Larangan saat menjadi siswa PSHT

Apa saja larangan Menjadi Anggta dan siswa PSHT Sih?

Kamu tahu, dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), ada larangan yang seharusnya tidak boleh diabaikan. 

Larangan-larangan ini bukanlah sekadar aturan, tetapi merupakan fondasi dari kehidupan anggota PSHT. Mereka adalah pegangan untuk memastikan keselamatan dan keharmonisan di antara anggota.

Falsafah PSHT, “berani karena benar, takut karena salah,” menjadi kunci utama dalam menjalankan larangan ini. Dalam simbol garis putih tegak lurus dengan tanda merah di tengah, terkandung arti mendalam tentang kebenaran dan kejujuran.

Larangan saat menjadi siswa PSHT

Larangan-larangan ini tak hanya tentang membatasi kehendak pribadi, melainkan juga sebagai nasihat berharga untuk menjaga keselamatan. 

Menjaga keselamatan di sini bukan sekadar dari bahaya fisik, tetapi juga dari jatuh ke dalam sifat-sifat negatif dan jahat yang dapat merusak diri sendiri maupun orang lain.

Larangan Saat Menjadi Siswa PSHT

Pernahkah kamu mendengar bahwa larangan-larangan ini umumnya diberikan saat pematerian ke-SH-an atau kesetiahatian? 

Hal ini karena larangan-larangan siswa PSHT sejatinya bersumber dari ajaran agama. Mengingat PSHT memiliki panca dasar kerohanian, pepacuh ini memiliki tujuan murni: agar rohaniah anggota tetap suci dan terjaga.

Merusak Pager Ayu, Menjaga Hubungan Sesama Manusia

Salah satu larangan yang sangat penting bagi siswa PSHT adalah untuk tidak merusak Pager Ayu. Kita semua tahu betapa berharganya hubungan antara suami dan istri. 

Adalah kewajiban anggota PSHT untuk menghormati dan tidak mencampuri hubungan tersebut. Kalian tahu, merusak hubungan ini hanya akan membawa kekacauan dalam rumah tangga orang lain, dan itu benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai PSHT yang mengedepankan keadilan.

Mari kita ingat bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi. Dengan melanggar larangan ini, hati kita bisa menjadi gelisah dan dihantui oleh rasa bersalah. Ingatlah, menjaga harmoni dalam hubungan sesama manusia adalah tanggung jawab kita sebagai anggota PSHT.

Tidak berkelahi sesama PSHT

Saling berkelahi di antara sesama anggota PSHT adalah larangan yang sangat penting. Kita semua telah berkomitmen untuk menjaga persaudaraan. Jika kita berkelahi satu sama lain, maka kita sama-sama akan hancur. Pertikaian di antara kita hanya akan melemahkan fondasi PSHT dan merusak hubungan yang telah terbina.

Saat kita berada dalam situasi tegang atau konflik, ingatlah janji-janji persaudaraan yang telah kita lakukan. Mari kita cari jalan damai untuk menyelesaikan masalah. Itulah yang membuat PSHT menjadi keluarga yang kuat dan bersatu.

Poros Ijo, Menjaga Kesucian dan Martabat

Larangan terkait Poros Ijo sebenarnya adalah panggilan untuk menjaga kesucian. Anggota PSHT dilarang melakukan hubungan di luar nikah, yang dapat merenggut keperawanan dan martabat seseorang. Kita tahu bahwa agama-agama, termasuk Islam, mengajarkan hal yang sama. Melanggar larangan ini bukan hanya pelanggaran terhadap PSHT, tetapi juga terhadap nilai-nilai agama.

Jangan lupa, sebagai anggota PSHT, kita memiliki sumpah untuk berbudi pekerti luhur dan mengenal benar dari salah. 

Melanggar larangan ini berarti kita melupakan janji itu. Mari kita teruskan ajaran PSHT dengan teguh di dalam hati.

Mengajarkan Ilmu Beladiri dengan Bijak Tidak Boleh mengajarkan Tanpa Izin.

Terakhir, jangan lupa tentang larangan untuk tidak mengajarkan ilmu beladiri tanpa seizin pengurus. Ilmu yang kita pelajari di PSHT adalah berharga dan harus dijaga dengan baik.

 Memberikan ilmu tersebut kepada orang lain tanpa seizin pengurus adalah bentuk pengkhianatan terhadap persaudaraan.

Jadilah anggota PSHT yang bertanggung jawab. 

Mari kita jaga diri kita dari melanggar larangan-larangan ini. Ajaklah nasihat dari sesama anggota dan mintalah kekuatan dari Tuhan. Dengan begitu, kita akan dapat menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran PSHT.

Leave a Comment