Histori Singkat Biografi Santoso Kartoatmodjo
Histori riwayat hidup Kang Mas Santoso Kartoatmodjo lahir hari Senin pasaran Legi tanggal 10 bulan Oktober tahun 1910 serta meninggal dunia di Kota Surabaya pada hari Minggu pasaran Wage tanggal 25 bulan Februari tahun 1990 yang Ayahnya paring asma Bapak Kartodimedjo alias Kerto Lampu serta Ibunya yang memiliki nama Suminah. Ke-2 orang-tua Kang Mas Santoso Kartoatmodjo ini tinggal di Oro-Oro Ombo Madiun. Kartodimedjo adalah saudara SH Ki Hadjar Hardjo Oetomo serta memercayakan anaknya buat dilatih pencak pada Ki Hadjar Hardjo Oetomo.
Histori Riwayat Pekerjaan Umum
Pengajaran Kang Mas Santoso Kartoatmodjo yang sempat pernah dilakoninya disamping belajar pencak silat di Ki Hadjar Hardjo Oetomo ialah dia sekolah di HIS Madiun, MTS (Midlebare Tehnik School) di Surabaya. Sewaktu di MTS ini dia sekelas dengan Kang Mas Irsyad Widagno. Seusai lulus dari MTS beliau lalu bekerja dengan bekal pengajaran baik dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo atau sekolah resmi tersebut, Kang Mas Santoso Kartoatmodjo semasa muda dikasih keutamaan Allah ringan mendapat tempat bekerja. Institusi atau corporate /perusahaan yang sempat pernah beliau singgahi ialah bekerja di salah satunya di Perusahaan Marine Surabaya (saat ini PT.PAL), Pabrik Gula Rejo Agung Madiun.
Kisah Histori Keunggulan Beliau
Histori cerita Keutamaan yang beliau terima atas pemberian dari Allah dia diakui menjadi Kepala Jabatan Listrik serta Gas Madiun hingga tahun 1947. Jiwa nasionalisme sampai pada waktu Clash Belanda I, dia pernah dituding serta diamankan sebab dikira udah melaksanakan sabotase pemboman PLTA Gondosuli Madiun sampai di tambahkan dalam penjara Madiun oleh Belanda. Seputar enam bulan setelah itu, dia dilepaskan kembali. Perihal ini dibenarkannya putra Santoso masih hidup. Dia mengucapkan, “Dimas leres momen Gondosuli itu”.
Histori Kontribusi dalam IPSI
Histori pada tahun 1948 bahwasannya Kang Mas Santoso Kartoatmodjo turut ikut serta pula berpatisipasi dirikan IPSI serta jadi Ketua IPSI buat Bagian Organisasi, memperoleh gelar Pendekar Inti Indonesia di tahun 1981.
Perihal ini sama hal yang disebut Bambang Soewignyo putra Santoso Kartoatmodjo kalau, “Bopo yakni Pak Santoso tumut ngedegaken IPSI tahun 1948, dados Ketua IPSI Bagian Organisasi, memperoleh gelar Pendekar Inti Indonesia dari IPSI tahun 1981. Sejumlah dokumen saged kulo kintun bokbilih wonten nomor WA panjenengan. Dados wonten 2 (dua) figure pendekar PSHT ingkang dados Pengurus IPSI Pusat. P. Santoso. Ingkang pikantuk gelar Pendekar Inti Indonesia namung P. Santoso tandasnya.
Yang sempat pernah menjadi pengurus PB IPSI banyak, di tambah lagi ketika awalan kemajuan PB IPSI. Perihal ini sebab PSHT selaku satu diantara Pendiri PB IPSI serta selalu aktif bertindak hingga saat ini. Disamping pernah memberinya gelar Pendekar Inti pada Bapak Santoso, PB IPSI pernah juga memberinya gelar Pendekar Inti pada Bapak Presiden RI. Serta Satu diantara yang memperoleh gelar Pelatih Inti PB IPSI yaitu Kangmas Sipit”.
Kisah Histori Figure Kang Mas Santoso Kartoatmodjo yang Terbuka
Keutamaan Kang Mas Santoso Kartoatmodjo yang lain ialah beliau dikarunia Allah jadi figure yang terbuka (inklusif), sampai tempat tinggalnya terbuka buat siapa saja, terlebih saudara SH yang pengin belajar. Perihal ini tidak aneh sebab dalam dirinya sendiri tampil jiwa pengajar yang ditinggalkan dari Pendidi PSHT yakni Ki Hadjar Hardjo Oetomo.
