Adigang Adigung Adiguna
Adigang Adigung Adiguna
Pepatah Jawa ini mengajarkan untuk tidak mengunggul-unggulkan atau menyombongkan keelokan badan, raut wajah, besarnya tubuh atau garis keturunan, ilmu atau pengetahuannya, dan kelihaiannya dalam berbicara atau merdunya suara dan lain sebagainya. Setiap individu harus memahami bahwa semua yang dimilikinya hanyalah titipan dari Allah Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini, Persaudaraan Setia Hati Terate mengambil pelajaran dari pepatah tersebut untuk mengingatkan anggotanya agar tidak menyombongkan apapun yang dimilikinya.
Seorang yang merasa dirinya lebih dari orang lain cenderung menjadi sombong dan angkuh. Kesombongan ini dapat merusak hubungan baik antar sesama manusia dan bahkan dapat merugikan dirinya sendiri. Karena itulah, sebagai insan Setia Hati Terate, diwajibkan untuk menjaga sikap rendah hati dan tidak memandang rendah orang lain.
Selain itu, kesombongan karena merasa dirinya lebih dari Saudara Setia Hati Terate yang lain juga sangat berbahaya. Hal ini seringkali mengakibatkan Saudara Setia Hati Terate yang bersangkutan berlaku semena-mena terhadap Saudara Warga Setia Hati Terate yang lainnya. Sikap semena-mena ini akan merusak tali persaudaraan yang sudah terjalin selama ini.
Oleh karena itu, sebagai insan Setia Hati Terate, kita harus selalu mengingatkan satu sama lain untuk menjaga sikap rendah hati dan tidak terjebak dalam kesombongan. Kita harus saling menghargai dan menghormati, serta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri tanpa harus merendahkan orang lain. Sehingga, kita bisa menjadi insan yang sukses di mata Allah dan juga di mata manusia.
Arti dari Adigang Adigung Adiguna
Sifat Adigang Adigung Adiguna adalah sifat manusiawi yang dapat membawa dampak negatif pada kehidupan sosial seseorang. Oleh karena itu, sebagai manusia yang berbudaya, kita harus berusaha menghindari sifat-sifat tersebut dan membangun sikap yang lebih positif dalam hidup. Pada artikel ini, akan dibahas tiga sifat tersebut, yaitu Adigang Adigung Adiguna, beserta dampak negatifnya pada kehidupan bermasyarakat dan bagaimana cara menghindarinya. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan menjadi panduan bagi kita semua dalam hidup bermasyarakat yang harmonis dan damai.
Contoh kalimat Adigang Adigung Adiguna dalam hurus Aksara Jawa:
꧋ꦄꦢꦶꦒꦁꦄꦢꦶꦒꦸꦁꦄꦢꦶꦒꦸꦤ
ADIGANG Adigung Adiguna Tegese
Adigang, sifat yang seringkali dihubungkan dengan kesombongan dan keangkuhan, menjadi salah satu hal yang sangat tidak disukai dalam masyarakat. Seseorang yang memiliki sifat adigang cenderung suka menyombongkan kekuatan, kekuasaan, jabatan, pangkat kewenangan atau otoritas yang dimilikinya. Sikap ini cenderung diwujudkan dalam tindakan yang otoriter, sewenang-wenang, dan suka main hakim sendiri tanpa mempertimbangkan nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Seorang yang memiliki sifat adigang selalu berusaha menempatkan dirinya sebagai pribadi yang berkekuatan tunggal dan tidak tersaingi. Ia menganggap keberadaannya sebagai pribadi yang paling berkuasa. Hal ini tentunya membawa konsekuensi yang tidak baik, sebab jika ada orang lain yang menampilkan diri sebagai pesaing, maka orang tersebut dianggap sebagai musuh yang harus disingkirkan.
