Sesotya Aran Dharah
Sesotya Aran Dharah: Sesotya memiliki arti berlian yang pancarkan sinar beragam warna. Berlian ini mengucur di sekujur badan fisik calon manusia yang telah tercipta. Berlian ini tidak lain ialah darah.
Darah, selainnya berperan untuk menjaga tubuh fisik, sebenarnya bawa Budi. Budi dapat memiliki arti Kesadaran Menjaga (Consciousness) sekalian dapat memiliki arti Ke-sadaran Kepahaman (Awareness).
Pernyataan Jawa saja budi wae (tidak boleh bergerak saja) mengarah pada Kesadaran Jaga. Kesadaran Menjaga ialah pengetahuan penuh atas diri, ruangan, dan waktu. Dan pernyataan Jawa mulia budine (mulia kesadaran pengetahuannya) mengarah pada Kesadaran Ke-pahaman.
Kesadaran Kepahaman ialah kesadaran hasil dari pengalaman ataupun pengetahuan hidup. Darah cuma bawa Kesadaran Menjaga (Consciousness) yang dari Napsu Mutmainah. Dalam Napsu Mutmainah sendiri terdapat dua kesadaran itu sekalian: Kesadaran Menjaga dan Kesadaran Kepahaman.
Jalinan Kesadaran Menjaga dengan darah memang erat. Ketidakberhasilan mekanisme perputaran darah dalam menjaga supply darah yang ideal, atau menyusutnya supply darah, menyebabkan menyusutnya supply oksigen kejaringan badan dan otak hingga dapat memengaruhi turunnya Kesadaran Jaga. Demikian juga kebalikannya, bila perputaran darah lancar dan konstan, supply darah akan mencukupi dan memengaruhi stabilnya Kesadaran Jaga.
3 Tiga per-Wujudan Budi
Budi sebetulnya tunggal, tapi memiliki tiga per-wujudan, yakni:
- Karmendriya: purbaning Budi (kuasa dari Budi), yakni kesadaran pandangan, pendengaran, penciuman, dan penyuaraan.
- Antarendriya: antaraning Budi (jarak waktu Budi), yakni detak jantung dan napas. Antaraning Budi memiliki kandungan makna jika Budi tidak mengetahui jika hal tersebut terjadi; atau dalam kata lain terjadi demikian saja tanpa perlu kedatangan Budi.
- Jayendriya: wisesaning Budi (kuasa Budi), yakni perabaan badan seperti perabaan kulit, kemaluan, dubur, tangan, dan kaki.
Saat Darah telah bawa Budi (Kesadaran Jaga), pada waktu itu calon manusia ada pada Ngalam Ajesam (“Alam Ajsam: Alam Jasad/Alam Jisim), masuk ke kandungan ibu di umur kandungan 6 bulan.
Darah yang bawa Budi (Kesadaran Menjaga) dikatakan sebagai pepaesaning Dat (hiasan Dzat), disebutkan sebagai wiwaraning Atma (lubang melingkar dari Ruh). Lubang ialah sela. Pada darah manusia ada lubang atau sela Ruh. Bila darah lenyap, keluarlah Ruh dari badan fisik manusia.
Bab ini Melanjutkan Materi tentang “Sedulur Papat Limo Pancer“
Sesotya Aran Dharah II – Wirid Hidayat Jati
Sesotya Aran Dharah atau yang dikenal sebagai Berlian Bernama Darah adalah sebuah konsep yang mengaitkan berlian dengan sirkulasi darah manusia. Sesotya diartikan sebagai berlian yang memancarkan cahaya warna-warni dan dalam hal ini, berlian tersebut dikaitkan dengan darah yang mengalir di sekujur tubuh fisik manusia.
