Butir Butir Budaya Jawa Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik

Butir Butir Budaya Jawa Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik

Butir Butir Budaya Jawa

<a href="https://www.pshterate.com/"><img src="Butir Butir Budaya Jawa Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik.jpg" alt="Butir Butir Budaya Jawa Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik"></a>
Butir Butir Nilai Budaya Jawa memiliki warisan nilai-nilai yang kaya dan mendalam, yang telah membentuk kehidupan masyarakat Jawa selama berabad-abad. Dalam ajaran budaya Jawa, terdapat tiga aspek utama yang menjadi pijakan dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan berbudi pekerti luhur, yaitu ketuhanan, kerohanian, dan kemanusiaan. Ketiga aspek ini saling terkait dan membentuk landasan yang kokoh dalam mengarungi perjalanan hidup menuju kasampurnaning hurip, yaitu kehidupan yang sempurna dan harmonis.
Selain itu, budaya Jawa juga memiliki kekayaan nilai dan ajaran yang kaya akan hikmah dan kebijaksanaan. Salah satu aspek yang menjadi pijakan dalam budaya Jawa adalah konsep “Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik.” Konsep ini menggambarkan pandangan hidup yang mengedepankan nilai-nilai luhur, ketaatan kepada Tuhan, dan perilaku yang baik dalam segala aspek kehidupan. Dalam konsep ini terdapat beberapa butir yang menerangkan pentingnya hubungan dengan Sang Pangeran, sebagai simbol kekuasaan tertinggi. Setiap butir memiliki makna dan penjelasan yang mendalam, membawa kita untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam setiap tindakan dan sikap kita sehari-hari.
Dengan demikian, budaya Jawa menawarkan suatu jalan hidup yang menggabungkan aspek spiritual, sosial, dan moral dengan harmonis. Melalui ketuhanan, kerohanian, dan kemanusiaan, masyarakat Jawa diajak untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran, kebijaksanaan, dan kasih sayang terhadap sesama. Konsep “Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik” memberikan pedoman yang jelas dan komprehensif dalam mencapai kehidupan yang bermakna dan berbudi luhur. Dengan mempraktikkan nilai-nilai budaya Jawa ini, diharapkan setiap individu dapat mencapai keselarasan dalam hidup, serta turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan penuh kebajikan.

