Warga Jenius Setia Hati Terate
Figure Kang Mas Irsyad Hadi Widagdo lahir pada tahun 1911 hingga wafat di tahun 1974, beliau ialah siswa didik Setia Hati saking kanjeng susuhan Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Beliau latihan semenjak tahun 1933 di Pencak Sport Club (PSC) dan beliau berpeluang untuk dapat belajar dan dikecer oleh sesepuh seorang figur pencetus ilmu Setia Hati yakni Ki Ngabehi Soerodiwirdjo. Saat waktu itu jalinan di antara Ki Hadjar Hardjo Oetomo dan Ki Ngabehi Soerodiwirdjo memang masih erat. Ini ditunjukkan dengan photo bersama beberapa tokoh Setia Hati yang di antaranya Ki Ngabehi Soerodiwirdjo atau biasa disebut Eyang Soero dengan Kang Mas Hadjar Hardjo Oetomo dan siswa didiknya.
Penjelasan Gambar diatas dengan posisi Berdiri dari kiri ke kanan ialah Mas Santoso, Mas Irsyad Hadi Widagno, Mas Seotomo, Mas Soenaryo, Mas Hardjo Mardjut dan untuk diposisi lengah saking kiri teng kanan meniku paring asma Ki Hadjar Hardjo Oetomo, Ki Ngabehi Soerodiwirdjo, Mas Moenandar, untuk akhir ini yang posisi berjongkok dengan berpose pasang bawah dari kiri ialah Mas Suratno dan Mas Soenyono.
Jenius adalah Warga Angkatan Pertama Setia Hati Terate
Mas Irsyad ditetapkan sebagai warga angkatan pertama dari Setia Hati Terate (yang waktu itu masih namanya PSC) di tahun 1935. Berlima dengan 4 rekanan beliau yang lain yakni Kang Mas Hardjo Mardjud, Kang Mas Soenaryo, Kang Mas Soenyono, dan Kang Mas Santoso. Pada periode itu latihan pencak Setia Hati masih dilaksanakan secara terbatas dan tertutup. Cuma 7-8 siswa dalam tuntunan seorang pelatih.
Si Jenius Pengiat Silat
Sebagai seorang pegiat silat, mas Irsyad dikenali sebagai petarung yang handal. Di periode itu laga silat antara saluran dapat disebut masih bebas, tanpa ketentuan. Siapakah yang tergeletak, tersebut yang kalah. Tidaklah aneh dalam tiap laga, mobil ambulan akan bolak-balik jemput petarung yang tidak sadar.
Karakter Figure Jenius yang Kritis
Sebagai petarung aliran Pencak Silat beliau seorang figure Mas Irsyad Hadi Widagno bersikap sangat kritis terhada dengan jurus-jurus yang diterima dari Kang Mas Hardjar Hardjo Oetomo, pelatihnya. Berhubungan dengan gerakan apa yang efisien beliau akan sampaikan sangat efektif atau efisien dalam penggunaan dan penyelesaian, akan tetapi apa yang tidak efektif atau tidak efisien, beliau Kang Mas Irsyad akan bilang langsung bahwa itu tidak efektif. Seperti pukulan bandul/bandilan (pukulang dari samping memakai punggung tangan) misalnya. Dia memiliki pendapat, pukulan seperti itu tidak efektif. Demikian pula sistem edukasi lewat jurus yang sulit dan condong filosofis, dia mengkritisinya. Kelamaan menurutnya. Rerata seorang pelajar perlu menyelesaikan enam tahun untuk kuasai semua jurus. Belum juga, jurus Setia Hati waktu itu masih perlu ditingkatkan supaya efektif. Dengan bahasa yang eksplisit “dapat jurus tidak dapat jamin dapat pencak (baca: bertanding).” Maka latihan 36 Jurus “Hardjo Oetaman” biarlah lama belum pasti efisien pula.
Jenius adalah Alumni Sekolah Teknik
Karena itu, sebagai seorang alumni sekolah tehnik di Surabaya dan dengan bekal pengetahuan mengenai anatomi badan dari dokter di Semarang beliau pub membuat sistem latihan pencak Setia Hati yang lebih struktural dan terancang. 36 jurus Setia Hati Terate dia pecah ke 90 gerak dasar yang lebih sederhana. Tiap gerak dasar dia pikir dengan masak susunan posisi latihannya dan pergerakan.