Namun, sebaiknya sifat adigang tidak dijadikan patokan dalam kehidupan kita. Sebaliknya, kita harus selalu berusaha untuk menjaga sikap rendah hati dan tidak memandang rendah orang lain. Kita harus memahami bahwa kekuatan, kekuasaan, jabatan, pangkat kewenangan atau otoritas yang dimiliki seseorang hanyalah titipan dari Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk mempergunakan segala kekuatan dan otoritas yang dimiliki untuk kepentingan yang lebih besar.
Sebagai individu yang berakhlak baik, kita harus selalu berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan cara-cara yang santun dan terhormat. Seseorang yang berakhlak baik akan selalu memperhatikan nilai moral yang terkandung dalam setiap tindakannya. Dengan demikian, seseorang yang memiliki sifat adigang dapat berubah menjadi individu yang lebih bijaksana dan mempergunakan segala kekuatan yang dimilikinya untuk kebaikan bersama.
Oleh karena itu, sebagai manusia yang berakhlak baik, kita harus selalu menjaga sikap rendah hati dan tidak memandang rendah orang lain. Kita harus selalu berusaha untuk menggunakan kekuatan dan otoritas yang dimiliki untuk kepentingan yang lebih besar, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan damai.
Tegese Adigang ADIGUNG Adiguna
Adigung atau Adigung merupakan suatu sifat manusiawi yang terlalu menonjolkan aspek kekayaan, harta benda, martabat, atau harga diri. Orang yang memiliki sifat ini cenderung mengukur segala-galanya berdasarkan uang atau materi. Mereka menjadi pribadi yang sangat materialistis dan berkeyakinan bahwa segala sesuatu dapat dilakukannya dengan uang. Namun, sifat ini akan membawa dampak negatif bagi dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, adigung dapat memicu adanya kesenjangan sosial dan perbedaan perlakuan terhadap orang yang memiliki banyak uang dengan orang yang tidak memiliki uang banyak. Orang yang merasa berada di atas orang lain karena kekayaannya cenderung merendahkan mereka yang dianggapnya kecil dan tidak berarti. Hal ini tentu saja tidak baik bagi kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan damai.
Sifat adigung juga dapat menimbulkan ketidakadilan dan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam pemilihan pekerjaan, pendidikan, maupun dalam penyelesaian masalah di masyarakat. Orang yang terlalu mengedepankan uang dan materi dalam hidupnya cenderung mengabaikan nilai-nilai moral dan etika dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai manusia yang berbudaya, kita harus menghindari sifat adigung ini dan membangun sikap yang lebih positif dalam hidup, seperti sikap rendah hati, menghargai keberagaman, dan mengedepankan nilai-nilai moral dan etika dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, kita akan mampu membangun masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan sejahtera bagi semua pihak.
Paribasan Adigang Adigung ADIGUNA Tegese
Adiguna, seperti yang telah disebutkan, adalah sifat yang terlalu mengagung-agungkan bakat dan kepandaian yang dimiliki seseorang. Tentunya, memiliki bakat dan kepandaian adalah suatu kelebihan yang patut disyukuri. Namun, ketika sifat ini berlebihan, maka hal tersebut dapat membawa dampak negatif pada kehidupan sosial seseorang.
Seorang yang memiliki sifat Adiguna akan selalu merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling pandai dan berbakat. Sikap ini dapat membawa ke kesombongan yang berlebihan, sehingga membuat orang tersebut haus akan penghargaan diri dan merasa bahwa orang lain tidak berkemampuan. Dampak negatifnya adalah terjadinya ketidakharmonisan dalam interaksi sosial, karena seseorang yang terlalu mengagungkan dirinya sendiri akan cenderung mengesampingkan peran dan kemampuan orang lain.
Namun, sebagai manusia yang berakal dan berpikiran positif, kita harus mampu mengambil hikmah dari sifat Adiguna. Kita harus belajar untuk menghargai bakat dan kepandaian yang kita miliki, namun tetap menjaga sikap rendah hati. Sebab, kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh bakat dan kepandaian yang dimilikinya, tetapi juga oleh sikap dan tindakan yang ditunjukkan.