1. Ketuhanan

Ketuhanan merupakan landasan utama dalam budaya Jawa. Dalam kehidupan sehari-hari, orang Jawa senantiasa menyadari keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Prinsip ketuhanan mengajarkan pentingnya menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan, menghormati-Nya, dan mengakui kebesaran-Nya. Dalam budaya Jawa, ada keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini merupakan kehendak Tuhan, sehingga manusia dituntut untuk hidup dengan penuh kebijaksanaan, kesalehan, dan kesyukuran.
Ketuhanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam budaya Jawa yang kaya akan nilai-nilai spiritual. Dalam 42 poin dibawah ini, terungkaplah pengajaran-pengajaran yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan Tuhan. Poin-poin ini menekankan pentingnya pengabdian kepada Tuhan, penghormatan terhadap-Nya, dan pemahaman akan keberadaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Isi dari 42 poin ini juga mengajarkan bahwa kesadaran akan Tuhan sebagai sumber segala ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan serta perlunya mengikuti petunjuk-Nya dalam menjalani kehidupan. Dalam tulisan ini, kita dapat melihat bagaimana ketuhanan menjadi pijakan utama dalam membentuk budaya Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan spiritual.
Dalam budaya Jawa, ketuhanan bukan hanya sekedar kepercayaan, tetapi juga menjadi landasan moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menyadari keberadaan Tuhan, orang Jawa diarahkan untuk hidup dengan penuh kesalehan dan pengabdian. Ketuhanan memengaruhi setiap aspek kehidupan, baik dalam tindakan, sikap, maupun pandangan hidup. Hubungan yang erat dengan Tuhan membangun kerangka spiritual yang kuat dan memberikan panduan dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup.
Dalam nilai-nilai budaya Jawa, ketuhanan menjadi pijakan utama untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan berbudi luhur. Melalui pengabdian, penghormatan, dan pemahaman akan keberadaan Tuhan, orang Jawa diajak untuk hidup dengan penuh kesadaran, integritas, dan rasa syukur. Konsep ketuhanan dalam budaya Jawa mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Tuhan, dan manusia memiliki tanggung jawab untuk menjalani kehidupan dengan bijaksana, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, dan menjaga keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Dengan demikian, ketuhanan menjadi landasan yang kuat dalam membentuk budaya Jawa yang mengedepankan kehidupan yang harmonis, penuh kasih sayang, dan bertanggung jawab.
  1. Pangeran iku siji, ana ing ngendi papan langgeng, sing nganakake jagad iki saisine dadi sesembahane wong sak alam kabeh, nganggo carane dhewe-dhewe.
    • Artinya: Sang Pangeran adalah yang satu-satunya, hadir di mana-mana secara abadi, menciptakan alam semesta ini menjadi sesembahan bagi semua manusia, dengan cara-Nya sendiri.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa ada satu entitas yang disebut “Sang Pangeran” yang hadir di mana-mana dan dianggap sebagai sesembahan oleh semua manusia. Sang Pangeran menciptakan alam semesta dan dihormati dengan cara yang unik.
  2. Pangeran iku ana ing ngendi papan, aneng siro uga ana pangeran, nanging aja siro wani ngaku pangeran.
    • Artinya: Sang Pangeran hadir di mana-mana, di setiap tempat ada pangeran, tetapi tidak semua yang ada mengaku sebagai pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengatakan bahwa Sang Pangeran hadir di mana-mana, dan setiap individu memiliki potensi menjadi pangeran. Namun, tidak semua orang yang mengaku sebagai pangeran sebenarnya memiliki kualitas dan wibawa yang dimiliki oleh pangeran.
  3. Pangeran iku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan.
    • Artinya: Sang Pangeran hadir tanpa pamrih, tanpa kepentingan pribadi.
    • Penjelasan: Prinsip ini menggarisbawahi bahwa Sang Pangeran hadir tanpa motif atau kepentingan pribadi. Tidak ada pamrih atau niat tersembunyi dalam kehadiran Sang Pangeran.
  4. Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi.
    • Artinya: Sang Pangeran abadi, tidak terpengaruh oleh keadaan apa pun, sebagai tujuan hidup yang hakiki.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran adalah kekal dan tidak terpengaruh oleh segala hal di dunia ini. Pangeran merupakan tujuan hidup yang hakiki bagi manusia.
  5. Pangeran iku bisa mawujud, nanging wewujudan iku dudu Pangeran.
    • Artinya: Sang Pangeran dapat direalisasikan, tetapi realisasi itu bukanlah Sang Pangeran itu sendiri.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengungkapkan bahwa Sang Pangeran dapat ditemui atau diwujudkan, namun apa yang ditemui atau diwujudkan tersebut bukanlah Sang Pangeran itu sendiri, melainkan manifestasi dari kehadiran-Nya.
  6. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, akarya alam saisine, kang katon lan kang ora kasat mata.
    • Artinya: Sang Pangeran memiliki kekuasaan tanpa peralatan, meliputi hasil karya alam semesta yang terlihat dan yang tidak terlihat.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa Sang Pangeran memiliki kekuasaan yang tidak tergantung pada alat atau benda lain. Kekuasaan Sang Pangeran meliputi semua karya alam semesta, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
  7. Pangeran iku ora mbedak-mbedakake kawulane.
    • Artinya: Sang Pangeran tidak membedakan hamba-Nya.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran tidak membedakan antara hamba-Nya. Setiap individu dianggap sama di hadapan-Nya.
  8. Pangeran iku maha welas lan maha asih hayuning bawana marga saka kanugrahaning Pangeran.
    • Artinya: Sang Pangeran memiliki kasih sayang dan belas kasihan yang luar biasa terhadap kehidupan di dunia ini sebagai anugerah-Nya.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan bahwa Sang Pangeran memiliki kasih sayang dan belas kasihan yang besar terhadap kehidupan di dunia ini. Kasih sayang dan belas kasihan tersebut merupakan anugerah dari Sang Pangeran.
  9. Pangeran iku maha kuwasa, pepesthen saka karsaning Pangeran ora ana sing bisa murungake.
    • Artinya: Sang Pangeran memiliki kekuasaan yang luar biasa, tak ada yang dapat melawan kehendak-Nya.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran memiliki kekuasaan yang tidak terbatas. Tidak ada yang bisa menghalangi atau menentang kehendak Sang Pangeran.
  10. Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran.
    • Artinya: Hidup berasal dari Sang Pangeran, dan akan kembali kepada-Nya.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengatakan bahwa hidup berasal dari Sang Pangeran dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya.
  11. Pangeran iku ora sare.
    • Artinya: Sang Pangeran tidak memihak.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran tidak memihak atau tidak berpihak kepada pihak tertentu. Ia adil dan netral.  (dalam pemahaman umum, sare tidur, jadi apapun yang terjadi Yang Maha Kuasa itu tidak pernah tidur dan akan memberikan ganjaran yang sesuai terhadap Mahkluknya).
  12. Beda-beda pandumaning dumadi.
    • Artinya: Perbedaan merupakan kodrat manusia.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa perbedaan adalah sesuatu yang alami dalam kehidupan manusia. Manusia memiliki keberagaman dan perbedaan dalam berbagai aspek.
  13. Pasrah marang Pangeran iku ora ateges ora gelem nyambut gawe, nanging percaya yen Pangeran iku maha Kuwasa. Dene kasil orane apa kang kita tuju kuwi saka karsaning Pangeran.
    • Artinya: Berserah diri kepada Sang Pangeran tidak berarti menolak bekerja, tetapi meyakini bahwa Sang Pangeran memiliki kuasa. Tujuan yang ingin kita capai didasarkan pada kehendak-Nya.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa berserah diri kepada Sang Pangeran tidak berarti menolak untuk bekerja atau bertindak, tetapi meyakini bahwa Sang Pangeran memiliki kekuasaan yang luar biasa. Tujuan yang ingin kita capai haruslah sesuai dengan kehendak-Nya.
  14. Pangeran nitahake sira iku lantaran biyung ira, mulo kudu ngurmat biyung ira.
    • Artinya: Sang Pangeran menghormati kita karena Ibu kita, maka kita harus menghormati Ibu kita.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran menghormati kita karena hubungan kita dengan Ibu kita. Oleh karena itu, kita harus menghormati dan menghargai Ibu kita.
  15. Sing bisa dadi utusaning Pangeran iku ora mung jalma manungsa wae.
    • Artinya: Siapa pun yang bisa menjadi utusan Sang Pangeran bukan hanya manusia semata.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengungkapkan bahwa siapa pun dapat menjadi utusan Sang Pangeran, tidak hanya manusia.
  16. Purwa madya wasana.
    • Artinya: Awal dan tengah adalah akhir.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa apa yang dimulai dengan baik dan berlanjut dengan baik akan berakhir dengan baik pula.
  17. Owah gingsiring kahanan iku saka karsaning Pangeran kang murbeng jagad.
    • Artinya: Kebaikan yang dilakukan manusia berasal dari kehendak Sang Pangeran yang mengelilingi jagad raya.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh manusia berasal dari kehendak Sang Pangeran yang meliputi seluruh jagad raya.
  18. Ora ana kasekten sing madhani pepesthen awit pepesthen iku wis ora ana sing bisa murungake.
    • Artinya: Tidak ada yang pantas mendapat pujian karena kekuasaan kecuali Sang Pangeran, karena kekuasaan tersebut tidak ada yang bisa mengalahkannya.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa tidak ada yang pantas mendapat pujian atau pengakuan atas kekuasaan, kecuali Sang Pangeran. Kekuasaan Sang Pangeran tidak ada yang dapat menandinginya.
  19. Bener kang asale saka Pangeran iku lamun ora darbe sipat angkara murka lan seneng gawe sangsaraning liyan.
