Filsuf Filosofi Falsafah
Filosofi atau falsafah ialah study mengenai inti, arah, dan makna kehidupan. Filsuf ialah orang yang pelajari filosofi dan memburu pengetahuan yang lebih dalam mengenai dunia dan manusia.
Semenjak jaman dulu, manusia sudah usaha untuk mendapati jawaban atas beberapa pertanyaan fundamental mengenai hidup, seperti asal mula dunia, arah hidup, dan apa yang membuat hidup memiliki arti. Filosofi ada sebagai usaha untuk mendapati jawaban-jawaban ini lewat pertimbangan logis dan analitis krisis.
Filsuf-filsuf dari beragam periode dan budaya sudah menyumbang pemikiran-pemikiran yang berbeda dalam filosofi. Beberapa salah satunya terhitung Socrates, Plato, Aristotle, Immanuel Kant, dan Friedrich Nietzsche. Mereka memburu jawaban atas beberapa pertanyaan fundamental lewat sistem yang berbeda, seperti pembicaraan, analogi, dan argument rasional.
Filosofi dipisah jadi beberapa cabang, seperti filosofi politik, filosofi kepribadian, filosofi epistemologi, dan filosofi seni. Masing-masing cabang ini pelajari aspek tertentu dari kehidupan dan pertimbangan manusia.
Filosofi sebagai dasar dari beberapa disiplin pengetahuan lain, seperti psikologi, sosiologi, dan teologi. Filosofi mempunyai imbas yang kuat pada kesadaran sosial dan politik, karena dia sediakan dasar untuk pahami hak asasi manusia, demokrasi, dan keadilan.
Keseluruhannya, filosofi dan falsafah sebagai usaha manusia untuk mendapati jawaban atas beberapa pertanyaan fundamental mengenai hidup dan dunia. Filsuf-filsuf sudah menyumbang pemikiran-pemikiran yang bermacam dan berguna dalam usaha ini, dan filosofi terus jadi sisi penting dari kehidupan cendekiawan manusia sampai sekarang ini.
30 Filsuf populer dari Islam
Keterangan berikut ini menerangkan mengenai 30 Filsuf populer dari Islam yang dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai Al Ghazali dan Jalaluddin Rumi. Tiap filsuf diberi info deskripsi mengenai kontributor yang sudah mereka kerjakan dalam beragam sektor seperti filsafat, teologi, matematika, pengetahuan alam, kedokteran, sastra, pengajaran, dan tasawuf. Keterangan ini untuk memberi deskripsi mengenai beberapa tokoh penting dalam riwayat Islam dan kontributor yang sudah mereka beri dalam beragam sektor pengetahuan dan keagamaan.
Filsuf populer dari Islam semenjak jaman Nabi Muhammad SAW sampai Al Ghazali dan Jalaluddin Rumi:
- Nabi Muhammad SAW
- Abu Bakr As-Siddiq
- Umar bin Khattab
- Uthman bin Affan
- Ali bin Abi Talib
- Hasan al-Basri
- Al-Kindi
- Al-Farabi
- Avicenna
- Al-Ghazali
- Averroes
- Al-Razi
- Al-Tusi
- Al-Suhrawardi
- Al-Qushairi
- Al-Shahrastani
- Al-Jahiz
- Al-Baqillani
- Al-Turtushi
- Al-Zarnuji
- Al-Baydawi
- Al-Nasafi
- Al-Jurjani
- Al-Khayyami
- Al-Zamakhshari
- Al-Raghib al-Isfahani
- Al-Qazwini
- Al-Tahanawi
- Al-Suyuti
- Jalaluddin Rumi
Kontributor 30 Filsuf dari Islam
Dalam riwayat Islam, banyak beberapa tokoh yang sudah membuat kontributor yang besar dalam beragam sektor pengetahuan dan keagamaan. Salah satunya sektor yang dikenalkan oleh beberapa tokoh ini ialah filsafat. Artikel ini akan menerangkan mengenai 30 filsuf populer dari Islam yang dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai Al Ghazali dan Jalaluddin Rumi. Berikut Info Deskripsi mengenai kontributor mereka:
- Nabi Muhammad SAW ialah pembawa risalah agama Islam dan sebagai figur religius yang penting dalam riwayat Islam.