Oleh karena itu, mari kita mengambil hikmah dari sifat Adiguna dan berusaha untuk tidak merendahkan orang lain. Kita harus tetap bersikap rendah hati dan memperlihatkan rasa hormat pada orang lain, serta terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki tanpa mengesampingkan peran orang lain. Dengan begitu, kita dapat mencapai kesuksesan yang sebenarnya dan mampu menjalin hubungan sosial yang harmonis dengan orang lain.
Orang yang memiliki sifat Adigang Adigung Adiguna umumnya cenderung merasa lebih superior dibandingkan orang lain di sekitarnya. Sifat-sifat ini seringkali membuat orang yang memilikinya kurang bisa menghargai dan menghormati orang lain dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami dengan baik ciri-ciri orang yang memiliki sifat Adigang Adigung Adiguna.
- Ciri pertama orang yang memiliki sifat Adigang Adigung Adiguna adalah merasa dirinya paling elok rupawan. Mereka cenderung merasa dirinya lebih baik dan lebih cantik atau tampan dibandingkan orang lain. Hal ini menyebabkan mereka menganggap orang lain kurang seelok dan kurang menarik dibandingkan dirinya.
- Ciri kedua orang yang memiliki sifat Adigang Adigung Adiguna adalah menganggap dirinya paling besar dan kuat. Mereka seringkali merasa lebih kuat dan lebih mampu dalam melakukan suatu pekerjaan dibandingkan dengan orang lain. Hal ini membuat mereka menganggap orang lain kurang mampu dan kurang berdaya.
- Ciri ketiga orang yang memiliki sifat Adigang Adigung Adiguna adalah merasa dirinya adalah keturunan orang hebat. Mereka seringkali merasa bangga dengan latar belakang keluarganya yang dianggap prestisius dan terhormat. Hal ini membuat mereka menganggap orang lain yang berasal dari latar belakang keluarga yang kurang prestisius sebagai orang yang tidak memiliki kelas sosial yang sama dengan dirinya.
- Ciri keempat orang yang memiliki sifat Adigang Adigung Adiguna adalah menganggap dirinya paling pintar. Mereka cenderung merasa lebih tahu dan lebih pandai dalam melakukan sesuatu dibandingkan dengan orang lain. Hal ini membuat mereka cenderung suka menggurui dan menganggap orang lain tidak tahu apa-apa.
- Ciri kelima orang yang memiliki sifat Adigang Adigung Adiguna adalah merasa dirinya paling pandai berbicara. Mereka seringkali merasa lebih mahir dalam berbicara dan mampu mempengaruhi orang lain dengan kata-katanya. Hal ini membuat mereka cenderung suka mempengaruhi orang lain dengan kelihaiannya dalam berbicara.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat Adigang Adigung Adiguna ini. Jangan merasa superior atau lebih baik dari orang lain hanya karena perbedaan latar belakang, penampilan, atau kemampuan. Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan pula suka menggurui atau mempengaruhi orang lain dengan kata-kata, karena hal ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan konflik di antara kita. Lebih baik saling menghargai dan menghormati orang lain dengan baik, sehingga kita bisa hidup dengan damai dan harmonis bersama.
Adigang Adigung Adiguna Dalam Serat Wulangreh
Adigung, dan Adiguna, yang mengingatkan orang untuk tidak terlalu bergantung pada kekuatan, kekuasaan, dan kemampuan mereka. Kijang mewakili Adigang, Gajah mewakili Adigung, dan Ular mewakili Adiguna. Setiap binatang melambangkan apa yang orang andalkan, seperti Kijang dengan kecepatannya, Gajah dengan ukurannya, dan Ular dengan bisa racunnya. Namun, ketiga binatang itu akhirnya mati, membuktikan bahwa hanya mengandalkan kemampuan seseorang saja tidaklah cukup. Oleh karena itu, orang harus berhati-hati dan waspada dalam perilaku mereka, karena kelalaian dapat menyebabkan kegagalan dan konsekuensi yang tidak diinginkan. Pada akhirnya, binatang-binatang itu mati karena tindakan dan kelalaiannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh sombong dan terlalu percaya diri dalam kekuatan, kekuasaan, dan kemampuan kita, tetapi sebaliknya tetaplah rendah hati dan waspada.