    • Artinya: Sesuatu yang benar yang berasal dari Sang Pangeran, jika tidak digunakan untuk menyakiti orang lain atau untuk tujuan jahat, adalah hasil dari kasih sayang-Nya.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu yang benar yang berasal dari Sang Pangeran, jika tidak digunakan untuk menyakiti orang lain atau untuk tujuan jahat, adalah hasil dari kasih sayang-Nya.
  20. Ing donya iki ana rong warna sing diarani bener, yakuwi bener mungguhing Pangeran lan bener saka kang lagi kuwasa.
    • Artinya: Di dunia ini ada dua warna yang disebut benar, yaitu benar yang mencerminkan Sang Pangeran dan benar yang bukan berasal dari Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa ada dua jenis kebenaran di dunia ini. Pertama, kebenaran yang mencerminkan Sang Pangeran, dan kedua, kebenaran yang tidak berasal dari Sang Pangeran.
  21. Bener saka kang lagi kuwasa iku uga ana rong warna, yakuwi kang cocok karo benering Pangeran lan kang ora cocok karo benering Pangeran.
    • Artinya: Kebenaran yang berasal dari Sang Pangeran juga memiliki dua warna, yaitu yang sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran dan yang tidak sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengungkapkan bahwa kebenaran yang berasal dari Sang Pangeran juga dapat memiliki dua varian, yaitu yang sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran dan yang tidak sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran.
  22. Yen cocok karo benering Pangeran iku ateges bathara ngejawantah, nanging yen ora cocok karo benering Pangeran iku ateges titisaning brahala.
    • Artinya: Jika sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran, berarti seseorang menjadi perwujudan-Nya, tetapi jika tidak sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran, berarti seseorang menjadi perwujudan dari kejahatan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa jika seseorang sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran, maka mereka menjadi perwujudan dari Sang Pangeran. Namun, jika seseorang tidak sesuai dengan kebenaran Sang Pangeran, maka mereka menjadi perwujudan dari kejahatan.
  23. Pangeran iku dudu dewa utawa manungsa, nanging sakabehing kang ana iki uga dewa lan manungsa asale saka Pangeran.
    • Artinya: Sang Pangeran bukanlah dewa atau manusia, tetapi semua yang ada di dunia ini juga dewa dan manusia yang berasal dari Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran bukanlah dewa atau manusia, tetapi semua yang ada di dunia ini, termasuk dewa dan manusia, juga berasal dari Sang Pangeran.
  24. Ala lan becik iku gandengane, kabeh kuwi saka karsaning Pangeran.
    • Artinya: Baik dan buruk saling berkaitan, semuanya berasal dari kehendak Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengatakan bahwa baik dan buruk saling berkaitan, dan keduanya berasal dari kehendak Sang Pangeran.
  25. Manungsa iku saka dating Pangeran mula uga darbe sipating Pangeran.
    • Artinya: Manusia berasal dari Sang Pangeran dan juga memiliki sifat Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa manusia berasal dari Sang Pangeran dan juga memiliki sifat yang sama dengan Sang Pangeran.
  26. Pangeran iku ora ana sing Padha, mula aja nggambar-nggambarake wujuding Pangeran.
    • Artinya: Sang Pangeran tidak ada yang sama, jadi jangan hanya berusaha meniru penampilan Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang bisa sama dengan Sang Pangeran, oleh karena itu, jangan hanya berusaha meniru penampilannya.
  27. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, mula saka kuwi aja darbe pangira yen manungsa iku bisa dadi wakiling Pangeran.
    • Artinya: Sang Pangeran memiliki kekuasaan tanpa peralatan, jadi jangan heran jika manusia bisa menjadi wakil Sang Pangeran tanpa peralatan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa Sang Pangeran memiliki kekuasaan tanpa bergantung pada peralatan atau benda fisik, sehingga manusia juga dapat menjadi wakil Sang Pangeran tanpa peralatan yang khusus.
  28. Pangeran iku kuwasa, dene manungsa iku bisa.
    • Artinya: Sang Pangeran memiliki kekuasaan, namun manusia juga memiliki kemampuan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran memiliki kekuasaan mutlak, tetapi manusia juga memiliki potensi dan kemampuan untuk berbuat dan mencapai hal-hal yang baik.
  29. Pangeran iku bisa ngowahi kahanan apa wae tan kena kinaya ngapa.
    • Artinya: Sang Pangeran memiliki kekuasaan, namun manusia juga memiliki kemampuan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran memiliki kekuasaan mutlak, tetapi manusia juga memiliki potensi dan kemampuan untuk berbuat dan mencapai hal-hal yang baik.
  30. Pangeran bisa ngrusak kahanan kang wis ora diperlokake, lan bisa gawe kahanan anyar kang diperlokake.
    • Artinya: Sang Pangeran dapat menghancurkan hal-hal yang telah ada, dan mampu menciptakan hal baru.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa Sang Pangeran memiliki kekuasaan untuk menghancurkan apa yang sudah ada dan menciptakan sesuatu yang baru sebagai bentuk kekuasaan-Nya.
  31. Watu kayu iku darbe dating Pangeran, nanging dudu Pangeran.
    • Artinya: Batu dan kayu memiliki ikatan dengan Sang Pangeran, tetapi bukanlah Sang Pangeran itu sendiri.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengungkapkan bahwa benda-benda seperti batu dan kayu memiliki hubungan atau keterkaitan dengan Sang Pangeran, tetapi mereka bukanlah Sang Pangeran itu sendiri.
  32. Manungsa iku bisa kadunungan dating Pangeran, nanging aja darbe pangira yen manungsa mau bisa diarani Pangeran.
    • Artinya: Manusia dapat mengenal Sang Pangeran, tetapi tidak dengan cara yang sama jika manusia itu sendiri ingin diakui sebagai Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa manusia bisa mengetahui dan memahami keberadaan Sang Pangeran, tetapi tidak dengan cara mengklaim diri mereka sendiri sebagai Sang Pangeran.
  33. Titah alus lan titah kasat mata iku kabeh saka Pangeran, mula aja nyembah titah alus nanging aja ngina titah alus.
    • Artinya: Segala perintah, baik yang halus maupun yang terlihat jelas, semuanya berasal dari Sang Pangeran. Manusia seharusnya menghormati perintah yang halus dan tidak hanya fokus pada perintah yang terlihat jelas.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa segala perintah, baik yang terlihat jelas maupun yang lebih halus, semuanya berasal dari Sang Pangeran. Manusia seharusnya menghormati dan mematuhi perintah yang halus, dan tidak hanya memperhatikan perintah yang terlihat jelas secara kasat mata.
  34. Samubarang kang katon iki kalebu titah kang kasat mata, dene liyane kalebu titah alus.
    • Artinya: Apa yang terlihat oleh mata manusia adalah perintah yang kasat mata, namun ada juga perintah yang lebih halus.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa apa yang dapat terlihat oleh mata manusia adalah perintah yang jelas dan nyata, tetapi ada juga perintah yang lebih halus dan tidak terlihat dengan mudah.
  35. Pangeran iku menangake manungsa senajan kaya ngapa.
    • Artinya: Sang Pangeran menerima manusia apa adanya, meskipun mereka memiliki kekurangan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa Sang Pangeran menerima manusia apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
  36. Pangeran maringi kawruh marang manungsa bab anane titah alus mau.
    • Artinya: Sang Pangeran memberikan pengetahuan kepada manusia mengenai perintah yang halus.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa Sang Pangeran memberikan pengetahuan kepada manusia mengenai perintah yang halus dan tidak terlihat dengan mudah.
  37. Titah alus iku ora bisa dadi manungsa lamun manungsa dhewe ora darbe penyuwun marang Pangeran supaya titah alus mau ngejawantah.
    • Artinya: Perintah yang halus tidak akan terwujud dalam diri manusia jika manusia itu sendiri tidak meminta petunjuk kepada Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa perintah yang halus tidak akan terwujud dalam diri manusia jika manusia itu sendiri tidak meminta petunjuk dan bimbingan kepada Sang Pangeran.
  38. Sing sapa wani ngowahi kahanan kang lagi ana, iku dudu sadhengah wong, nanging minangka utusaning Pangeran.
    • Artinya: Siapa pun yang berani mengubah hal yang ada, bukanlah hanya seorang manusia biasa, tetapi sebagai utusan Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengungkapkan bahwa siapa pun yang berani mengubah atau mengatur hal-hal yang ada di dunia ini bukanlah hanya manusia biasa, melainkan sebagai utusan Sang Pangeran.
  39. Sing sapa gelem nglakoni kabecikan lan ugo gelem lelaku, ing tembe bakal tampa kanugrahaning Pangeran.
    • Artinya: Siapa pun yang ingin melakukan kebaikan dan bertindak, akan mendapatkan anugerah dari Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa siapa pun yang berusaha melakukan kebaikan dan bertindak sesuai dengan ajaran Sang Pangeran, akan mendapatkan anugerah dan berkah-Nya.
  40. Sing sapa durung ngerti lamun piyandel iku kanggo pathokaning urip, iku sejatine durung ngerti lamun ana ing donyo iki ono sing ngatur.
    • Artinya: Siapa pun yang belum memahami tujuan hidupnya, sejatinya belum memahami bahwa di dunia ini ada yang mengatur.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa siapa pun yang belum memahami tujuan hidupnya, sebenarnya belum memahami bahwa ada kekuatan yang mengatur segala sesuatu di dunia ini.
  41. Sakabehing ngelmu iku asale saka Pangeran kang Mahakuwasa.
    • Artinya: Segala ilmu pengetahuan berasal dari Sang Pangeran yang Mahakuasa.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa segala ilmu pengetahuan berasal dari Sang Pangeran yang memiliki kekuasaan mutlak.
  42. Sing sapa mikani anane Pangeran, kalebu urip kang sempurna.
    • Artinya: Siapa pun yang mencari pengetahuan tentang Sang Pangeran, akan mendapatkan kehidupan yang sempurna.
    • Penjelasan: Prinsip ini menjelaskan bahwa siapa pun yang mencari dan mengenal Sang Pangeran akan mendapatkan kehidupan yang sempurna dan berarti.