- Abu Bakr As-Siddiq ialah teman dekat Nabi Muhammad SAW sebagai khalifah pertama sesudah meninggal dunianya Nabi Muhammad SAW. Ia dikenali sebagai pimpinan yang adil dan berwibawa.
- Umar bin Khattab ialah khalifah ke-2 sesudah Abu Bakr As-Siddiq. Ia dikenali sebagai pimpinan yang tegas tetapi adil dan ia meluaskan daerah kerajaan Islam.
- Uthman bin Affan ialah khalifah ke-3 sesudah Umar bin Khattab. Ia dikenali sebagai pimpinan yang memiliki integritas dan perkuat pemerintah Islam.
- Ali bin Abi Talib ialah khalifah ke-4 sesudah Uthman bin Affan. Ia ialah teman dekat Nabi Muhammad SAW yang paling dekat dan dikenali sebagai pemikir teologi yang luar biasa.
- Hasan al-Basri ialah seorang ulama dan figur religius yang hidup sekitaran era ke-7-8 M. Ia dikenali sebagai salah satunya figur yang mainkan peranan penting dalam perubahan tasawuf (religiusitas) Islam.
- Al-Kindi ialah filsuf Islam pertama kali yang dikenali secara luas. Ia hidup pada era kesembilan M dan dikenali sebagai “filsuf kerajaan”. Ia membuat kontributor besar dalam sektor matematika, ilmu dan pengetahuan, dan filsafat.
- Al-Farabi ialah seorang filsuf Islam yang hidup pada era kesepuluh M. Ia dikenali sebagai “guru beberapa filsuf” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat politik dan norma. Ia mengenalkan ide mengenai negara bagus dalam filsafat Islam.
- Avicenna ialah seorang filsuf, periset, dan dokter yang hidup pada era kesebelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf raja” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat, kedokteran, dan matematika. Ia menulis Kitab Shahih Bukhari sebagai rekomendasi penting dalam filsafat Islam.
- Al-Ghazali ialah seorang filsuf dan ulama yang hidup pada era keduabelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf ulama” dan membuat kontributor besar dalam sektor tasawuf dan filsafat. Ia menulis Kitab Ihya Ulumuddin sebagai rekomendasi penting dalam tasawuf.
- Averroes ialah seorang filsuf, periset, dan hakim yang hidup pada era keduabelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf hakim” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat, kedokteran, dan hukum.
- Al-Razi ialah seorang periset, dokter, dan filsuf yang hidup pada era kesembilan M. Ia dikenali sebagai “dokter filsuf” dan membuat kontributor besar dalam sektor kedokteran dan filsafat.
- Al-Tusi ialah seorang matematikawan, periset, dan filsuf yang hidup pada era ke-13 M. Ia dikenali sebagai “matematikawan filsuf” dan membuat kontributor besar dalam sektor matematika, astronomi, dan filsafat.
- Al-Suhrawardi ialah seorang filsuf yang hidup pada era keduabelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf sinar” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat mistis.
- Al-Qushairi ialah seorang figur religius yang hidup pada era kesepuluh M. Ia dikenali sebagai “guru tasawuf” dan membuat kontributor besar dalam sektor tasawuf.
- Al-Shahrastani ialah seorang filsuf yang hidup pada era keduabelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf agama” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat agama.
- Al-Jahiz ialah seorang filsuf dan sastrawan yang hidup pada era kesembilan M. Ia dikenali sebagai “filsuf sastra” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat sastra dan pengetahuan retorika.
- Al-Baqillani ialah seorang filsuf dan teolog yang hidup pada era kesepuluh M. Ia dikenali sebagai “filsuf teolog” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat teologi dan nalar.