Ini semuanya sama hal yang diutarakan Bambang Soewignyo putra Santoso ialah, “nyaris tiap-tiap malam Pak Tomo belajar jurus Tingkat II (dua) dalam rumah sebab Mbah Hardjo tak sempat berikan pelajaran sejak mulai stroke tahun 1945 serta tahun 1948 sudah tak dapat duduk kembali”. Tentang hal menurut Nur Hadi Abas yang memperoleh keterangan dari Bambang Soewignyo putra Santoso kalau, “Pak Tomo, Pak Badini, Pak Harsono latihan Tingkat II serta III dalam rumah saya sebab Mbah Hardjo tak sempat latih sebab panas stroke sejak mulai tahun 1945 serta PSC diberikan ke Pak Hasan Soewarno”.
Histori dalam Kontribusi di Sekolah Instansi Pendidikan
Histori Kang Mas Santoso Kartoatmodjo jadi figur seorang guru serta beliau dirikan Sekolah Tehnik I Madiun yaitu STP (Sekolah Tehnik Pertama) satu tingkat SMP buat waktu saat ini. Seusai dirikan STP, dia dirikan STM Madiun dam STM Kediri sampai pensiun selaku guru tinggi. Disamping di atas, Allah memberinya keutamaan pada Santoso ialah, dia pernah juga diwasiati Ki Hadjar Hardjo Oetomo sebelumnya guru serta pelatih silatnya meninggal dunia.
Histori Tempat Tinggal Saudara Sedulur Tunggal Kecer
Pada peninggalannya yaitu mengumpulkan saudara Sedulur Tunggal Kecer, buat tempat yang kuat, lestarikan tuntunan saya. Setelah itu ditunjuklah R.M. Soetomo Mangkoedjojo dengan alasan saudara yang paling muda buat bekerja menghimpun saudara-saudara SH. Tempat diskusi ditentukan dalam rumah Santoso di Jalan Dr. Soetomo No.76 Madiun sampai sukses disatukan sejumlah 30 saudara, salah satunya:
- R.M. Soetomo Mangkoedjojo;
- Hadiwijoyo;
- Irsyad Widagno;
- Umar Karsono;
- Harjo Marjut;
- Salyo HS;
- Raden Sumaji;
- Muntoro;
- Raden Bambang Sudarsono;
- Sulaiman;
- Jendro Darsono;
- Sumodiran;
- Sugiarto;
- Sukiman;
- Sumo Sudarjo;
- Makun;
- Arsidin;
- Sayogyo;
- Harjo Giring;
- Asmadi;
- Harjo Wagiran;
- Darmadi;
- Harsono;
- Suyono;
- Badini;
- Asmungi;
- Suharyo;
- Sastro Basuki;
- Utomo Mulyoprojo;
- Santoso Kartoatmojo (tuan rumah).
Setelah itu di tanggal 25 Maret 1951 nama PSHT dicetuskan. Dalam perundingan itu menciptakan salah satunya ialah terjadinya AD serta ART dan gambar PSHT, terjadinya fomasi pengurus di mana Santoso (Ketua), Sumadji (Sekretaris), Bambang Soedarsono (Bendahara), Hardjo Mardjoet serta Badini (Pelatih). Dari data info ini bila dibicarakan hakikatnya Ketua Umum pertamanya kali organisasi PSHT sejak mulai punya AD/ART dan gambar PSHT dapat di sebut Santoso ini. Diputuskan serta ditentukannya Santoso selaku Ketua ketika itu hakikatnya adalah keutamaan yang dikasihkan Allah padanya.
Histori Tambahan Materi Siswa SH Terate
Keutamaan yang dikasihkan Allah pada Santoso seterusnya ialah sewaktu dia pimpin PSHT jadi pimpinan yang berjiwa nasionalis, demokratis, inklusif,kreatif dengan bukti keluarkan kebijaksanaan dengan mempersetujui masukan dengan menerapkan hasil kreasi Moh. Irsyad berwujud materi Senam 1 – 90, Senam Toya, Senam Belati serta Kerambit yang diberikan sebelumnya Jurus Inti.