Pesan bijak yang terkandung dalam Serat Wulangreh karya Sri Sunan Pakubuwana IV mengajarkan bahwa manusia seharusnya tidak terlalu mengandalkan kelebihan yang dimilikinya, terutama dalam hal Adigang, Adigung, dan Adiguna. Adigang melambangkan kekuatan, Adigung melambangkan kekuasaan, dan Adiguna melambangkan kepandaian. Pesan moral yang kuat ini terdapat dalam Pupuh ke 3 (Sekar Gambuh) bait ke 4 – 10, dan menjadi pengingat bagi kita untuk selalu rendah hati dan waspada dalam setiap tindakan yang kita lakukan.
Contoh Ungkapan Adigang Adigung Adiguna dalam Serat Wulangreh
- Pada bait ke 4 di bawah, disebutkan bahwa Sifat Adigang diwakili oleh “Kijang”, Adigung oleh Gajah (esthi) dan Adiguna oleh ular.
- Ana Pocapanipun
- Adiguna Adigang Adigung
- Pan Adigang Kidang Adigung Pan Esthi
- Adiguna Ula Iku
- Telu Pisan Mati Sampyoh
Tegese: Adalah ceritera; Adiguna adigang adigung; Kijang adalah adigang dan gajah adalah adigung; Adiguna adalah ular; Ketiganya mati bersama (sampyuh)
- Bait ke 5 pada Serat Wulangreh karya Sri Sunan Pakubuwana IV menjelaskan apa yang menjadi andalan dari kijang, gajah, dan ular. Kijang mengandalkan kecepatannya dalam melompat yang membuatnya sombong, gajah mengandalkan tubuhnya yang tinggi dan besar, sedangkan ular mengandalkan bisanya yang mematikan. Namun, kita perlu ingat bahwa semua makhluk hidup ini pada akhirnya akan mengalami kematian, dan hal ini menjadi bukti bahwa mengandalkan kelebihan diri sendiri tidaklah cukup. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu bersikap rendah hati dan waspada dalam kehidupan kita.
- Si Kidang Ambegipun
- Angandelaken Kebat Linumpatipun
- Pan Gajah Ngandelaken Geng Ainginggil
- Ula Ngandelaken Iku
- Mandine Kalamun Nyakot
Tegese: Adalah watak si Kijang; Mengandalkan kecepatannya melompat; Sedangkan gajah mengandalkan tubuhnya yang tinggi besar; Kemudian ular mengandalkan bisanya yang kuat.
- Bait ke-6 di bawah ini sangat menarik karena Sri Susuhunan Pakubuwana IV, sebagai seorang raja yang bijaksana, memberikan contoh “anak raja” untuk mewakili sifat adigung. Ia menegaskan bahwa sifat adigung, yang bisa merendahkan martabat, terlihat jelas pada contoh seorang anak raja yang terlalu mengandalkan statusnya. Sri Susuhunan Pakubuwana IV memberikan peringatan bahwa kita harus menghindari sikap yang sama, karena kesombongan hanya akan merugikan kita. Meskipun kita memiliki kekuasaan, status, atau kelebihan lainnya, itu bukanlah jaminan kesuksesan. Oleh karena itu, kita harus selalu merendahkan diri dan menghindari sikap yang terlalu sombong.