Beliau adalah pendekar yang teknik beladiri benar-benar kuasai, hingga sanggup dan dapat membuat senam dasar 90 dan mengubah jurus lama (Yang dipakai Keturunan SH lainnya) untuk membandingkan PSHT sebagai saluran organisasi Paguron yang memperbaiki.
Mengubah materi jurus dan menambahkan senam dasar sebagai hal yang tidak gampang, karena ruh beladiri berada dalam permainan jurus yang dipakai. Dari peralihan jurus lama ke jurus baru tersebut yang sekarang ini bisa kita alami, sanggup membuat PSHT di pertimbangkan dalam teknik beladiri dan bisa juga di ngomong lebih baik dari Perguruan lainnya. baik secara fisik atau olah teknik. Jurus lama yang di ubah oleh beliau ialah :
Pada zaman kepimpinan Bapak Irsyad Hadi Widagdo ini lahir keputusan penting yang lain. Yaitu pembuatan Code Pendekar Setia Hati Terate. Karena itu, dalam jaga tuntunan PSHT. Alm. Kang Mas Tarmadji Boedi Harsono pernah ngendikan tidak untuk pelajari jurus lama karena PSHT sudah melalui banyak transisi perubahan riwayat yang tidak terlepas dari laris tirakat oleh beberapa beberapa tokoh yang berperanan penting dalam perubahan PSHT hingga menjadi organisasi beladiri terbesar di Dunia.
Jurus Jenius Menjadi Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Terate
Pada waktu itu kebenaran Kang Mas Irsyad Widagno jadi ketua Setia Hati Terate (SHT) untuk gantikan Kang Mas Soetomo Mangkudjoyo, Kang Mas Irsyad Widagno juga mengajukan dan memberikan saran supaya jurus Setia Hati Terate terkait hasi inisiatif 36 jurus dasar ini diganti dengan 90 “jurus” hasil karya atau (ciptaannya). Kembali juga, 90 “jurus” karya atau cipta ini semua diambil dari 36 jurus, namun dibikin lebih simpel dan struktural. Tetapi, saran ini ditampik oleh kadhang senior lainnya. Karena itu, jalan tengahnya gerak dasar karya ciptaannya ini selanjutnya diberi nama senam dan diberikan sebagai pergerakan dasar sehingga disebut senam dasar, dan hal ini adalah ajaran untuk pada saat atau tahapan siswa yang belajar sebelum masuk ke ilmu pengajaran jurus setia hati. Adapun jurus yang diberikan masih tetap jurus karya atau ciptaan oleh Kang Mas Ki Hadjar Hardjo Oetomo (yang beliau modifikasi dari pencak Setia Hatinya Ki Ngabehi Soerodiwirjo). Tetapi, mas Irsyad lakukan beberapa pembaruan. Misalkan:
- Jotosan atau pukulan “bandul” ditukar dengan pukulan yang mirip dengan “uppercut – pukulan pendek runjam” namun dalam SH Terate disebut “swing” dengan titik fokus kedalam ulu hati;
- Dibikin jurus baru terkait jurus 4 agar lebih simpel, sementara jurus 4 lama dipindah alih posisi urusan jadi jurus 25;
- Jurus yang semula cuman satu versus selanjutnya beliau buat jadi dua versus yakni A dan B. Hingga ada jurus 1A dan 1B, 2A dan 2B, dst. Di mana jurus B ialah jawaban untuk hadapi jurus A;
- Pasangan yang awalannya kuda-kudanya bermacam (depan, belakang, ke samping, rendah, atas) diseragamkan. Mayoritas jadi depan atas.
