Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula
Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula adalah salah satu karya sastra Jawa Kuno yang memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi. Serat ini merupakan sebuah puisi yang terdiri dari 52 pupuh, dengan setiap pupuh terdiri dari 4-10 baris. Serat ini merupakan salah satu contoh sastra Jawa Kuno yang memiliki pesan moral yang dalam dan mengandung kebijaksanaan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi isi dan makna dari Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula.
I. Pengenalan Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula
A. Asal Usul Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula
B. Struktur Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula
C. Tema dan Isi Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula
II. 7 Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula Mangkunegara IV
Serat 1 Tripama Pupuh Dhandhanggula
Yogyanira kang para prajurit,lamun bisa samya anuladha,kadya nguni caritane,andelira sang Prabu,Sasrabau ing Maespati,aran Patih Suwanda,lalabuhanipun,kang ginelung tri prakara,guna kaya purune kang den antepi,nuhoni trah utama.
Serat 2 Tripama Pupuh Dhandhanggula
Lire lalabuhan tri prakawis,guna bisa saneskareng karya,binudi dadi unggule,kaya sayektinipun,duk bantu prang Manggada nagri,amboyong putri domas,katur ratunipun,purune sampun tetela,aprang tandhing lan ditya Ngalengka aji,Suwanda mati ngrana.
Serat 3 Tripama Pupuh Dhandhanggula
Wonten malih tuladhan prayogi,satriya gung nagari Ngalengka,sang Kumbakarna namane,tur iku warna diyu,suprandene nggayuh utami,duk awit prang Ngalengka,dennya darbe atur,mring raka amrih raharja,Dasamuka tan keguh ing atur yekti,de mung mungsuh wanara.
Serat 4 Tripama Pupuh Dhandhanggula
Kumbakarna kinen mangsah jurit,mring kang raka sira tan lenggana,nglungguhi kasatriyane,ing tekad datan purun,amung cipta labuh nagari,lan nolih yayah rena,myang leluhuripun,wus mukti aneng Ngalengka,mangke arsa rinusak ing bala kapi,punagi mati ngrana.
Serat 5 Tripama Pupuh Dhandhanggula
Yogya malih kinarya palupi,Suryaputra Narpati Ngawangga,lan Pandhawa tur kadange,len yayah tunggil ibu,suwita mring Sri Kurupati,aneng nagri Ngastina,kinarya gul-agul,manggala golonganing prang,Bratayuda ingadegken senapati,ngalaga ing Korawa.
Serat 6 Tripama Pupuh Dhandhanggula
Minungsuhken kadange pribadi,aprang tandhing lan sang Dananjaya,Sri Karna suka manahe,dene sira pikantuk,marga dennya arsa males-sih,ira sang Duryudana,marmanta kalangkung,dennya ngetog kasudiran,aprang rame Karna mati jinemparing,sumbaga wirotama.
Serat 7 Tripama Pupuh Dhandhanggula
Katri mangka sudarsaneng Jawi,pantes lamun sagung pra prawira,amirita sakadare,ing lalabuhanipun,aja kongsi mbuwang palupi,manawa tibeng nistha,ina esthinipun,sanadyan tekading buta,tan prabeda budi panduming dumadi,marsudi ing kotaman.(Conto telu-telune mau minangka patuladhan tanah Jawa. Becik (pantes) yen sakabehe para perwira nuladha sakadare (sakuwasane). Aja nganti mbuwang conto, jalaran yen tibaning apes dadi ina. Sanadyan tekade buta, ora beda kalawan titah liya, nggolek kautaman.)Tegese tembung :yogyanira = becike, sebaiknya.prajurit = bala, tantra, saradhadhu, bala koswa, tentara.kadya = lir, pindha, kaya, seperti.nguni = jaman biyen, dahulu kala.andelira = andel-andele , andalan.lelabuhanipun = jasane, jasa.ginelung = diringkes, dipadukan.guna = kapinteran, kepandaian.kaya = bandha donya, kekayaan.purun = wani, gelem, keberanian.nuhoni = netepi, menepati.trah = turun, tedhak, keturunanutama = becik, apik, terbaik.lir = kaya, teges, makna, arti.saneskareng = saneskara + ing = samubarang, sakabehe, sembarang.karya = gawe, kardi, pekerjaan.binudi = budi + in = diupayakake, diusahakan.sayekti = sayektos, temene, sesungguhnya.duk = nalika, ketika.dhomas = 800. samas = 400.tetela = cetha, terang, jelas.aprang tandhing = perang ijen lawan ijen, perang satu lawan satu.ditya = buta, raseksa, diyu, wil, danawa, raksasa.ngrana = ing paprangan, palagan, pabaratan, medan perang.suprandene = parandene, sanajan mangkono, walaupun demikian.darbe = duwe, mempunyai.raka = kakang, kakak.raharja = slamet, wilujeng, rahayu, rahajeng, selamat, sejahtera.de mung = dene mung , jalaran mung, hanya karena.wanara = kethek, kapi, rewanda, kera.kinen = ken + in = dikongkon, diutus, diperintah.mangsah jurit = maju perang, menuju ke medan laga.sira = dheweke, piyambakipun, panjenenganipun, dia.lenggana = nolak, mbantah, menolak.datan = tan, ora, tidak.labuh = berjuang.yayah rena = bapak ibu, ayah dan ibu.myang = lan, danarsa = arep, ayun, apti, akan.punagi = sumpah.palupi = conto, sudarsana, tuladha, contoh.narpati = ratu, raja, katong, narapati, naradipati, narendra, raja.kadang = sedulur, saudara.suwita = ngabdi, menghamba.kinarya = karya + in = digawe, dipakai.agul-agul = andel-andel, andalan.manggala = panglimasenapati = pangedhene prajurit, pemimpin perang, panglima perang.manahe = atine, hatinya.pikantuk = oleh, mendapat.marmanta = marma + anta = sebabe, sebabnya.kasudiran = kekendelan, kasekten, kesaktian.jinemparing = jemparing + in = dipanah.sumbaga = kondhang, kaloka, kajanapriya, terkenal.wirotama = wira + utama = prajurit pinunjul, prajurit yang hebat.katri = katelu, ketiga.sudarsaneng = sudarsana + ing = conto.amirita = nirua, ikutilah.kongsi = nganti, sampai.dumadi = titah, makhluk.marsudi = ngupaya, nggoleki, berusaha.kotaman = ka+ utama+ an = keutamaan.