Dalam informasi di atas Sakti Tamat menulis dengan makna Senam Belati serta Kerambit. Di dalam perihal ini penulis mengutib apa yang ada. Kemungkinan yang diterangkan itu Tehnik buat waktu ini atau benar-benar dahulu waktu Pak Santoso mengatakannya Senam Belati serta Kerambit. Setelah itu sejalan dengan kemajuan serta pertukaran waktu dirubah makna itu jadi Tehnik Belati serta Kerambit. Ini begitu masuk akal apabila Di tahun 1966 kepimpinan PSHT kembali diberikan pada R.M. Soetomo Mangkoedjojo. Menurut riset penulis, kepimpinan yang dikerjakan Santoso ini hakikatnya tunjukkan kepimpinan yang inovatif, demokratif serta bukan otoriter dan konvensional.
Diluar itu dia sejatiya seseorang pimpinan PSHT yang berjiwa nasionalis. Kepribadian ini mucul dalam kepemimpinan bisa-bisa adalah buah didikan dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang punya jiwa serta kepribadian yang inovatif, demokratis, nasionalis yang terus-menerus berkreasi buat membuat perubahan peradaban biar hidup jadi berfaedah. Semuanya itu adalah keutamaan yang dikaruniakan Allah pada Santoso.
Figure manusia seperti berikut hakikatnya adalah figure sebagus-baik manusia seperti dawuhe Kanjeng Nabi Muhammad SAW, sebagus-baik manusia yaitu yang hidupnya berfaedah buat manusia (Khoirun nas anfa’uhum lin nas).
Histori Baju Sakral Siswa PSHT Berwarna Kuning
Buat menolong PSHT dari keragua-raguan mengikut kumpulan ekstrim kiri jadi orang tua beliau yang kala itu bekerja selaku TNI AD menganjurkan RM. Imam Koesoepangat profil PSHT buat berkiblat ke Sekber Golkar, kita analogkan dengan istilah nama Masjid buat mengatakan tempat beribadah umat Islam pada waktu kecil saya, selalu dirubah jadi Masjidh serta saat ini seusai di-renov namanya jadi Mushola maka Mas Imam saat itu keliling kota Madiun naik motor dengan bawa bendara Sekber Golkar.
Cara tadi setelah itu meniadakan keragua-raguan aparatus kepada PSHT mengikut kumpulan ektrim kiri sampai ketika itu PSHT aman serta masih ada dengan latihan dikerjakan dalam rumah/tempat tinggal Ibu Ambar orang-tua RM Imam Koesupangat di Paviliun Barat Kabupaten Madiun. Latihan ketika itu di bawah arahan RM. Imam Koesupangat setelah itu semuanya latihan PSHT di kota Madiun dikumpulkan di Paviliun Barat Kabupaten Madiun serta memulai gunakan seragam latihan busana silat warna kuning tergolong Panji PSHT dasar kuning.
Harus disadari tuntunan PSHT sendiri hakikatnya miliki niat mendidik manusia, terutama banyak anggota biar berakhlak baik tahu salah serta benar, mempunyai iman serta bertaqwa pada Tuhan YME serta memiliki tujuan turut mamayu hanyuning bawana.
Perihal ini dapat disaksikan dalam AD/ART PSHT Bab IV Pasal 5 ayat 1 serta 2. Lebih dalam kembali terkait tuntunan di PSHT dapat juga disaksikan di Mukadimah ialah membawa penduduknya mengungkap kedok/korden selubung hati nurani untuk mendapatkan Si Mutiara Hidup Bertahta.
Karenanya apabila ada orang atau kumpulan yang melaksanakan keragua-raguan kepada PSHT turut kumpulan ektrim kiri jadi tertolak. Setelah itu bersama istrinya Soemini, Santoso dikarunia 11 anak salah satunya ialah:
- Susanto Pudyodarmo;
- Suseno Darmosasono;
- Suwignyo Dibyomartono;
- Suyudi Purboyono (pengesahan bersama RM. Imam Koesupangat);
- Sundari Miliarti;
- Sulistyo Budiharjo;
- Sutopo Risharyono;
- Suci Lestari Rahayu;
- Subandrio Hervin Ismoko;
- Nanang Sudiro Edisartono;
- Meninggal Dunia ketika pada saat lahir.