- Al-Turtushi ialah seorang filsuf dan sastrawan yang hidup pada era keduabelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf sastra” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat sastra dan pengetahuan retorika.
- Al-Zarnuji ialah seorang filsuf dan guru yang hidup pada era keduabelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf guru” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat pengajaran.
- Al-Baydawi ialah seorang filsuf dan teolog yang hidup pada era ke-13 M. Ia dikenali sebagai “filsuf teolog” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat teologi dan tafsiran Al-Qur’an.
- Al-Nasafi ialah seorang filsuf dan teolog yang hidup pada era ke-14 M. Ia dikenali sebagai “filsuf teolog” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat teologi dan tafsiran Al-Qur’an.
- Al-Jurjani ialah seorang filsuf dan sastrawan yang hidup pada era ke-14 M. Ia dikenali sebagai “filsuf sastra” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat sastra dan pengetahuan retorika.
- Al-Khayyami ialah seorang matematikawan, periset, dan filsuf yang hidup pada era kesebelas M. Ia dikenali sebagai “matematikawan filsuf” dan membuat kontributor besar dalam sektor matematika, astronomi, dan filsafat.
- Al-Zamakhshari ialah seorang filsuf dan teolog yang hidup pada era keduabelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf teolog” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat teologi dan tafsiran Al-Qur’an.
- Al-Raghib al-Isfahani ialah seorang filsuf dan sastrawan yang hidup pada era kesebelas M. Ia dikenali sebagai “filsuf sastra” dan membuat kontributor besar dalam sektor filsafat sastra dan pengetahuan retorika.
- Al-Qazwini ialah seorang perisetdan filsuf yang hidup pada era ke-13 M. Ia dikenali sebagai “filsuf periset” dan membuat kontributor besar dalam sektor pengetahuan alam, kosmografi, dan filsafat.
- Al-Tahanawi ialah seorang ulama dan filsuf yang hidup pada era ke-19 M. Ia dikenali sebagai “filsuf ulama” dan membuat kontributor besar dalam sektor tafsiran Al-Qur’an, hadits, dan filsafat.
- Al-Suyuti ialah seorang ulama dan filsuf yang hidup pada era ke-15 M. Ia dikenali sebagai “filsuf ulama” dan membuat kontributor besar dalam sektor tafsiran Al-Qur’an, hadits, riwayat, dan filsafat.
- Jalaluddin Rumi ialah seorang figur religius dan penyair yang hidup pada era ke-13 M. Ia dikenali sebagai “guru tasawuf” dan membuat kontributor besar dalam sektor tasawuf lewat beberapa karyanya seperti Masnavi sebagai rekomendasi penting dalam tasawuf.
Figur Wali Sanga / Walisongo (9)
Walisongo ialah panggilan umum yang dipakai untuk menyebutkan beberapa ulama yang berperanan dalam penebaran agama Islam di Nusantara pada era ke-15 dan ke-16. Mereka sebagai beberapa tokoh penting dalam riwayat perubahan agama Islam di Indonesia. Dalam tulisan ini, kami akan memberi deskripsi singkat mengenai 9 Walisongo yang terpopuler, yakni Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Gresik, Sunan Drajad, Sunan Muria, dan Sunan Tembayat. Kami akan memberi info mengenai kontributor mereka dalam menebarkan agama Islam, dan kitab-kitab yang dicatat oleh mereka. Info mengenai tanggal lahir, tanggal meninggal dunia, dan wilayah asal akan kami masukkan.
Nama beberapa Wali Sanga / Walisongo (9) itu yakni:
- Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
- Sunan Ampel atau Raden Karunia
- Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
- Sunan Drajat atau Raden Qasim Syarifuddin
- Sunan Kudus atau Raden Ja’far Shadiq
- Sunan Giri atau Raden Paku atau Muhammad ‘Ainul Yaqin atau Prabu Satmata
- Sunan Kalijaga atau Raden Syahid
- Sunan Muria atau Raden Umar Said
- Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
Harus diingat jika Walisongo ialah panggilan umum yang dipakai untuk menyebutkan beberapa ulama yang berperanan dalam penebaran agama Islam di Nusantara pada era ke-15 dan ke-16.