Eksperimen Optimasi Jurus Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate
Mas Irsyad lakukan beragam uji cobatasi untuk lakukan pembaruan ini. Beliau Kang Mas Irsyad Hadi Widagno mengajari senam dasar dan jurus dasar yang sudah ditingkatkan ini ke siswa atau murid didiknya saat itu. Satu diantaranya ialah mas Imam Koesupangat. Untuk mengetes kehebatan sistemnya, tahun 1963 diselenggarakanlah tinju bebas antara saluran di muka karesidenan Madiun. Ada 16 partai pertandingan. Kang Mas Imam Koessoepangat terhitung ialah sebagai salah satunya perwakilan dari SH Terate dan beliau bertemu dengan RM Soekoco dari SH Tuhu Kemauan. Pertempuran terjadi dalam tiga babak. RM Soekoco ini ibarat punyai pengetahuan tahan, tidak mempan disepak dan dipukul. Setelah memahami hal tersebut sehingga Kang Mas Imam Koessoepangat memakai ilmu kuncian atau kripen. Sesudah dilakukan penguncian terhadap rivalnya membuat tidak berdaya dan sehingga pada akhirnya lawan bisa dipastikan mengalami kekalahan dan kenyataannya memang kalah.
Gejolak Pertumbuhan Siswa Didik Persaudaraan Setia Hati Terate Pasca Pertandingan Imam Koessoepangat
Kemenangan Persaudaraan Setia Hati Terate di pertandingan tinju bebas pada saat itu membuat anak muda Madiun bersama-sama ingin belajar dalam SH Terate. Satu minggu sesudah laga itu, terdaftar ada 1000 orang yang ingin mendaftarkan SH Terate. Berikut peristiwa awalan yang membuat SH Terate selanjutnya jadi perguruan silat dalam jumlah anggota paling banyak di Indonesia. Mulai saat sejak waktu tersebut organisasi pencak Persaudaraan Setia Hati Terate diberikan secara masal. Silabusnya? Memakai senam dasar kreasi Kang Mas Irsyad Hadi Widagno dan jurus dasar yang ditingkatkan olehnya.
Persaudaraa Setia Hati Terate di wilayah Kota Bandung yang dibangun oleh Kang Mas Irsyad. Waktu itu tidak ada standarisasi simbol dan seragam. Mas Irsyad ini beralih-pindah rumahnya, ikuti perubahan kerjanya di Jabatan Kereta Api. Pernah tinggal di Madiun, Aceh, dan Bandung. Beliau sempat tinggal 2 tahun di Jepang di tahun 1961-1963.
Mengulas Senam Dasar Olahraga SH Terate
Mas Irsyad memang orang yang jenius. Saat saya membahas ulangi posisi dan pergerakan senam kreasi beliau, saya baru pahami nilainya. Walau sebenarnya 20 tahun kemarin saat saya belajar, saya berasa biasa-biasa saja. Saya menganalisia bahwa senam dasar SH Terate hasil yang di optimasi dengan kreasi dari Kang Mas Irsyad hingga mendapati beberapa tingkatan latihan yang diklasifikasi seperti berikut ini:
- Tahapan 1 (senam 1-10) konsentrasi pada mempersiapkan otot pinggang dan kaki;
- Tahapan 2 (senam 11-20) latih pergerakan gempuran dan belaan dengan tangan dan sebagai selingan yakni dari kakak pelatih yang mungkin menurut dalam hal ini masih kurang tepat dalam mengajari senam 16, senam 16 yang digunakan untuk memukul dan menyepak pelajar, karena mereka berasumsi senam 16 mempunyai tujuan untuk latih otot perut. Walau sebenarnya, Kang Mas Irsyad Hadi membuat senam dasar 16 untuk menempa gempuran siku ke atas;
- Tahapan 3 (senam 21-30) latih “jurus” dasar, yakni pasangan diteruskan dengan gempuran atau belaan yang didalami di tahapan 2. Dan karena otot kaki dan pinggang telah dilatih di tahapan 1, kuda-kuda di tahapan ini cukup kuat.
- Tahapan 4 (senam 31-40) konsentrasi latih sepakan;
- Tahapan 5 (senam 41-50) latih sambutan (untuk menangani sepakan);
- Tahapan 6 (senam 51-60) ialah “jurus” yang menyusun tahapan 4 dan 5;
- Dan sebagainya.
