dan memahami bahwa setiap ciptaan memiliki batasan dan terhubung dengan sabda Tuhan yang Mahasuci. Dengan demikian, kita harus berusaha untuk selalu mengikuti petunjuk-Nya dan berpegang teguh pada ajaran-Nya agar hidup kita lebih terarah dan bermakna.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 16
Serat | Artinya |
---|
Mangkono ingkang tinamtu, | Begitulah yang digariskan, |
Tampa nugrahaning Widhi, | Untuk mendapat anugrah Tuhan, |
Marma ta kulup den bisa, | Maka dari itu anakku, |
Mbusuki ujaring janmi, | sebisanya, kalian pura-pura menjadi orang bodoh terhadap perkataan orang lain, |
Pakoleh lair batinnya, | nyaman lahir batinnya, |
Iyeku budi premati. | yakni budi yang baik. |
Jika ingin mendapat anugrah dari Tuhan, kita harus menjaga hati dan berperilaku baik. Jangan terlalu memperdulikan kata-kata orang yang mungkin tidak baik atau merugikan kita. Sebaliknya, kita bisa pura-pura tidak memahami kata-kata tersebut dan fokus pada kebahagiaan batin. Hal ini akan membantu kita memiliki budi yang baik dan meraih kesuksesan dalam hidup.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 17
Serat | Artinya |
---|
Pantes tinulat tinurut, | Pantas menjadi suri tauladan yang ditiru, |
Laladane mrih utami, | Tauladan yang utama, |
Utama kembanging mulya, | Wahana agar hidup mulia, |
Kamulyan jiwa dhiri, | kemuliaan jiwa raga, |
Ora ta yen ngeplekana, | Walaupun tidak persis, |
Lir leluhur nguni-uni. | seperti nenek moyang dahulu. |
Kita seharusnya menjadi panutan yang baik agar diikuti, dengan mengutamakan kebaikan dan kemurnian hati. Hal ini dapat membantu kita mencapai kemuliaan jiwa dan raga, sebagaimana yang dicontohkan oleh nenek moyang kita di masa lalu. Meskipun tidak selalu harus sama persis, yang penting tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang dianut oleh leluhur kita.
Tembang Kinanthi Serat Wedhatama 18
Serat | Artinya |
---|
Ananging ta kudu kudu, | Tetapi harus giat berupaya, |
Sakadarira pribadi, | sesuai kemampuan diri, |
Aywa tinggal tutuladan, | Jangan melupakan suri tauladan, |
Lamun tan mangkono kaki, | Bila tak berbuat demikian itu anakku, |
Yekti tuna ing tumitah, | pasti merugi sebagai manusia, |
Poma kaestokna kaki. | Maka lakukanlah anakku ! |
Anakku, janganlah berhenti berusaha, meskipun dengan kemampuan yang terbatas. Tetaplah mengambil contoh dari suri tauladan agar tidak terjebak dalam kegagalan. Jangan sampai terlena dengan keadaan, karena ketika itu akan merugikan dirimu. Teruslah bergerak maju, percayalah dirimu pasti bisa!
Dalam kehidupan, kita harus selalu waspada dan mengasah hati serta budi agar dapat mengatasi segala rintangan dan godaan yang ada di hadapan kita. Seperti yang diungkapkan dalam kutipan puisi Jawa di atas, “Sirnakna semanging kalbu, Den waspada ing pangeksi, Yeku dalaning kasidan, Sinuda saka sethithik, Pamothahing nafsu hawa, Linalantih mamrih titih.” Artinya, kita harus waspada terhadap keraguan hati dan pandangan kita sendiri, serta mengurangi godaan hawa nafsu agar kita dapat terlatih dan mampu meraih kesuksesan dalam hidup ini. Dalam menjalani hidup, marilah kita mematuhi ajaran yang baik dan menghindari segala hal yang dapat membawa dampak buruk bagi diri kita dan orang lain, sehingga kita dapat meraih keberhasilan dengan cara yang benar dan halal.