At Takathur
At Takathur adalah salah satu surah (bab) dalam Alquran, kitab suci umat Islam. Surah At Takathur berisi 8 ayat (versi) dan terletak pada juz (bagian) ke-30 dari Alquran. Surah At Takathur diturunkan di kota Mekkah dan termasuk ke dalam golongan surah-surah Makkiyah, yaitu surah-surah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah (pindah) dari Mekkah ke Madinah. Surah At Takathur mengandung beberapa pesan penting tentang keinginan manusia untuk bersaing dan bertenggang rasa demi mengejar kekayaan, kehormatan, dan kedudukan yang lebih tinggi di mata orang lain. Pada akhirnya, pesan surah ini adalah agar manusia tidak terlalu mengejar kekayaan dan kedudukan yang tidak sepadan dengan apa yang sebenarnya dicari dalam hidup, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Kapan Surat At Takathur Diturunkan?
Surat At Takathur diturunkan pada masa kekhalifahan khalifah Umar bin Khattab di kota Madinah, sekitar tahun 634-644 Masehi. Surat At Takathur adalah surat ke-102 dalam al-Qur’an dan terdiri dari 8 ayat.
Apa Pelajaran dari Surah At Takathur?
Surat At Takathur mengajarkan beberapa pelajaran penting, di antaranya:
- Manusia harus memperhatikan peringatan Allah tentang kebinasaan yang akan menimpa orang-orang yang terlalu sibuk dengan kehidupan duniawi dan terobsesi dengan mengumpulkan harta benda.
- Manusia harus mengingat bahwa kehidupan di dunia hanya sementara, dan harus mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat.
- Manusia harus memperhatikan keseimbangan dalam kehidupan, tidak terlalu tergoda oleh dunia dan tidak terlalu sibuk dengan urusan duniawi sehingga mengabaikan kewajiban-kewajiban agama.
- Manusia harus selalu bersikap adil dan tidak memperlakukan orang lain dengan tidak adil demi mengejar kekayaan atau kemewahan.
- Manusia harus selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah, tidak sombong dan tidak merasa lebih baik daripada orang lain karena memiliki harta benda yang lebih banyak.
Apa Latar Belakang Surat At Takathur?
Surat At Takathur berbicara tentang orang-orang yang terlalu sibuk dengan duniawi dan terobsesi dengan mengumpulkan harta benda, kekayaan, dan kemewahan. Mereka tidak menyadari bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan bahwa mereka harus mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat. Surat At Takathur mengingatkan manusia untuk tidak terlalu tergoda oleh dunia dan mengingatkan mereka bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat.
Memahami Alasan Turunnya Surah At-Takasur
Analisis Faktor Historis dan Kontekstual yang Memicu Kemunculan Bab Penting dari Al-Qur’an ini
Surah At-Takasur adalah bab pendek dari Al-Qur’an yang terdiri dari hanya delapan ayat.
Namanya, At-Takasur, merujuk pada tema bab ini, yaitu mengejar keuntungan duniawi dan bahaya jika membiarkannya menguasai hidup kita.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami alasan turunnya Surah At-Takasur serta faktor historis dan kontekstual yang mempengaruhinya.
Memahami alasan ini sangat penting untuk menerjemahkan dan menerapkan ajaran surah ini dengan benar dalam kehidupan kita.
Pertama-tama, penting untuk memahami latar belakang turunnya Al-Qur’an secara keseluruhan.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam) dalam waktu 23 tahun, dalam serangkaian wahyu yang dikenal sebagai ayat atau ayat.
Ayat-ayat ini tidak diturunkan secara kronologis, melainkan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat Muslim pada waktu itu.
Oleh karena itu, konteks di mana sebuah ayat diturunkan dapat sangat mempengaruhi maknanya dan penerapannya.
Terkait dengan Surah At-Takasur secara khusus, diyakini telah diturunkan selama tahun-tahun akhir kehidupan Nabi, sekitar tahun 6 H (setelah Hijrah).
Ini adalah masa di mana masyarakat Muslim telah mengalami pertumbuhan dan ekspansi yang signifikan, baik dari sisi jangkauan geografisnya maupun kekayaan dan sumber dayanya.
Pertumbuhan ini menimbulkan tantangan dan godaan baru, termasuk godaan untuk mengejar keuntungan duniawi dan kesuksesan dengan mengorbankan kepuasan spiritual.
Di sini lah Surah At-Takasur diturunkan, sebagai pengingat bagi orang-orang beriman agar tidak membiarkan pengejaran keuntungan duniawi mereka mengalihkan perhatian mereka dari tujuan akhir yang ingin menyenangkan Allah dan mencapai keselamatan.
Ayat pertama Surah At-Takasur, “dalam dunia yang tidak terlihat…”, menetapkan pentingnya fokus pada yang tidak terlihat dan akhirat, bukan terpaku pada gangguan dunia ini.
Sisa surah tersebut terus memberi peringatan terhadap bahaya mengumpulkan kekayaan dan barang-barang materi, serta kebuasan tergantung pada mereka untuk keamanan dan kebahagiaan.