2. Kerohanian

Kerohanian merupakan aspek penting dalam budaya Jawa yang mengacu pada pengembangan diri dalam dimensi spiritual. Melalui prinsip-prinsip kerohanian, orang Jawa diajarkan untuk mencapai kedamaian batin, menumbuhkan kesadaran yang lebih tinggi, dan mencari makna hidup yang lebih dalam. Meditasi, kontemplasi, dan pengabdian diri menjadi sarana dalam mengembangkan hubungan yang erat dengan diri sendiri dan dengan alam semesta. Dalam budaya Jawa, terdapat kepercayaan bahwa keberhasilan hidup tidak hanya terletak pada pencapaian materi, tetapi juga pada keselarasan dengan alam dan pencapaian spiritual yang mendalam.
Aspek kerohanian dalam budaya Jawa memiliki nilai-nilai yang mendalam dan tercermin dalam 25 poin berikut ini. Poin-poin ini berkaitan dengan kehidupan rohani dan hubungan antara manusia dengan Sang Pangeran. Mereka menjelaskan tentang pentingnya mengenal diri sendiri, memahami nilai-nilai yang mendasari kehidupan, dan mengembangkan pengendalian diri yang baik. Selain itu, 25 poin tersebut mengungkapkan bahwa ketenangan batin, kebijaksanaan, dan hubungan yang harmonis dengan orang lain dapat dicapai melalui pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan kesadaran akan keberadaan Sang Pangeran. Melalui 25 poin ini, kita dapat memahami bagaimana kerohanian memainkan peran sentral dalam membentuk budaya Jawa yang bermartabat dan bermoral tinggi. Dalam budaya Jawa, pengembangan kerohanian adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari yang memberikan landasan moral dan spiritual yang kokoh.
  1. Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira.
    • Artinya: Manusia ada karena ada orang tua mereka.
    • Penjelasan: Poin ini menyatakan bahwa keberadaan manusia terjadi karena adanya orang tua yang melahirkan mereka.
  2. Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran.
    • Artinya: Manusia adalah bayangan dari Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengungkapkan bahwa manusia adalah refleksi atau bayangan dari Sang Pangeran.
  3. Titah alus iku ana patang warna, yakuwi kang bisa mrentah manungsa nanging ya bisa mitulungi manungsa, kapindho kang bisa mrentah manungsa nanging ora mitulungi manungsa, katelu kang ora bisa mrentah manungsa nanging bisa mitulungi manungsa, kapat kang ora bisa mrentah manungsa nanging ya ora bisa mrentah manungsa.
    • Artinya: Perintah yang halus memiliki empat macam warna, yaitu yang bisa memerintah dan membantu manusia, yang bisa memerintah tapi tidak membantu manusia, yang tidak bisa memerintah tapi bisa membantu manusia, dan yang tidak bisa memerintah dan tidak bisa membantu manusia.
    • Penjelasan: Poin ini menjelaskan bahwa perintah yang halus memiliki empat jenis, masing-masing dengan karakteristik berbeda terkait kemampuan untuk memerintah dan membantu manusia.
  4. Lelembut iku ana rong warna, yakuwi kang nyilakani lan kang mitulungi.
    • Artinya: Lelembut memiliki dua warna, yaitu yang memberikan bimbingan dan yang memberikan pertolongan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa konsep “lelembut” memiliki dua aspek, yaitu memberikan bimbingan kepada manusia dan memberikan pertolongan dalam situasi tertentu.
  5. Guru sejati bisa nuduhake endi lelembut sing mitulungi lan endi lelembut kang nyilakani.
    • Artinya: Guru sejati dapat menunjukkan tempat di mana ada lelembut yang memberikan pertolongan dan di mana ada lelembut yang memberikan bimbingan.
    • Penjelasan: Poin ini menyatakan bahwa seorang guru yang sejati memiliki kemampuan untuk menunjukkan di mana ada kehadiran lelembut yang memberikan pertolongan kepada manusia dan di mana ada lelembut yang memberikan bimbingan.
  6. Ketemu Gusti iku lamun sira tansa eling.
    • Artinya: Bertemu dengan Gusti (Sang Pangeran) terjadi saat seseorang tidak melupakan-Nya.
    • Penjelasan: Poin ini mengungkapkan bahwa bertemu dengan Sang Pangeran terjadi ketika seseorang tidak melupakan kehadiran dan keberadaan-Nya.
  7. Cakra manggilingan.
    • Artinya: Cakra manggilingan.
    • Penjelasan: Frasa ini mengacu pada konsep cakra manggilingan, yang merupakan pusat energi spiritual dalam tubuh manusia.
  8. Jaman iku owah gingsir.
    • Artinya: Jaman (zaman) telah berubah.
    • Penjelasan: Poin ini menyatakan bahwa zaman telah berubah atau beranjak ke masa yang baru.
  9. Gusti iku dumunung ana atining manungsa kang becik, mulo iku diarani Gusti iku bagusing ati.
    • Artinya: Gusti (Sang Pangeran) ada dalam hati manusia yang baik, itulah sebabnya Dia disebut Gusti yang memiliki hati yang baik.
    • Penjelasan: Poin ini menjelaskan bahwa Sang Pangeran ada di dalam hati manusia yang baik, dan oleh karena itu Dia disebut Gusti yang memiliki hati yang baik.
  10. Sing sapa nyumurupi dating Pangeran iku ateges nyumurupi awake dhewe. Dene kang durung mikani awake dhewe durung mikani dating Pangeran.
    • Artinya: Siapa pun yang mencintai Sang Pangeran sebenarnya mencintai dirinya sendiri. Dan mereka yang belum mencintai diri mereka sendiri, belum mencintai Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Poin ini mengajarkan bahwa siapa pun yang mencintai Sang Pangeran sebenarnya mencintai dirinya sendiri. Jika seseorang belum mencintai dirinya sendiri, berarti mereka juga belum mencintai Sang Pangeran.
  11. Kahanan donya ora langgeng, mula aja ngegungake kesugihan lan drajat ira, awit samangsa ana wolak-waliking jaman ora ngisin-ngisini.
    • Artinya: Kekuasaan yang ada di dunia ini tidak kekal dan tidak selalu mengalami perubahan, kecuali jika dilupakan oleh orang-orang yang menerima perintah.
    • Penjelasan: Poin ini menjelaskan bahwa kekuasaan yang ada di dunia ini tidak kekal dan tidak akan berubah kecuali jika dilupakan oleh mereka yang menerima perintah dan petunjuk.
  12. Kahanan kang ana iki ora suwe mesthi ngalami owah gingsir, mula aja lali marang sapadha-padhaning tumitah.
    • Artinya: Jika seseorang ingin mencapai kekekalan alam, dia harus mengenal dirinya sendiri. Jika seseorang belum mengenal dirinya sendiri, dia akan kesulitan bertemu dengan dirinya sendiri.
    • Penjelasan: Poin ini mengajarkan bahwa jika seseorang ingin mencapai pemahaman yang mendalam tentang kekekalan alam, mereka harus mengenali dan memahami diri mereka sendiri terlebih dahulu. Jika mereka belum mengenal diri mereka sendiri, mereka akan kesulitan dalam menemukan jati diri mereka.
  13. Lamun sira kepengin wikan marang alam jaman kelanggengan, sira kudu weruh alamira pribadi. Lamun sira durung mikan alamira pribadi adoh ketemune.
    1. Artinya: Jika seseorang telah mengenal dirinya sendiri, dia akan memahami orang-orang yang belum mengenal diri mereka sendiri.
    2. Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa jika seseorang telah mengenal dan memahami dirinya sendiri, dia akan dapat memahami orang-orang yang belum mengenal dan memahami diri mereka sendiri.
  14. Yen sira wus mikani alamira pribadi, mara sira mulanga marang wong kang durung wikan.
    • Artinya: Jika seseorang telah mengenal dirinya sendiri, kehidupan dunia ini akan menjadi jelas tanpa kebingungan, dan harmoni tanpa pertentangan.
    • Penjelasan: Poin ini menjelaskan bahwa jika seseorang telah mengenal dan memahami dirinya sendiri, kehidupan dunia ini akan menjadi jelas, tanpa kebingungan, dan terjadi harmoni tanpa pertentangan.
  15. Lamun sira wus mikani alamira pribadi, alam jaman kelanggengan iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan.
    • Artinya: Jika seseorang belum mengenal dirinya sendiri, mereka akan kesulitan mengenali orang yang telah mengenal dirinya sendiri.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa jika seseorang belum mengenal dan memahami dirinya sendiri, mereka akan kesulitan dalam mengenali dan memahami orang lain yang telah mengenal dan memahami diri mereka sendiri.
  16. Lamun sira durung wikan alamira pribadi mara takono marang wong kang wus wikan.
    • Artinya: Jika seseorang belum mengenal dirinya sendiri, cobalah melihat diri sendiri terlebih dahulu.
    • Penjelasan: Poin ini mengajarkan bahwa jika seseorang belum mengenal dan memahami diri mereka sendiri, mereka perlu memperhatikan dan melihat ke dalam diri mereka sendiri terlebih dahulu.
  17. Lamun sira durung wikan kadangira pribadi, coba dulunen sira pribadi.
    • Artinya: Belum mengenal diri sendiri tidak berbeda dengan nama diri sendiri, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa belum mengenal diri sendiri tidak hanya sebatas pada penamaan atau identifikasi diri, tetapi harus tercermin dalam tindakan nyata.
  18. Kadangira pribadi ora beda karo jeneng sira pribadi, gelem nyambut gawe.
    • Artinya: Gusti (Sang Pangeran) selalu hadir ketika seseorang sedang mencari kesadaran. Bersujudlah jika Anda mendapatkan rahmat dari Gusti.
    • Penjelasan: Poin ini menjelaskan bahwa Sang Pangeran selalu hadir ketika seseorang sedang mencari kesadaran atau kebenaran. Oleh karena itu, seseorang harus bersujud dan mengucap syukur jika mereka menerima rahmat dari Sang Pangeran.
  19. Gusti iku sambaten naliko sira lagi nandang kasangsaran. Pujinen yen sira lagi nampa kanugrahaning Gusti.
    • Artinya: Jika seseorang telah memiliki pengendalian diri yang baik, mereka tidak akan khawatir tentang orang yang telah memiliki pengendalian diri yang baik.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa jika seseorang telah mencapai tingkat pengendalian diri yang baik, mereka tidak akan khawatir tentang orang lain yang telah mencapai tingkat pengendalian diri yang baik.
  20. Lamun sira pribadi wus bisa caturan karo lelembut, mesthi sira ora bakal ngala-ala marang wong kang wus bisa caturan karo lelembut.
    • Artinya: Jika seseorang sudah mampu berkomunikasi dengan Lelembut, maka dia tidak akan merugikan orang yang juga sudah mampu berkomunikasi dengan Lelembut.
    • Penjelasan:  Poin ini merujuk pada Lelembut sebagai roh atau makhluk halus dalam budaya Jawa. Lelembut dipercaya memiliki kekuatan dan pengaruh dalam kehidupan manusia. Dalam konteks ini, kemampuan untuk berkomunikasi dengan Lelembut mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami, berinteraksi, dan berhubungan dengan dunia spiritual atau keberadaan halus tersebut. Dan poin ini menyiratkan bahwa seseorang yang sudah memiliki kemampuan berkomunikasi dengan Lelembut tidak akan merugikan orang lain yang juga memiliki kemampuan yang sama. Hal ini menunjukkan rasa saling menghormati dan menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan dunia spiritual atau hal-hal yang bersifat halus. Dengan memiliki pemahaman dan keterhubungan yang baik dengan Lelembut, seseorang diharapkan dapat hidup dalam harmoni dan menjaga keselarasan dengan alam dan dunia metafisik.
  21. Sing sapa nyembah lelembut ikut keliru, jalaran lelembut iku sejatine rowangira, lan ora perlu disembah kaya dene manembah marang Pangeran.
    • Artinya: Siapa pun yang menyembah lelembut dengan cara yang salah, karena sejatinya lelembut itu sendiri adalah pengajar, dan tidak perlu disembah seperti menyembah Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Poin ini menjelaskan bahwa menyembah lelembut dengan cara yang salah adalah kesalahan, karena sejatinya lelembut adalah pengajar dan tidak perlu disembah seperti menyembah Sang Pangeran.
  22. Weruh marang Pangeran iku ateges wis weruh marang awake dhewe, lamun durung weruh awake dhewe, tangeh lamun weruh marang Pangeran.
    • Artinya: Melihat Sang Pangeran berarti telah melihat diri sendiri, dan jika belum melihat diri sendiri, cobalah melihat Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Poin ini menyatakan bahwa melihat Sang Pangeran berarti telah melihat dan memahami diri sendiri, dan jika seseorang belum melihat dan memahami diri sendiri, mereka perlu melihat dan memahami Sang Pangeran.
  23. Sing sapa seneng ngrusak katentremane liyan bakal dibendu dening Pangeran lan diwelehake dening tumindake dhewe.
    • Artinya: Siapa pun yang senang merusak ketentraman orang lain akan dihukum oleh Sang Pangeran dan dihina oleh mereka yang merasakan penderitaan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa siapa pun yang dengan senang hati merusak ketentraman orang lain akan menerima hukuman dari Sang Pangeran dan dihina oleh mereka yang menjadi korban penderitaan.
  24. Lamun ana janma ora kepenak, sira aja lali nyuwun pangapura marang Pangeranira, jalaran Pangeranira bakal aweh pitulungan.
    • Artinya: Jika seseorang tidak menerima rezeki yang diharapkan, jangan lupa meminta perlindungan kepada Sang Pangeran, karena Dia akan memberikan pertolongan.
    • Penjelasan: Poin ini mengungkapkan bahwa jika seseorang tidak menerima rezeki yang diharapkan atau menghadapi kesulitan, mereka harus mengingat dan meminta perlindungan kepada Sang Pangeran, karena Dia akan memberikan pertolongan.
  25. Gusti iku dumunung ana jeneng sira pribadi, dene ketemune Gusti lamun sira tansah eling.
    • Artinya: Sang Pangeran memiliki nama yang sebenarnya, dan kita hanya dapat bertemu dengan-Nya jika kita selalu mengingat-Nya.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa Sang Pangeran memiliki nama yang sebenarnya, dan kita hanya dapat bertemu dengan-Nya jika kita selalu mengingat dan menyadari keberadaan-Nya.