- Iku Umpamanipun
- Aja Ngandelaken Sira Iku
- Suteng Nata Iya Sapa Ingkang Wani
- Iku Ambege Wong Digung
- Ing Wusanane Dadi Asor
Tegese: Sebagai contoh; Jangan mengandalkan kamu itu; Anak raja siapa yang berani; Itu sifat orang adigung; Akhirnya menjadi hina.
- Bait ke 7 dan 8 dalam Serat Wulangreh sangat menarik karena memberikan penjelasan tentang sifat Adiguna yang sombong dengan kepandaiannya dan sifat Adigang yang arogan dengan kekuatannya. Namun, pada akhirnya, mereka tidak mampu dan mengalami kegagalan yang menyedihkan. Hal ini mengajarkan kita bahwa kesombongan dan kearogan tidak akan membawa kesuksesan jangka panjang, melainkan hanya akan membuat kita menjadi bahan tertawaan. Oleh karena itu, kita harus selalu rendah hati dan berhati-hati dalam mengandalkan kelebihan yang kita miliki.
- Adiguna Puniku
- Ngandelaken Kapinteranipun
- Samubarang Kabisan Dipundheweki
- Sapa Pinter Kaya Ingsun
- Tuging Prana Nora Injoh
Tegese: Adiguna itu; Mengandalkan kepandaian; Semua kepandaian hanya miliknya sendiri; Siapa pandai seperti saya; Ternyata akhirnya tidak mampu
- Ambeg Adigang Iku
- Ngandelaken Ing Kasuranipun
- Para Tantang Candhala Anyanayampahi
- Tinemenan Nora Pecus
- Satemah Dadi Guguyon
Tegese: Sifat adigang itu; mengandalkan kesaktiannya; Semua ditantang dan dicela; Ternyata tidak becus; Akhirnya jadi bahan tertawaan
- Bait ke 9 dan 10 memberikan pesan yang sangat penting bagi kita semua. Kita sebaiknya tidak bersikap seperti kijang, gajah, dan ular yang mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian semata. Sebaliknya, kita harus selalu berhati-hati, waspada, dan bijaksana dalam bertindak. Akhirnya, kijang, gajah, dan ular mati karena kelalaian dan ulah mereka sendiri. Oleh karena itu, kita tidak boleh bersikap sombong dan overconfident dengan kelebihan yang kita miliki, melainkan tetap rendah hati dan waspada dalam kehidupan sehari-hari untuk menghindari kegagalan dan konsekuensinya.
- Ing Wong Urip Puniku
- Aja Nganggo Anggep Kang Tetelu
- Anganggoa Rereh Ririh Ngati-Ati
- Den Kawangwang Barang Laku
- Den Waskitha Solahing Wong
Tegese: Orang hidup itu; jangan memakai ketiga watak tersebut; Gunakan kesabaran, kehalusan dan hati-hati; semua perbuatan kelihatan; Waspadalah dengan perilaku manusia
- Dene Katelu Iku
- Si Kidang Suka Ing Patinipun
- Pan Si Gajah Alena Patinereki
- Si Ula Ing Patinipun
- Ngandelaken Upase Mandos
Tegese: Mengenai ketiga hal tersebut; Si kijang mati karena bersenang-senang; Si gajah karena lengah; Sedang ajal ular; Karena mengandalkan bisanya yang manjur.
Kesimpulan Adigang Adigung Adiguna dalam Serat Wulangreh
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia seharusnya tidak terlalu mengandalkan kelebihan yang dimilikinya, seperti kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian. Hal ini sejalan dengan pesan yang terdapat dalam Serat Wulangreh karya Sri Sunan Pakubuwana IV. Kijang, gajah, dan ular merupakan simbol dari adigang, adigung, dan adiguna yang masing-masing melambangkan hal yang diandalkan oleh manusia. Namun, ketiganya pada akhirnya akan mati, menunjukkan bahwa mengandalkan kemampuan diri sendiri tidaklah cukup. Oleh karena itu, manusia sebaiknya tetap rendah hati dan berhati-hati dalam bertindak agar tidak mengalami kegagalan dan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Bagaimanapun, orang-orang yang sombong dan terlalu mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian mereka bukanlah hal yang langka. Untuk itu, posting terkait “Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti” dapat memberikan solusi dalam mengatasi perilaku semacam ini. Dalam menyikapi hal tersebut, optimisme serta pendekatan argumentatif perlu dihadirkan agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.
