Kualitas Kuantitas Persaudaraan Setia Hati Terate

Kualitas Kuantitas

Secara umum Kualitas Kuantitas, kita memiliki alasan yang kuat untuk merasa bangga dan bersyukur karena Persaudaraan Setia Hati Terate telah mencapai perkembangan yang luar biasa sejak kelahirannya pada zaman “Ki Hadjar Hardjo Oetomo” dan hingga saat ini. Dengan aset global lebih dari 241 ± (saat ini anggota PSHT semakin bertambah, dan biasanya dilakukan pemekaran) cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan Komisariat Luar Negeri, Persaudaraan Setia Hati Terate telah menjadi organisasi sosial budaya yang signifikan, yang layak diperhitungkan oleh organisasi-organisasi sejenis. Oleh karena itu, sebagai anggota organisasi ini, kita patut berbangga dan menghargai prestasi yang telah dicapai oleh Persaudaraan Setia Hati Terate dalam meningkatkan kualitas dan reputasinya di mata masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pernyataan tersebut memang benar, meskipun tidak didukung oleh data yang akurat. Namun, kebanggaan ini seharusnya tidak dipandang secara universal dan lengkap, karena keberhasilan organisasi tidak hanya diukur dari segi kuantitas saja. Ada satu dimensi yang perlu diperhatikan secara seksama, yaitu dimensi kualitas, yang cenderung lebih dominan dan menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah organisasi. Oleh karena itu, untuk dapat mengukur secara tepat keberhasilan suatu organisasi, perlu ditekankan bahwa penilaian harus mencakup kedua aspek tersebut, yaitu kuantitas dan kualitas. Dengan demikian, kebanggaan terhadap organisasi tidak hanya didasarkan pada jumlah anggota atau cabang yang dimilikinya, tetapi juga pada kemampuan organisasi dalam memenuhi tujuan dan mencapai visinya dengan kualitas yang optimal.
<a href="https://www.pshterate.com/"><img data-src="Pendahuluan Persaudaraan Setia Hati Terate.webp" alt="Pendahuluan Persaudaraan Setia Hati Terate"></a>

Faktor Kualitas dan Kuantitas Persaudaraan Setia Hati Terate

Prioritas utama yang perlu diperhatikan dalam menilai keberhasilan sebuah organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah kualitas yang dimilikinya. Karena tanpa dukungan kualitas yang handal, nilai kuantitas yang dimiliki oleh organisasi tidak akan berarti apa-apa.
Oleh karena itu, penting untuk mempertanyakan apakah kuantitas dan kualitas yang dimiliki oleh Persaudaraan Setia Hati Terate sudah selaras.!
Pertanyaan tersebut diatas penting untuk dijawab, karena hanya dengan memperhatikan kedua aspek tersebut secara seimbang, organisasi dapat mencapai tujuan dan visinya secara optimal. Selain itu, pemikiran seperti ini memperlihatkan bahwa kualitas adalah tolak ukur yang lebih penting dalam mengevaluasi keberhasilan organisasi, yang seharusnya diutamakan dari aspek kuantitas. Oleh karena itu, sebagai anggota Persaudaraan Setia Hati Terate, perlu memberikan perhatian yang besar terhadap upaya meningkatkan kualitas organisasi, demi mencapai tujuan dan visi yang diharapkan.
Kita dengan jujur mengakui bahwa persentase kualitas dan kuantitas dalam tubuh Persaudaraan Setia Hati Terate saat ini menunjukkan tanda-tanda yang tidak sehat dan tidak seimbang. Hal ini patut kita renungkan dengan serius. Gejala demikian bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
  1. Pesatnya pertumbuhan Persaudaraan Setia Hati Terate yang tidak diimbangi dengan upaya perbaikan yang cermat dan teliti.
  2. Keterbatasan waktu, kelemahan, serta kekhilafan dari para pengurus khususnya, dan para anggota Persaudaraan Setia Hati Terate pada umumnya.
  3. Penanganan yang kurang profesional dan tidak dapat menyesuaikan Persaudaraan Setia Hati Terate dengan perkembangan zaman.
  4. Minimnya pemahaman tentang ajaran ke-SH-an/kerohanian sebagai penyeimbang dan penyelarasan bagi individu anggota Persaudaraan Setia Hati Terate.
Perlu diingat bahwa seiring dengan pertumbuhan organisasi, upaya untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas haruslah berjalan sejalan. Tidak hanya sekadar mengejar angka atau jumlah, namun juga penting untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi.
Dalam menghadapi permasalahan di atas, Persaudaraan Setia Hati Terate perlu melakukan introspeksi untuk menemukan sejumlah terapi yang diperlukan. Solusi yang menjanjikan harapan dan penyelesaian tergantung pada Musyawarah Kerja (MUKER) Persaudaraan Setia Hati Terate.
Namun, semua itu memerlukan pengakuan bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate masih memiliki kemampuan “Duwe Gawe” atau mampu melakukan pekerjaan yang cukup besar dan berpengaruh secara nasional. Apabila kita dapat melakukan hal ini, maka kita juga turut membantu kelancaran program yang telah menjadi kesepakatan bersama dari Pengurus Pusat. Oleh karena itu, sebagai upaya menjaga keberlangsungan organisasi, diperlukan kerja sama dan kesadaran dari seluruh anggota untuk melakukan perbaikan dalam segi kwantitas dan kualitas.
Dalam hal ini, penting untuk menekankan bahwa program yang dihasilkan dari Musyawarah Kerja tidak boleh berbalik menyerang diri sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap setiap kebijakan yang diambil, selama hal tersebut dilakukan demi kebijakan bersama. Semua ini akan berhasil dengan baik jika seluruh keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate memiliki satu pandangan yang sama, yaitu “bagaimana yang terbaik”, bukan “bagaimana yang enak”.
Harus diingat kembali bahwa latar belakang terbentuknya Persaudaraan Setia Hati Terate adalah sebagai berikut:

“Dalam Pencak Silat terdapat bekal bagi para pemuda untuk melawan penjajah atau menambah kekuatan mental seseorang.”

Berdasarkan prinsip ini, Persaudaraan Setia Hati Terate berkembang pesat seperti yang kita ketahui bersama.
“Semoga kita dapat menghayati dan mengamalkannya dengan baik.”

Summary

Persaudaraan Setia Hati Terate telah menjadi organisasi sosial-budaya yang signifikan dengan lebih dari 241 ± cabang di Indonesia dan luar negeri. Namun, kesuksesan tidak boleh diukur hanya dari kuantitas, melainkan kualitas juga merupakan aspek yang sangat penting. Oleh karena itu, mengevaluasi kesuksesan suatu organisasi memerlukan keseimbangan antara kuantitas dan kualitas. Sebagai anggota SH, seseorang harus memprioritaskan upaya untuk meningkatkan kualitas guna mencapai tujuan dan visi organisasi secara optimal. Tanda-tanda saat ini menunjukkan ketidakseimbangan yang tidak sehat antara kualitas dan kuantitas di dalam organisasi. Oleh karena itu, introspeksi diperlukan untuk mencari solusi, yang tergantung pada Musyawarah Kerja Persaudaraan Setia Hati Terate. Akhirnya, mengakui kelebihan atau “Duwe Gawe” sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme organisasi.

Topic

Persaudaraan Setia Hati Terate, Kualitas, Kuantitas, Evaluasi, Introspeksi, Faktor, Kemampuan Duwe Gawe, MUKER.