3. Kemanusiaan

Kemanusiaan merupakan nilai sentral dalam budaya Jawa. Prinsip-prinsip kemanusiaan mengajarkan pentingnya sikap saling menghormati, berempati, dan membantu sesama manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, orang Jawa dianjurkan untuk peduli terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain, serta berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan sosial. Konsep kasampurnaning hurip, yang berarti keselarasan dalam hidup, dapat terwujud melalui ajaran kemanusiaan ini. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat Jawa berupaya menciptakan lingkungan sosial yang inklusif, di mana setiap individu dihormati dan diberi kesempatan yang adil dalam mengembangkan potensi diri.
  1. Rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana.
    • Artinya: Lebih banyak berbuat daripada menerima, memberikan manfaat kepada sesama.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan kita untuk lebih fokus pada berbuat baik daripada mencari keuntungan pribadi. Memberikan manfaat kepada orang lain adalah tujuan yang lebih mulia dan akan memperbaiki kehidupan secara menyeluruh.
  2. Manungsa sadrema nglakoni, kadya wayang umpamane.
    • Artinya: Setiap orang adalah aktor, dan dunia ini seperti sebuah pertunjukan wayang.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam kehidupan ini. Seperti halnya aktor dalam pertunjukan wayang, kita harus menjalankan peran kita dengan baik dan bertanggung jawab.
  3. Ati suci marganing rahayu.
    • Artinya: Hati yang suci merupakan sumber kebahagiaan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya memiliki hati yang murni dan baik. Dengan memiliki hati yang suci, kita akan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam hidup.
  4. Ngelmu kang nyata, karya reseping ati.
    • Artinya: Pengetahuan yang nyata berasal dari hati yang tulus.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan bahwa pengetahuan sejati berasal dari hati yang tulus dan rendah hati. Kita harus memiliki niat yang baik dan hati yang terbuka dalam mencari pengetahuan yang benar.
  5. Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budi.
    • Artinya: Perilaku yang utama adalah dengan penuh kedamaian dalam hati.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya memiliki sikap damai dan harmoni dalam berperilaku. Dengan menjaga kedamaian dalam hati, kita akan mampu berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
  6. Jer basuki mawa beya.
    • Artinya: Kesuksesan datang dengan kebaikan hati.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa kesuksesan sejati datang melalui tindakan yang baik dan sikap yang baik terhadap orang lain. Kebaikan hati adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan yang berkelanjutan.
  7. Ala lan becik dumunung ana awake dhewe.
    • Artinya: Kejahatan dan kebaikan berasal dari diri sendiri.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengingatkan kita bahwa baik dan buruk ada dalam diri setiap individu. Pilihan untuk bertindak dengan baik atau buruk ada pada diri kita sendiri.
  8. Sing sapa lali marang kebecikaning liyan, iku kaya kewan.
    • Artinya: Mereka yang melupakan kebaikan kepada orang lain, seperti hewan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya kebaikan dan perhatian terhadap orang lain. Mereka yang lupa akan kebaikan dan saling menguntungkan dengan orang lain akan menjadi seperti hewan yang hanya peduli pada diri sendiri.
  9. Titikane aluhur, alusing solah tingkah budi bahasane lang legawaning ati, darbe sipat berbudi bawaleksana.
    • Artinya: Ketika berbicara dengan orang lain, kita harus memilih kata-kata yang baik dan bijaksana, dengan menghormati hati nurani orang lain.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengingatkan kita tentang pentingnya berkomunikasi dengan penuh sopan santun dan bijaksana. Dalam berbicara, kita harus memilih kata-kata yang baik agar tidak melukai hati orang lain.
  10. Ngunduh wohing pakarti.
    • Artinya: Menghormati dan menghargai orang lain.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya menghormati dan menghargai orang lain, baik itu dalam perkataan maupun perbuatan. Sikap saling menghormati merupakan ciri budaya yang luhur.
  11. Ajining dhiri saka lathi lan budi.
    • Artinya: Kebesaran diri berasal dari masa lalu dan perilaku yang baik.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan pentingnya menghargai masa lalu dan berperilaku dengan baik. Masa lalu dan perbuatan baik yang telah dilakukan akan membentuk kebesaran diri seseorang.
  12. Sing sapa weruh sadurunge winarah lan diakoni sepadha-padhaning tumitah iku kalebu utusaning Pangeran.
    • Artinya: Mereka yang dapat melihat sebelum memimpin dan bertindak dengan bijak, dianggap sebagai utusan Sang Pangeran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa mereka yang memiliki kemampuan untuk melihat dengan jelas sebelum memimpin dan bertindak dengan bijaksana, dianggap sebagai pemimpin yang baik dan diutus oleh yang Maha Kuasa.
  13. Sing sapa durung wikan anane jaman kelanggengan iku, aja ngaku dadi janma linuwih.
    • Artinya: Mereka yang belum memahami ajaran zaman yang abadi, jangan mengaku menjadi orang yang lebih tinggi.
    • Penjelasan: Prinsip ini menegaskan pentingnya untuk tidak mengklaim diri sebagai orang yang lebih tinggi jika belum sepenuhnya memahami nilai-nilai kebijaksanaan dan ajaran yang abadi.
  14. Tentrem iku saranane urip aneng donya.
    • Artinya: Kedamaian adalah kunci kehidupan di dunia.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa kedamaian adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menciptakan keadaan yang tenteram dan damai, kita akan dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik.
  15. Yitna yuwana lena kena.
    • Artinya: Kebijaksanaan yang dimiliki orang tua harus dihargai.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya menghargai dan menghormati kebijaksanaan orang tua. Kebijaksanaan yang didapat dari pengalaman dan usia harus dihargai dan dijadikan pedoman dalam hidup.
  16. Ala ketera becik ketitik.
    • Artinya: Keberhasilan dimulai dari perbuatan kecil.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan pentingnya melakukan perbuatan baik dalam skala kecil. Kesuksesan yang besar berasal dari serangkaian tindakan kecil yang baik yang kita lakukan setiap hari.
  17. Dalane waskitha saka niteni.
    • Artinya: Jalannya kehidupan ditentukan oleh pilihan kita.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa jalannya kehidupan kita ditentukan oleh pilihan-pilihan yang kita buat. Kita bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri melalui pilihan-pilihan yang kita ambil.
  18. Janma tan kena kinira kinaya ngapa.
    • Artinya: Kehidupan ini tidak akan pernah sama jika tidak ada perbedaan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan kita untuk menerima dan menghargai perbedaan dalam kehidupan. Keberagaman adalah hal yang alami dan memberikan keindahan dalam kehidupan.
  19. Tumrap wong lumuh lan keset iku prasasat wisa, pangan kang ora bisa ajur iku kena diarani wisa, jalaran mung bakal nuwuhake lelara.
    • Artinya: Orang yang pandai dan bijaksana dihormati, namun kecerdasan yang tidak disertai dengan akhlak yang baik hanya akan memperburuk keadaan, karena hanya akan menciptakan kerusakan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengingatkan kita bahwa kecerdasan yang dimiliki seseorang harus didukung oleh akhlak yang baik. Kecerdasan tanpa akhlak yang baik hanya akan membawa dampak buruk dan menciptakan kerusakan dalam kehidupan.