Darah, selain berfungsi untuk menghidupi badan fisik, juga diyakini dapat membawa Budi. Budi dapat diartikan sebagai Kesadaran Jaga (Consciousness) atau Ke-sadaran Kepahaman (Awareness). Dalam ungkapan Jawa, budi wae merujuk pada Kesadaran Jaga yang merupakan pengetahuan penuh atas diri, ruang, dan waktu. Sedangkan ungkapan luhur budine merujuk pada Kesadaran Kepahaman yang merupakan kesadaran dari hasil pengetahuan atau pengalaman hidup.
Kesadaran Jaga diyakini erat kaitannya dengan sirkulasi darah. Gagalnya sistem sirkulasi darah dalam mempertahankan suplai darah yang memadai, atau berkurangnya suplai darah, dapat mempengaruhi turunnya Kesadaran Jaga. Demikian pula sebaliknya, jika sirkulasi darah lancar dan stabil, suplai darah akan memadai dan mempengaruhi stabilnya Kesadaran Jaga.
Budi sendiri diyakini memiliki tiga perwujudan, yaitu Karmendriya, Antarendriya, dan Jayendriya.
- Karmendriya merupakan kesadaran penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengucapan.
- Antarendriya merupakan detak jantung dan napas yang tidak menyadari bahwa hal itu terjadi.
- Jayendriya merupakan perabaan tubuh seperti perabaan kulit, kemaluan, dubur, tangan, dan kaki.
Darah yang membawa Budi disebut sebagai pepaesaning Dat atau wiwaraning Atma. Di dalam darah manusia terdapat lubang atau celah Ruh. Jika darah menghilang, Ruh diyakini keluar dari tubuh fisik manusia.
Secara keseluruhan, konsep Sesotya Aran Dharah atau Berlian Bernama Darah mengaitkan berlian dengan sirkulasi darah manusia dan juga dapat diartikan sebagai kesadaran yang diyakini ada dalam darah.
Penjelasan Pemahaman Pembaca
Sesotya Aran Dharah atau yang dikenal sebagai Berlian Bernama Darah adalah sebuah konsep dari suatu ilmu spiritual yang mengaitkan berlian dengan sirkulasi darah manusia. Konsep ini menyatakan bahwa berlian memancarkan cahaya warna-warni dan dikaitkan dengan darah yang mengalir di sekujur tubuh fisik manusia.
Darah dianggap sebagai pembawa Budi yang merupakan kesadaran atau pengetahuan diri, ruang, dan waktu. Budi diyakini memiliki tiga perwujudan, yaitu Karmendriya, Antarendriya, dan Jayendriya yang masing-masing merujuk pada kesadaran penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengucapan, detak jantung dan napas yang tidak disadari, dan perabaan tubuh seperti perabaan kulit, kemaluan, dubur, tangan, dan kaki.
Sirkulasi darah diyakini erat kaitannya dengan kesadaran, jika sirkulasi darah lancar dan stabil maka kesadaran juga stabil, jika sirkulasi darah mengalami masalah maka kesadaran juga akan terpengaruh. Darah yang membawa Budi disebut sebagai pepaesaning Dat atau wiwaraning Atma. Di dalam darah manusia terdapat lubang atau celah Ruh yang jika darah hilang akan keluar dari tubuh fisik manusia.
Sesotya Aran Dharah adalah sebuah konsep yang cukup kompleks dan banyak mengacu pada istilah-istilah khusus dalam ilmu spiritual dan filosofis yang mungkin kurang dimengerti bagi orang yang belum mempelajari atau belum mengerti tentang ilmu tersebut. Jika Anda masih kurang paham, silakan untuk bertanya lagi atau mencari sumber lain yang akan membantu Anda memahami konsep ini.
Wirid Hidayat Jati
Wirid Hidayat Jati adalah sebuah doa atau bacaan yang dipercayai dapat memberikan hidayah atau petunjuk dalam mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi. Wirid ini diyakini dapat membantu dalam meningkatkan kualitas diri dan mencapai kesadaran yang lebih dalam. Wirid Hidayat Jati dipercayai dapat membantu dalam mencapai kesejahteraan hidup yang lebih baik, kedamaian batin, dan kesadaran yang lebih tinggi.