Surah juga menekankan pentingnya berhati-hati dalam tindakan dan berusaha menyenangkan Allah, karena pada akhirnya, Dia-lah yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan akhir seseorang.
Selain menangani godaan mengejar keuntungan duniawi, Surah At-Takasur juga menangani masalah persaingan dan persaingan di antara orang-orang beriman.
Surah tersebut memberi peringatan agar jangan membiarkan persaingan dan iri hati menguasai tindakan kita, dan mendorong orang-orang beriman untuk bekerja sama dan saling mendukung dalam usaha untuk menyenangkan Allah.
Pesan ini terutama relevan di dunia saat ini, di mana sering ada fokus pada persaingan dan keberhasilan individu dengan mengorbankan kerjasama dan komunitas.
Kesimpulannya, Surah At-Takasur diturunkan dalam konteks historis dan kontekstual tertentu, sebagai pengingat bagi orang-orang beriman agar tidak membiarkan pengejaran keuntungan duniawi mereka mengalihkan perhatian mereka dari tujuan akhir yang ingin menyenangkan Allah dan mencapai keselamatan. Surah juga berfungsi sebagai peringatan terhadap bahaya mengumpulkan kekayaan dan barang-barang materi serta pentingnya berhati-hati dalam tindakan dan berusaha menyenangkan Allah. Selain itu, surah juga mendorong orang-orang beriman untuk bekerja sama dan saling mendukung dalam usaha untuk melayani Allah.
Dengan memahami alasan turunnya Surah At-Takasur, kita dapat lebih memahami ajarannya dan menerapkannya dalam kehidupan kita sendiri, saat kita berusaha menyeimbangkan pengejaran keberhasilan duniawi dengan tujuan spiritual kita.
At Takathur Arab, Latin dan Arti Terjemahannya
Surah Ke 102 dalam Al Quran dan terdiri dari 8 Ayat, yang menjelaskan Tentang Kemewahan, Kemegahan.
Ayat Pembuka Doa:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang.
Ayat ke 1, Surah At Takathur:
اَلۡهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ
Al haaku mut takathur
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
“Kekhawatiranmu terhadap kemewahan telah menjadikanmu bersikap rakus.”
Ayat ke 2, Surah At Takathur:
حَتّٰى زُرۡتُمُ الۡمَقَابِرَؕ
Hatta zurtumul-maqoobir
Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
“Sampai kapan kamu tidak akan merasa puas?”
Ayat ke 3, Surah At Takathur:
كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَۙ
Kalla sawfa ta’lamuun
Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
“Sesungguhnya kemewahan di dunia ini hanyalah sementara.”
Ayat ke 4, Surah At Takathur:
ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَؕ
Thumma kalla sawfa ta’lamuun
Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
“Kemudian kembali kepada Tuhanmu. Dan pasti kamu akan mendapat keadilan.”
Ayat ke 5, Surah At Takathur:
كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُوۡنَ عِلۡمَ الۡيَقِيۡنِؕ
Kalla law ta’lamuuna ‘ilmal yaqiin
Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,
“Dan sesungguhnya Dia-lah yang lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ke 6, Surah At Takathur:
لَتَرَوُنَّ الۡجَحِيۡمَۙ
Latara-wun nal jahiim
Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,
“Kamu memperbudak diri sendiri demi kemewahan.”
Ayat ke 7, Surah At Takathur:
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ الۡيَقِيۡنِۙ
Thumma latara wunnaha ‘ainal yaqiin
Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
“Kemudian kemewahan itu menjadikanmu benci.”
Ayat ke 8, Surah At Takathur:
ثُمَّ لَـتُسۡـَٔـلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ النَّعِيۡمِ
Thumma latus alunna yauma-izin ‘anin na’iim
Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
“Kemudian kemewahan itu menyebabkan kematianmu.”
Surah At Takathur Tafsir
Tafsir Qs. At Takathur adalah sebuah surah dalam Al Quran yang terdiri dari 8 ayat. Surah ini membahas tentang kemegahan dan kemewahan.
- Ayat pertama surah ini menyatakan bahwa kemegahan telah melalaikan manusia, sehingga mereka menjadi terlalu khawatir tentang kemewahan dan menjadi rakus.
- Ayat kedua menyatakan bahwa orang-orang yang terlalu khawatir tentang kemewahan akan selalu mencari lebih banyak kemewahan hingga mereka masuk ke dalam kubur.
- Ayat ketiga menyatakan bahwa orang-orang yang terlalu khawatir tentang kemewahan akan mengalami kehancuran di dunia dan di akhirat.
- Ayat keempat menyatakan bahwa orang-orang yang terlalu khawatir tentang kemewahan akan diuji di akhirat dan akan mendapat keadilan sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan di dunia.
- Ayat kelima menyatakan bahwa jika manusia mengetahui dengan pasti tentang kehancuran yang akan mereka alami, mereka pasti tidak akan terlalu khawatir tentang kemewahan.
- Ayat keenam menyatakan bahwa orang-orang yang terlalu khawatir tentang kemewahan akan melihat neraka Jahim dengan mata kepala sendiri.