  20. Klabang iku wisane ana ing sirah. Kalajengking iku wisane mung ana pucuk buntut. Yen ula mung dumunung ana ula kang duwe wisa. Nanging durjana wisane dumunung ana ing sekujur badan.
    • Artinya: Kelabang itu memang ada di kepala. Kalajengking itu memang hanya ada di ujung ekor. Jika tidak ada ular yang memiliki bisa, namun orang jahat ada dalam seluruh tubuhnya.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyampaikan pesan bahwa kejahatan tidak selalu dapat dilihat dari penampilan luar seseorang. Ada orang yang mungkin tampak baik di permukaan, namun memiliki sifat jahat di dalam dirinya. Kita harus berhati-hati dalam menilai orang berdasarkan penampilan saja, karena kejahatan dapat muncul dari mana saja.
  21. Geni murub iku panase ngluwihi panase srengenge, ewa dene umpama ditikelake loro, isih kalah panas tinimbang guneme durjana.
    • Artinya: Api yang membara dapat menghanguskan diri sendiri, apalagi jika ditiup angin, masih lebih panas daripada api kebencian orang jahat.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa kemarahan yang tidak terkontrol dapat merusak diri sendiri dan orang lain. Jika kemarahan tersebut didorong oleh niat jahat, maka dampaknya akan lebih buruk dan lebih merusak.
  22. Tumprape wong linuwih tansah ngundi keslametaning liyan, metu saka atine dhewe.
    • Artinya: Orang yang bijaksana selalu mencari keselamatan orang lain sebelum mencari keselamatannya sendiri.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan pentingnya kepedulian dan kebijaksanaan dalam memprioritaskan keselamatan orang lain sebelum diri sendiri. Orang yang bijaksana akan selalu mempertimbangkan kebaikan bersama dan bertindak dengan empati terhadap orang lain.
  23. Pangucap iku bisa dadi jalaran kebecikan. Pangucap uga dadi jalaraning pati, kesangsaran, pamitran. Pangucap uga dadi jalaraning wirang.
    • Artinya: Ucapan dapat menjadi penyebab kebaikan. Ucapan juga dapat menjadi penyebab kematian, penderitaan, dan pertentangan. Ucapan juga dapat menjadi penyebab kehancuran.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan pentingnya kekuatan dan dampak kata-kata yang kita ucapkan. Ucapan yang baik dapat membawa kebaikan dan manfaat, sementara ucapan yang buruk dapat menyebabkan kerugian, penderitaan, dan kehancuran.
  24. Sing bisa gawe mendem iku: 1) rupa endah; 2) bandha, 3) dharah luhur; 4) enom umure. Arak lan kekenthelan uga gawe mendem sadhengah wong. Yen ana wong sugih, endah warnane, akeh kapinterane, tumpuk-tumpuk bandhane, luhur dharah lan isih enom umure, mangka ora mendem, yakuwi aran wong linuwih.
    • Artinya: Orang yang dapat menciptakan ketenangan adalah orang yang memiliki: 1) penampilan yang indah; 2) sikap yang ramah; 3) perilaku yang mulia; 4) usia yang muda. Kelembutan dan kerendahan hati juga menciptakan ketenangan dalam diri seseorang. Jika ada seseorang yang kaya, indah penampilannya, memiliki banyak kecerdasan, banyak harta, perilaku yang mulia, dan masih muda usianya, maka ia tidak akan menciptakan ketenangan, itulah sebutan orang bijaksana.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa orang bijaksana adalah mereka yang mampu menciptakan kedamaian dan ketenangan di sekitarnya. Selain memiliki penampilan yang indah, mereka juga harus memiliki sikap yang ramah, perilaku yang mulia, dan sikap rendah hati. Kelembutan dan kerendahan hati juga merupakan faktor penting dalam menciptakan ketenangan.
  25. Sing sapa lena bakal cilaka.
    • Artinya: Siapa yang malas akan mendapatkan kesengsaraan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan pentingnya kerja keras dan ketekunan. Jika seseorang malas dan tidak mau berusaha, ia cenderung menghadapi kesulitan dan kesengsaraan dalam hidupnya.
  26. Mulat salira, tansah eling kalawan waspada.
    • Artinya: Kenali dirimu sendiri, selalu berhati-hati dan waspada.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya introspeksi dan kehati-hatian dalam hidup. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang dapat lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang tepat.
  27. Andhap asor.
    • Artinya: Berserah diri kepada takdir.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan untuk menerima takdir dan menghadapi segala keadaan dengan lapang dada. Terkadang, ada hal-hal yang di luar kendali kita, dan dalam situasi seperti itu, penting untuk menerima dengan ikhlas.
  28. Sakbegja-begjane kang lali luwih begja kang eling klawan waspada.
    • Artinya: Seuntung-untungnya orang lupa, masih untung orang yang selalu ingat dan waspada.
    • Penjelasan: Ungkapan ini mengajarkan pentingnya untuk selalu ingat dan berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Orang yang ceroboh atau lupa cenderung melewatkan kesempatan yang menguntungkan atau tidak mampu melihat dan mengantisipasi bahaya yang ada. Sebaliknya, orang yang selalu ingat dan waspada mampu mengambil langkah-langkah yang tepat, menghindari kesalahan, dan mengoptimalkan peluang yang ada. Dengan sikap yang penuh perhatian dan kewaspadaan, kita dapat mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan menjaga diri dari masalah atau bahaya yang mungkin timbul.
  29. Sing sapa salah, bakale seleh.
    • Artinya: Siapa yang salah akan mengalami kesalahan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan bahwa jika seseorang melakukan kesalahan atau melakukan kesalahan, mereka kemungkinan akan mengalami konsekuensi atau dampak yang negatif sebagai hasilnya. Penting untuk bertanggung jawab atas tindakan kita dan belajar dari kesalahan kita.
  30. Sugih ora nyimpen.
    • Artinya: Kekayaan tidak bisa disimpan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa kekayaan materi tidak bisa dipegang selamanya dan tidak membawa kebahagiaan sejati. Kekayaan sejati terletak dalam hal-hal yang tidak dapat diukur dengan uang, seperti hubungan, kebahagiaan batin, dan kepuasan hidup.
  31. Sekti tanpa maguru.
    • Artinya: Kekuatan tanpa guru.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan bahwa kekuatan dan keterampilan seseorang tidak bisa tercapai hanya dengan sendirinya. Diperlukan bimbingan dan pengajaran dari orang yang lebih berpengalaman atau guru untuk mengembangkan potensi kita dan mencapai kesuksesan.
  32. Nglurug tanpa bala
    • Artinya: Maju, Menjumpai, Mendatangi suatu keadaan atau Perang namun tanpa membawa Bala Bantuan atau Pasukan.
    • Penjelasan: Peribahasa Jawa “Nglurug tanpa bala” menggambarkan tindakan seseorang yang memilih untuk maju, menemui, atau menghadapi suatu situasi atau pertempuran tanpa membawa bala bantuan atau pasukan. Artinya, orang tersebut menghadapi tantangan atau kesulitan dengan mengandalkan dirinya sendiri, tanpa mengharapkan bantuan atau dukungan dari orang lain. Peribahasa ini mengandung makna tentang keberanian dan kemandirian, di mana seseorang tidak bergantung pada orang lain dalam menghadapi masalah atau mengatasi rintangan. Meskipun mungkin berisiko atau sulit, orang yang melaksanakan nglurug tanpa bala menunjukkan tekad dan keberanian yang kuat untuk menghadapi tantangan dengan sumber daya yang dimilikinya sendiri.
  33. Menang tanpa ngasorake