Figur Filsuf dalam Islam dari Indonesia
Melanjutkan informasi terkait tentang informasi para Tokoh Leluhur dari Timur Tengah dan Nusantara Indonesia yang setelah Walisongo ada juga Tokoh Filsuf setelahnya yang meliputi diantaranya sebagai berikut:
- K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923) dari Jawa, yang dikenali sebagai seorang pemikir Islam yang berperanan penting dalam gerakan modernisasi Islam di Indonesia. Dia mempromokan pertimbangan yang lebih logis dan sains dalam study Islam.
- K.H. Hasyim Asy’ari (1871-1947) dari Jawa, yang dikenali sebagai seorang ulama yang mempromokan pertimbangan yang lebih progresif dan moderat dalam Islam. Dia berperanan penting dalam membangun pesantren kekinian yang sediakan pengajaran yang lebih bagus untuk beberapa santri.
- K.H. Wahid Hasyim (1894-1949) dari Jawa, yang dikenali sebagai seorang ulama yang mempromokan pertimbangan yang lebih demokratis dan pluralistis dalam Islam. Dia berperanan penting dalam perjuangan perjuangkan hak-hak minoritas Muslim di Indonesia.
- K.H. Buya Hamka (1908-1981) dari Sumatra, yang dikenali sebagai seorang cendekiawan Muslim yang mempromokan kombinasi di antara pertimbangan tradisionil dan kekinian.
- K.H. Masdar F. Mas’udi (1924-2013) dari Jawa, yang dikenali sebagai seorang ulama yang mempromokan pertimbangan Islam yang lebih progresif dan inklusif dan perjuangkan perdamaian dan toleran dalam warga.
- Nurcholish Madjid (1939-2005) dari Jawa, yang dikenali sebagai seorang cendekiawan Muslim yang mempromokan pertimbangan liberal dan pluralisme dalam Islam.
- KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah seorang tokoh filsuf Indonesia yang lahir pada 7 September 1940 dan meninggal pada 30 Desember 2009. Dia adalah Presiden Indonesia ke-4 yang menjabat pada tahun 1999-2001. Dia dikenal sebagai ulama, intelektual, dan pemimpin politik dengan pendekatan moderat dan inklusif dalam beragama serta kritik terhadap kekerasan dalam agama. Ia juga dikenal sebagai pembela hak asasi manusia dan keberagaman.
- KH. Hamim Thohari Djazuli, yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Miek, adalah seorang tokoh spiritual yang mendirikan amalan dzikir Jama’ah Mujahadah Lailiyah, Dzikrul Ghofilin, dan sema’an (mendengarkan) al-Qur’an Jantiko Mantab. Dia lahir pada tanggal 17 Agustus 1940 dan meninggal pada tanggal 5 Juni 1993 atau 14 Dzulhijjah 1413 H.
- Emha Ainun Nadjib, yang juga dikenal sebagai Cak Nun, Mbah Nun, adalah seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia yang lahir pada 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur. Ia aktif dalam berbagai bentuk komunikasi seperti puisi, esai, cerpen, film, drama, lagu, musik, talkshow televisi, siaran radio, seminar, ceramah, dan tayangan video. Ia menggunakan beragam media, baik cetak maupun digital dan sangat produktif dalam berkarya.
- Azyumardi Azra (lahir 1952) dari Jawa, yang dikenali sebagai seorang cendekiawan Muslim yang pelajari riwayat dan filosofi Islam dan mempromokan pertimbangan moderat dan krisis dalam study Islam di Indonesia.
- K.H. Said Aqil Siroj (1928-2015) dari Jawa, yang dikenali sebagai seorang ulama yang mempromokan pertimbangan Islam yang lebih moderat dan progresif dan perjuangkan hak-hak minoritas Muslim di Indonesia.