Dalam kesimpulannya, Serat Wulangreh menyampaikan pesan bahwa orang tidak seharusnya hanya mengandalkan kemampuan mereka, melainkan harus berhati-hati dan waspada dalam perilaku mereka. Kijang, Gajah, dan Ular adalah simbol dari Adigang, Adigung, dan Adiguna, masing-masing mewakili apa yang orang andalkan. Namun, ketiga binatang itu akhirnya mati, menunjukkan bahwa hanya mengandalkan kemampuan seseorang saja tidaklah cukup. Oleh karena itu, orang harus tetap rendah hati dan waspada dalam kehidupan mereka untuk menghindari kegagalan dan konsekuensi yang tidak diinginkan. Kita harus mengambil pelajaran dari Serat Wulangreh untuk tetap rendah hati dan menghindari kelebihan percaya diri yang tidak perlu. Mari kita semua menjadi pribadi yang bijaksana dan berpikiran terbuka untuk menghadapi tantangan hidup dengan sukses dan keberhasilan.
Pertanyaan yang sangat menarik dari Adigang Adigung Adiguna
Ada banyak arti dan makna yang dapat kita temukan dalam berbagai hal di sekitar kita. Namun, sayangnya, seringkali kita lupa untuk benar-benar mencari dan menemukan makna yang sebenarnya. Sebagai makhluk manusia yang cerdas dan berpikiran positif, kita harus berusaha untuk melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang optimis dan mencari makna positif di dalamnya.
Dalam mencari makna suatu hal, kita harus memiliki argumentasi yang kuat dan terbuka terhadap berbagai sudut pandang. Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda dan sudut pandang yang unik, oleh karena itu kita perlu mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat orang lain agar kita dapat memperoleh pandangan yang lebih luas dan komprehensif.
Jadi, apakah makna dari sebuah hal? Jawabannya mungkin tidak dapat ditemukan secara langsung, namun dengan terus mencari, mendengarkan, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang, kita dapat menemukan makna dan arti yang sebenarnya. Mari teruslah berpikir positif dan mencari makna dalam segala hal di sekitar kita!
- Adigang Yaiku
- Adigang Tegese
- Tegese Adigang
- Tegese Adigang Yaiku
- Tembung Liyo Adigang
- Adigang Adigung Tegese
- Tembung Adigang Tegese
- Tegese Tembung Adigang
- Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguno
- Apa Tegese Tembung Adigang
- Ojo Adigang Adigung Adiguna
- Arti Adigang Adigung Adiguna
- Tembung Adigang Duwe Teges
- Tegese Tembung Adigang Yaiku
- Tembung Adigang Duweni Teges
- Tegese Adiguna Adigang Adigung
- Adigang Adigung Adiguna Tegese
- Adiguna Adigang Adigung Tegese
- Adigang-Adigung Adiguna Tegese
- Tegese Adigang Adigung Adiguna
- Tegese Adigang Adigung Adiguno
- Artine Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Artinya
- Adigang Adigung Adiguna Tegese…
- Paribasan Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Kagolong
- Adigang Adigung Adiguna Iku Tegese
- Opo Tegese Adigang Adigung Adiguna
- Adiguna Adigang Adigung Tegesipun
- Apa Tegese Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Tegese Apa
- Opo Tegese Adigang Adigung Adiguno