III. Kebijaksanaan dalam Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula
- Kebijaksanaan tentang Kebersamaan
Kebersamaan menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Jawa. Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula mengajarkan tentang pentingnya kebersamaan dalam menjalani kehidupan. Dalam serat ini dijelaskan bahwa hidup bukan hanya tentang diri sendiri, melainkan juga tentang kebersamaan dengan orang lain. Kita harus belajar untuk menghargai orang lain, saling membantu, dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Kebijaksanaan ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membangun hubungan sosial yang baik dan harmonis dengan orang lain.
- Kebijaksanaan tentang Kepercayaan
Kepercayaan juga menjadi salah satu nilai penting yang dijelaskan dalam Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula. Kebijaksanaan ini mengajarkan pentingnya memiliki kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain. Dalam serat ini dijelaskan bahwa kepercayaan adalah fondasi dari hubungan yang baik antara manusia. Dengan memiliki kepercayaan pada orang lain, kita bisa membangun hubungan yang kokoh dan saling mendukung satu sama lain. Namun, kepercayaan juga harus diperoleh dengan cara yang benar, yaitu dengan bertindak jujur, terbuka, dan konsisten.
- Kebijaksanaan tentang Cinta
Cinta adalah tema yang sangat umum dalam sastra Jawa. Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula juga membahas tentang kebijaksanaan dalam cinta. Dalam serat ini dijelaskan bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang tulus dan ikhlas, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan imbalan. Selain itu, cinta yang sejati juga harus dilandasi dengan kepercayaan dan pengertian antara pasangan. Kebijaksanaan tentang cinta ini sangat relevan dalam kehidupan masa kini, terutama dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis dengan pasangan.
- Kebijaksanaan tentang Kehidupan
Bahwa kehidupan harus dijalani dengan bijak dan penuh tanggung jawab. Setiap tindakan yang kita lakukan harus dipertimbangkan dengan matang, dan harus memiliki tujuan yang jelas. Kita juga harus belajar untuk menerima kenyataan dan menghadapi masalah dengan bijaksana. Kebijaksanaan tentang kehidupan ini sangat relevan dalam kehidupan modern yang penuh dengan kompleksitas dan tantangan.
IV. Bagaimana Mengaplikasikan Kebijaksanaan dalam Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula dalam Kehidupan Sehari-hari?
- Menghargai Kebersamaan
Salah satu kebijaksanaan yang terdapat dalam Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula adalah tentang kebersamaan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengaplikasikan kebijaksanaan ini dengan menghargai hubungan yang kita miliki dengan orang lain, baik itu keluarga, teman, rekan kerja, dan sebagainya. Kita juga dapat belajar untuk tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi, tetapi juga memikirkan kepentingan bersama dalam setiap keputusan yang kita ambil.
- Menjaga Kepercayaan
Kebijaksanaan tentang kepercayaan dalam Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain. Kita dapat belajar untuk tidak berbohong atau mengkhianati kepercayaan orang lain, karena kepercayaan adalah sebuah nilai yang sangat penting dalam hubungan interpersonal.
- Menjalin Hubungan yang Sehat dan Bahagia
Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula juga mengajarkan kebijaksanaan tentang cinta dan hubungan yang sehat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengaplikasikan kebijaksanaan ini dengan cara menjalin hubungan yang sehat dan bahagia dengan pasangan atau keluarga kita. Kita dapat belajar untuk mendengarkan dengan baik, memahami perasaan orang lain, dan menciptakan suasana yang positif dalam hubungan kita.
- Menjadi Pribadi yang Bijaksana dan Tenang
Terakhir, kebijaksanaan tentang kehidupan dalam Serat Tripama Pupuh Dhandhanggula dapat diaplikasikan dengan menjadi pribadi yang bijaksana dan tenang. Kita dapat belajar untuk mengendalikan emosi kita dan tidak mudah terpancing untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Dengan menjadi pribadi yang bijaksana dan tenang, kita dapat menghadapi setiap masalah dalam kehidupan dengan lebih baik.