    • Artinya: Menang tanpa merendahkan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya memenangkan pertempuran atau mencapai tujuan tanpa merendahkan atau merendahkan orang lain. Kemenangan yang sejati datang dengan menjaga martabat dan menghormati orang lain.
  34. Mumpung anom ngudiya laku utama.
    • Artinya: Selagi ada kesempatan, berbuatlah kebaikan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya menggunakan kesempatan dan waktu yang ada untuk melakukan kebaikan. Kita harus mengambil kesempatan untuk melakukan tindakan baik dan memberikan manfaat kepada orang lain selama kita masih memiliki kesempatan tersebut.
  35. Rawe-rawe rantas malang-malang putung
    • Pengertian setiap suku kata: Kata “rawe-rawe” mengacu pada kehidupan yang sulit dan penuh dengan kesulitan, sedangkan “rantas” menggambarkan situasi yang tidak menentu dan berubah-ubah. Kemudian, kata “malang-malang” menggambarkan nasib atau keberuntungan yang tidak dapat diprediksi dan seringkali tidak menguntungkan, sedangkan “putung” berarti berakhir atau putus.
    • Artinya: segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan.
    • Penjelasan: Peribahasa ini mengandung makna bahwa dalam hidup, seseorang harus terus melangkah maju dan menghadapi tantangan serta kesulitan yang mungkin dihadapi. Meskipun mungkin ada rintangan atau kegagalan di sepanjang jalan, peribahasa ini mengajarkan bahwa keberuntungan atau kesuksesan akan datang jika kita terus berjuang dan tidak putus asa. Dalam menghadapi kehidupan, peribahasa ini mengajak kita untuk tetap gigih, sabar, dan optimis, karena setiap kesulitan dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan.
  36. Yen sira dibeciki ing liyan, tulisen ing watu, supaya ora ilang lan tansah kelingan. Yen sira gawe kebecikan marang liyan tulisen ing lemah, supaya enggal ilang lan ora kelingan.
    • Artinya: Jika seseorang memperlakukan orang lain dengan baik, itu akan terukir dalam batu sehingga tidak hilang dan selalu diingat. Jika seseorang melakukan kebaikan kepada orang lemah, itu tidak akan hilang dan tidak akan terlupakan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya memperlakukan orang lain dengan baik dan melakukan kebaikan. Tindakan baik yang kita lakukan terhadap orang lain akan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dan akan diingat oleh mereka. Jika kita menyumbangkan kebaikan kepada orang yang lemah atau membutuhkan, itu akan memiliki dampak yang berarti dan akan dihargai.
  37. Sing sapa temen tinemu.
    • Artinya: Siapa yang ditakdirkan bertemu, pasti akan bertemu.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa jika dua orang atau lebih ditakdirkan untuk bertemu, mereka pasti akan bertemu di suatu waktu. Ini menekankan keyakinan pada takdir dan hubungan antara individu yang saling berhubungan.
  38. Melik nggendhong lali.
    • Artinya: Ingatlah tanpa melupakan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya mengingat hal-hal yang penting tanpa melupakan atau mengesampingkan hal-hal yang lain. Kita harus menghargai kenangan dan pengalaman masa lalu sambil tetap berfokus pada saat ini dan masa depan.
  39. Kudu sentosa ing budi.
    • Artinya: Ketenangan ada dalam pikiran.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa ketenangan dan kedamaian sejati dapat ditemukan dalam pikiran dan kesadaran kita. Mengendalikan pikiran, mengembangkan kebijaksanaan, dan mencapai kedamaian batin adalah kunci untuk mencapai ketenangan dalam hidup.
  40. Sing prasaja.
    • Artinya: Yang sederhana.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya kesederhanaan dalam hidup. Sederhana dalam tindakan, gaya hidup, dan pemikiran dapat membawa kebahagiaan dan kepuasan yang lebih besar daripada keinginan yang berlebihan dan keinginan yang tidak perlu.
  41. Balilu tau pinter durung nglakoni.
    • Artinya: Orang yang banyak tahu tetapi tidak melakukannya tidak akan berhasil.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengingatkan kita bahwa pengetahuan saja tidak cukup, tetapi harus diikuti dengan tindakan. Hanya dengan mengaplikasikan pengetahuan yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencapai kesuksesan dan hasil yang diinginkan.
  42. Tumindak kanthi duga lan prayogo.
    • Artinya: Bertindak dengan perencanaan dan percobaan.
    • Penjelasan: Prinsip ini menekankan pentingnya merencanakan dan menguji tindakan sebelum melakukannya. Dengan merencanakan dengan baik dan melakukan percobaan yang cermat, kita dapat meningkatkan peluang keberhasilan dan menghindari kesalahan yang tidak perlu.
  43. Percaya marang dhiri pribadi.
    • Artinya: Percaya pada diri sendiri.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya memiliki keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri. Ketika kita percaya pada kemampuan dan potensi diri sendiri, kita dapat mengatasi hambatan, menghadapi tantangan, dan mencapai tujuan yang kita tetapkan.
  44. Nandur kebecikan.
    • Artinya: Menanam kebaikan.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya menyebarkan kebaikan dalam hidup kita. Dengan melakukan tindakan baik kepada orang lain, kita dapat menciptakan dampak positif dalam masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan kita sendiri dan orang lain di sekitar kita.
  45. Janma linuwih iku bisa nyumurupi anane jaman kelanggengan tanpa ngalami pralaya dhisik.
    • Artinya: Kelahiran yang sejati adalah yang bisa melampaui batas waktu tanpa mengalami kematian.
    • Penjelasan: Prinsip ini menyatakan bahwa kelahiran yang sejati adalah yang tidak terikat oleh batasan waktu atau fisik. Ini mengacu pada keabadian dan kesadaran abadi yang melampaui kematian dan perubahan materi.
  46. Sapa kang mung ngakoni barang kang kasat mata wae, iku durung weruh jatining Pangeran.
    • Artinya: Orang yang hanya mengenal hal-hal yang kasat mata, belum mengenal hakikat dari Yang Maha Mulia.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa hanya dengan mengenal hal-hal yang nyata atau terlihat secara fisik saja tidak cukup untuk memahami kebenaran yang lebih tinggi atau esensi dari kehidupan. Ada dimensi yang lebih dalam dan lebih tinggi yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
  47. Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.
    • Artinya: Jika kamu menguasai pengetahuan yang banyak disukai oleh banyak orang, jangan merasa pintar. Karena jika Tuhan memberikanmu pengetahuan yang banyak, kamu juga akan menjadi seperti orang lain dan mungkin bisa menciptakan daun jati palsu.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan pentingnya rendah hati dalam memiliki pengetahuan yang luas. Meskipun pengetahuan yang kita miliki dihargai oleh banyak orang, kita tidak boleh merasa sombong atau angkuh. Jika Tuhan memberikan kita pengetahuan yang melimpah, kita juga harus tetap rendah hati dan tidak mengabaikan nilai-nilai kebenaran.
  48. Sing sapa gelem gawe seneng marang liyan, iku bakal oleh wales kang luwing gedhe katimbang apa kang wis ditindakake.
    • Artinya: Orang yang ingin membuat orang lain bahagia akan mendapatkan lebih banyak kebahagiaan daripada yang telah mereka lakukan sebelumnya.
    • Penjelasan: Prinsip ini mengajarkan bahwa ketika kita berusaha untuk membuat orang lain bahagia dan memperhatikan kebutuhan mereka, kita juga akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar. Melakukan tindakan kebaikan dan menyebarkan kebahagiaan tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang mendalam bagi diri kita sendiri.