- Ayat ketujuh menyatakan bahwa orang-orang yang terlalu khawatir tentang kemewahan akan diinterogasi di akhirat tentang kemewahan yang telah mereka peroleh di dunia.
- Ayat terakhir surah ini menyatakan bahwa orang-orang yang terlalu khawatir tentang kemewahan akan ditolak oleh Allah dan tidak akan mendapat kemewahan di akhirat.
Surah At Takathur memperingatkan manusia agar tidak terlalu khawatir tentang kemewahan di dunia dan lebih fokus pada kebaikan dan kebenaran. Manusia harus memahami bahwa kemewahan di dunia hanyalah sementara dan akhirat adalah tempat yang sebenarnya untuk mencari kemewahan yang abadi.
Apa Manfaat Surah At Takathur?
Surat At Takathur dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya:
- Menjadi pengingat bagi manusia untuk tidak terlalu sibuk dengan kehidupan duniawi dan terobsesi dengan mengumpulkan harta benda.
- Menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat.
- Menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu mengingat Allah dan tidak lupa dari kewajiban-kewajiban agama.
- Menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu bersikap adil dan tidak memperlakukan orang lain dengan tidak adil.
- Menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah dan tidak sombong.
Kelebihan Surah At Takathur
Surah At Takathur adalah surah ke-102 dalam Al-Quran yang terdiri dari 8 ayat. Berikut adalah beberapa kelebihan Surah At Takathur:
- Mengingatkan kita tentang keinginan orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan. Mereka terus-menerus berusaha mengumpulkan harta dan tidak merasa cukup sampai mereka tidak lagi memiliki sesuatu yang harus dikumpulkan. Surah At Takathur memberi peringatan kepada kita tentang bahaya menjadi terlalu terobsesi dengan kekayaan.
- Menunjukkan kepada kita betapa tidak bernilainya kekayaan dan kemewahan di hadapan Allah. Orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan di dunia akan merasa kehilangan apa yang telah mereka kumpulkan saat mereka mati dan kembali kepada Allah.
- Menunjukkan kepada kita betapa pentingnya bersikap rendah hati. Orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan sering kali memandang rendah orang lain dan merasa superior. Surah At Takathur mengingatkan kita bahwa sikap rendah hati adalah sikap yang lebih baik di hadapan Allah.
- Menunjukkan kepada kita betapa pentingnya menghargai waktu. Orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan sering kali terlalu sibuk dengan kegiatan mengumpulkan harta sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk beribadah kepada Allah atau bersikap baik terhadap orang lain. Surah At Takathur mengingatkan kita bahwa waktu adalah sangat berharga dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
- Menunjukkan kepada kita betapa pentingnya memiliki tujuan hidup yang jelas. Orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan sering kali tidak memiliki tujuan hidup yang jelas selain mengumpulkan harta. Surah At Takathur mengingatkan kita bahwa kita harus memiliki tujuan hidup yang lebih besar daripada hanya mengumpulkan kekayaan di dunia.
- Menunjukkan kepada kita betapa pentingnya mengikuti petunjuk Allah. Orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan sering kali melakukan apa saja demi mengumpulkan harta, bahkan jika itu melanggar aturan Allah. Surah At Takathur mengingatkan kita bahwa kita harus selalu mengikuti petunjuk Allah dan tidak boleh melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan agama hanya demi mengumpulkan kekayaan.
- Menunjukkan kepada kita betapa pentingnya memperhatikan akhirat. Orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan sering kali terlalu terpusat pada kekayaan di dunia dan tidak memperhatikan akhirat. Surah At Takathur mengingatkan kita bahwa akhirat adalah tempat kembali yang sebenarnya dan kekayaan di dunia tidak akan bermanfaat di sana.
- Menunjukkan kepada kita betapa pentingnya menjadi bersyukur. Orang-orang yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan sering kali tidak bersyukur atas apa yang mereka miliki karena mereka terus menginginkan lebih banyak. Surah At Takathur mengingatkan kita bahwa kita harus selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita.
Surah At Takathur adalah salah satu surah dalam Alquran yang berisi 8 ayat dan terletak pada juz ke-30. Surah ini diturunkan di kota Mekkah pada masa kekhalifahan khalifah Umar bin Khattab di Madinah, sekitar tahun 634-644 Masehi. Surah At Takathur termasuk ke dalam golongan surah-surah Makkiyah yaitu surah-surah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Isi dari surah ini mengandung pesan penting tentang keinginan manusia untuk bersaing dan bertenggang rasa demi mengejar kekayaan, kehormatan, dan kedudukan yang lebih tinggi di mata orang lain. Namun, pesan akhir dari surah ini adalah agar manusia tidak terlalu mengejar kekayaan dan kedudukan yang tidak sepadan dengan apa yang sebenarnya dicari dalam hidup, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Surah At Takathur juga mengajarkan beberapa pelajaran penting, di antaranya adalah pentingnya memperhatikan peringatan Allah tentang kebinasaan yang akan menimpa orang-orang yang terlalu sibuk dengan kehidupan duniawi, pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat, pentingnya memperhatikan keseimbangan dalam kehidupan, dan pentingnya bersikap adil terhadap orang lain.