Itu contoh-contoh figur filsuf dalam Islam dari wilayah Timur tengah dan Jawa. Tetapi, ada banyak kembali figur yang lain punya pengaruh dalam filsafat dan pertimbangan Islam di ke-2 wilayah itu.
Falsafah Ajining Diri Saka Lathi
“Ajining Diri Saka Lathi” (Aji – Bernilai, Berharga, Tersohor, Ning – Pada, Pada Suatu hal, Saka (Sangkan Paraning) – Dari, Asal, Sumber, Lathi – Mulut, Tutuk, Cangkem, Alat ‘Cangkul’) atau dikenal juga sebagai Ajining Diri Ana ing Lathi atau Ajinimg Diri Ono ing Lathi ialah pernyataan dengan bahasa Jawa yang dipandang seperti filosofi hidup yang memprioritaskan peningkatan diri. “Ajining Diri” disimpulkan sebagai proses pengenalan diri dan perubahan kekuatan diri, sementara “Lathi” merujuk pada kearifan lokal atau adat budaya Jawa yang memberi instruksi dan tuntunan saat menjalankan hidup. Ide ini perkuat sikap hidup yang memerhatikan faktor fisik, psikis, religius dan sosial di dalam meraih kesetimbangan hidup. Disamping itu, ide ini mengajari keutamaan menghargai dan menghormati budaya dan adat lokal saat menjalankan hidup.
Mengejar Bayangan Menangkap Angin
Artikel ini membahas mengenai fenomena “mengejar bayangan” dan implikasi psikologis serta kesehatan mental yang dapat terjadi akibatnya. Mengejar bayangan seringkali mengarah pada fokus pada hal-hal yang tidak realistis atau tidak dapat dicapai, sehingga dapat memicu stres, kecemasan, dan depresi. Dalam konteks ini, artikel lebih fokus pada dampak-dampak psikologis dan kesehatan mental daripada pemikiran filsafat seperti konsep Platonic dalam teori bayangan.
Meskipun demikian, artikel juga mencakup referensi terhadap pemikiran filsafat dan teori bayangan, yang membahas konsep realitas dan pengetahuan. Dalam konteks ini, mengejar bayangan dapat dikaitkan dengan upaya untuk mencapai pengetahuan yang ideal dan konsep realitas yang mendasar. Dengan demikian, artikel ini dapat dianggap sebagai gabungan antara ilmu psikologi dan filsafat, yang membahas dampak psikologis serta konsep-konsep filsafat terkait mengejar bayangan.
Pandangan Filsuf Filosofi Falsafah
Tiap filsuf diberi deskripsi mengenai kontributor yang sudah mereka kerjakan dalam beragam sektor seperti filsafat, teologi, matematika, pengetahuan alam, kedokteran, sastra, pengajaran, dan tasawuf. Info ini diharap bisa memberi deskripsi yang lebih terang mengenai beberapa tokoh penting dalam riwayat Islam dan kontributor yang sudah mereka beri dalam perubahan pengetahuan dan keagamaan. Lewat artikel ini, diharap saudara semua se iman bisa menambahkan pengetahuan dan menghargakan kontributor yang sudah diberi oleh beberapa filsuf populer dalam riwayat Islam. Sebagai penutup, artikel ini ingin memperjelas jika kontributor dari beberapa filsuf itu masih berkaitan sampai sekarang ini dan masih tetap jadi sumber ide untuk angkatan sekarang ini dan masa datang.
Organisasi Bela Diri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT, SH Terate) menganggap filsuf, filosofi, dan falsafah sebagai dasar penting dalam pendidikan manusia. Mereka percaya bahwa dengan memahami filsuf, filosofi, dan falsafah yang diterapkan dalam latihan pencak silat, anggota organisasi dapat belajar untuk menjadi manusia yang berbudi luhur, tahu benar dan salah, dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, organisasi ini berusaha untuk menciptakan individu yang memiliki karakter yang kuat dan menjunjung tinggi etika dan moral yang tinggi.