Begitu jeniusnya mas Irsyad kan? Membedah jurus dan membuat ulangi berbentuk senam yang diatur secara bertahap. Mas Irsyad lakukan apa yang diberi nama dalam pengetahuan pengajaran dengan sistem scaffolding, dan di dunia olahraga dikenali dengan istilah progressive training. Konsentrasi arah sistem ini ialah kepenguasaan ketrampilan, bukan sekedar mengingat pergerakan. Lumrah jika ada yang menjelaskan, kuasai senam saja cukup untuk bela diri dan bertanding. Tidaklah aneh, mas Irsyad cuma mengajari senam dasar ke putra-putrinya tidak ada yang diajarinya jurus dasar. Karena akar jurus Setia Hati telah bersatu dengan senam dasar yang telah dibuatnya. Oleh Kang Mas Sam dari putra Kang Mas Irsyad Widagno bercerita tiap habis shalat subuh semua anaknya dibawa untuk latihan senam Setia Hati. Dan mas Irsyad benar-benar memerhatikan kualitas pergerakan dari putra-putrinya. Bila senam belum dilaksanakan dengan pergerakan yang betul, jadi tidak akan ditambahkan pergerakan baru. Tiap pergerakan harus dilaksanakan secara akurat dan dimengerti maksudnya, bukan sekedar digerakkan saja.
Metamorfosis Optimasi Jurus dan Senam Dasar dari Jenius
Apa yang sudah dilakukan Kang Mas Irsyad Hadi Widagno pada tahun 1950an ini serupa dengan yang dilaksanakan oleh tokoh dari negeri Tiongkok yakni Bruce Lee di tahun 1960an, dan ust Habiburrahman di tahun 1990an. Menurut Bruce Lee, beladiri tradisionil China perlu dibongkar supaya lebih efisien dalam pertempuran yang sebetulnya. Bruce Lee mengubah Wing Chun yang didalaminya dari sifu Yip Man. Dia juga pelajari beragam pergerakan beladiri lain untuk diperhitungkan dan diambil yang kelihatan efisien selanjutnya dia membuat salurannya sendiri yang diberi nama Jeet Kun Do. Demikian pula ustadz Habiburrahman. Beliau mengubah ulangi sistem training Thifan Po Khan dari gurunya, ustadz M membereskannya, dan arzdedeq. 300an jurus Thifan disederhanakan dalam tahapan-tahapan latihan (disebutkan dengan bab). Mulai bab tangan, kaki, tangan-kaki, tangkapan-kuncian, bantingan, dsb. Dengan begitu pelajar bisa konsentrasi mempertajam kapabilitasnya lebih terstruktur. Sudah pasti apa yang sudah dilakukan oleh Bruce Lee dan ust Habibburrahman ini memunculkan kontroversi. Ini wajar. Sama seperti seperti pada badan Setia Hati Terate sendiri, saat ini ada pergerakan untuk kembalikan jurus lama/berpengalaman (jurus Hardjo Oetaman). Beberapa selanjutnya membangun organisasi sendiri karena tidak bisa salurkan aspirasinya di sini.
Kejeniusan mas Irsyad tidak stop di sini. Dia juga membuat 15 jurus toya, 17 tehnik menangani tusukan pisau, dan beragam tehnik krippen (penguncian dan melepaskan penguncian). Bukan itu saja, mas Irsyad membuat code warga. Code rahasia untuk ketahui apa orang yang kita jumpai ini masyarakat Setia Hati T bukan atau erate.
Pesan Penulis dan Doa untuk Jenius Kang Mas Irsyad Hadi Widagno
Apa saja yang terjadi sekarang ini, Setia Hati Terate ialah silat pertama saya. Saya ditetapkan sebagai warga pada tahun 2013 yang mana sebenarnya bisa saja di tahun sebelum atau setelah tahun 2000an, berhubung saat tahun itu di daerah saya Ponorogo banyak gejolak dan atas Ijin Orang tua juga, akan tetapi saya tetap bisa melanjutkan langka masuk kedalam keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate di Ranting Kelumpang Hulu, Cabang Kota Baru, Pusat Madiun. Senam, jurus, tehnik toya, belati, dan krippen yang saya dalami ialah hasil kreasi mas Irsyad. Silahkan do’akan supaya beliau dilapangkan pendamnya, diampuni semua dosa-dosanya, dan kreasinya jadi amal jariyah untuk beliau.