- Pan Adigang Kidang Adigung Pan Esthi
- Aksara Jawa Adigang Adigung Adiguna
- Tegese Adigang Adigung Adiguna Yaiku
- Tegese Watak Adigang Adigung Adiguna
- Gawea Ukara Adigang Adigung Adiguna
- Sing Dadi Pasemone Watak Adigang Yaiku
- Apa Tegese Adigang Adigung Adiguna Iku
- Opo Tegese Adigang Adigung Adiguna Iku
- Adiguna Adigang Adigung Adiguna Tegese
- Tembung Adigang Duwe Teges Ngandelake
- Tembung Adigang Duwe Teges Ngendelake
- Adigang Adigung Adiguna Nduweni Teges :
- Adigang Adigung Adiguna Kalebu Tembung
- Aja Adigang Adigung Adiguna Tegese Yaiku
- Tegese Paribasan Adigang Adigung Adiguna
- Tegese Tembung Adigang Adigung Adiguna
- Paribasan Adigang Adigung Adiguna Tegese
- Tembung Adigang Adigung Adiguna Tegese
- Ana Pocapanipun Adiguna Adigang Adigung
- Dadi Bocah Kuwi Aja Adigang Adigung Lan
- Peribahasa Adigang Adigung Adiguna Tegese
- Unen Unen Adigang Adigung Adiguna Tegese
- Unen-Unen Adigang Adigung Adiguna Tegese
- Apa Tegese Sesanti Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Termasuk Tembung
- Dadi Bocah Ojo Seneng Adigang Adigung Lan
- Terangna Paribasan Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Iku Kalebu Tuladha
- Adigang Adigung Adiguna Kalebu Purwakanthi
- Tembung Adigang Adigung Mujudake Tembung
- Adigang Adigung Adiguna Paribasan Iku Tegese
- Apa Tegese Tembung Adigang Adigung Adiguna
- Opo Tegese Tembung Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Iku Maksude Kepriye
- Tulisna Tegese Watak Adigang Adigung Adiguna
- Apa Tegese Paribasan Adigang Adigung Adiguna
- Artikan Peribahasa Iki Adigang Adigung Adiguna
- Kaligrafi Aksara Jawa Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Ukara Kasebut Kalebu
- Sing Minangka Pralambang Watak Adigang Yaiku
- Apa Tegese Unen Unen Adigang Adigung Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Sesanti Kasebut Tegese
- Arti Akan Peribahasa Iki Adigang Adigung Adiguna
- Tulisna Tegese Watak Adigang Adigung Adiguna Iku
- Dadi Bocah Kuwi Aja Seneng Adigang Adigung Lan
- Dadi Bocah Kuwi Ojo Seneng Adigang Adigung Lan
- Opo Tegese Tembung Adigang Adigung Lan Adiguna
- Opo Tegese Tembung Adigang Adigung Lan Adiguno
- Apa Tegese Tembung Adigang Adigung Lan Adiguno
- Apa Tegese Tembung Adigang Adigung Lan Adiguna
- Wong Kang Diarani Adigang Adigung Adiguna Yaiku
- Adigang Adigung Adiguna Kalebu Purwakanthi Guru
- Tulisna Tegese Watak Adigang Adigung Lan Adiguna
- Adigang Adigung Adiguna Unen-Unen Kasebut Diarani
- Tembung Adigang-Adigung Mujudake Ewone Tembung
- Tulisna Tegese Watak Adigang Adigung Lan Adiguna Iku
- Tulisna Tegese Watak Adigang Adigung Lan Adiguna Yaiku
- Adiguna Adigang Adigung Tetembungan Kasebut Duwe Teges
- Adiguna Adigang Adigung Guru Wilangan Lan Guru Lagune Yaiku
- Tetembungan Adigang Adigung Adiguna Iku Mengku Karep Kepiye
- Adigang Adigung Adiguna Iku Kelebu Ukara Paribasan Kang Duwe Teges
- Adiguna Adigang Adigung Gatra Tembang Kasebut Migunakake Purwakanthi Opo
- Adiguna Adigang Adigung Gatra Tembang Kasebut Migunakake Purwakanthi Apa