4. Kebangsaan

Kebangsaan adalah butir keempat yang menjadi bagian integral dari budaya Jawa. Masyarakat Jawa memiliki rasa cinta dan kebanggaan yang tinggi terhadap Indonesia. Mereka bangga dengan warisan budaya mereka dan berusaha menjaga dan melestarikannya. Mereka juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya yang bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

5. Kekeluargaan

Butir kelima dalam budaya Jawa adalah “Kekeluargaan.” Masyarakat Jawa sangat menghargai dan mengutamakan nilai-nilai keluarga. Keluarga dianggap sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan menjadi pusat kehidupan sosial. Solidaritas keluarga dan saling mendukung merupakan ciri khas masyarakat Jawa. Mereka menjaga hubungan yang erat antara anggota keluarga dan memiliki tradisi gotong royong dalam mengatasi tantangan hidup.

6. Kebendaan

Kebendaan adalah butir terakhir dalam budaya Jawa. Masyarakat Jawa memiliki sikap yang bijaksana terhadap kekayaan materi. Mereka percaya bahwa kebendaan harus digunakan dengan bijak dan untuk kepentingan yang lebih besar. Masyarakat Jawa tidak terpaku pada harta benda semata, tetapi mengutamakan nilai-nilai spiritual dan kehidupan yang bermakna.
<a href="https://www.pshterate.com/"><img src="Butir Butir Budaya Jawa.jpg" alt="Butir Butir Budaya Jawa Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik"></a>

Kesimpulan

Dalam keseluruhan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dari butir butir budaya Jawa hanggayuh kasampurnaning hurip berbudi bawalesana ngudi sejatining becik adalah sebuah konsep yang menggambarkan cara hidup yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa. Konsep ini mengajarkan pentingnya ketuhanan, kerohanian, dan kemanusiaan sebagai pijakan utama dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan harmonis. Nilai-nilai ini tercermin dalam ajaran-ajaran dan pengajaran-pengajaran yang ada dalam budaya Jawa, yang

Populer

Flashnews