Ngalah Ngalih Ngamuk
Pepatah Jawa Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti, memiliki makna yang sangat dalam. Pepatah tersebut berisi prinsip kebijaksanaan dari Insan Setia Hati Terate yang dipercaya dapat mengatasi berbagai situasi sulit. Setiap kata dalam pepatah tersebut memiliki makna yang mendalam dan perlu dipahami dengan baik. Dalam artikel ini, kita akan membahas arti dari pepatah tersebut dan bagaimana prinsip kebijaksanaan dari Insan Setia Hati Terate dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti
Pepatah Jawa Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti memiliki makna yang dalam dan bermakna filosofis. Secara harfiah, Ngalah berarti mengalah, Ngalih berarti menyingkir, dan Ngamuk berarti bertindak. Ketiga kata tersebut saling berkaitan dan menjadi prinsip kebijaksanaan Insan Setia Hati Terate dalam menghadapi berbagai situasi.
Pengertian 4 Prinsip Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti
- Ngalah atau Mengalah
- Ngalih atau Menyingkir
- Ngamuk atau Bertindak
- Ngabekti atau Berserah Diri
1. Prinsip Ngalah (Mengalah)
Ketika Insan Setia Hati Terate mengalami gangguan, prinsip pertama yang harus dipegang teguh adalah Prinsip Ngalah. Prinsip ini menuntut agar Insan Setia Hati Terate berjiwa andap asor atau rendah hati. Artinya, ketika dihadapkan pada tantangan dari musuh, Insan Setia Hati Terate harus mampu bersabar dan mengalah terlebih dahulu. Namun, penting untuk diingat bahwa Ngalah bukan berarti kalah, melainkan menunjukkan kebijaksanaan dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik.
Prinsip Ngalah mengajarkan bahwa Insan Setia Hati Terate harus mengutamakan kerendahan hati dalam menghadapi konflik. Ketika musuh menantang, Insan Setia Hati Terate tidak boleh mudah terpancing emosi dan bereaksi secara negatif. Sebaliknya, ia harus bisa mengendalikan diri dan memilih untuk mengalah terlebih dahulu. Dengan begitu, Insan Setia Hati Terate bisa mengambil waktu untuk merenungkan dan memilih tindakan yang tepat, tanpa harus membuat situasi semakin buruk.
Untuk dapat mempraktikkan Prinsip Ngalah dengan baik, Insan Setia Hati Terate perlu memahami bahwa kerendahan hati bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan. Dengan merendahkan hati, Insan Setia Hati Terate bisa memperoleh wawasan baru dan memperdalam pemahaman terhadap situasi yang dihadapinya. Dalam konteks ini, Ngalah bukanlah sebuah pengorbanan, melainkan investasi dalam diri sendiri untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.
2. Prinsip Ngalih atau Menyingkir
Ketika dengan Ngalih atau mengalah, musuh masih saja mengganggu, maka sebagai Insan Setia Hati Terate yang cinta damai seperti bunga Teratai, maka Insan Setia Hati Terate harus Ngalih (menyingkir). Ini artinya, Insan Setia Hati Terate harus mencari cara untuk menyingkir atau menjauh dari ancaman dan kekerasan yang tidak perlu. Dalam situasi ini, Insan Setia Hati Terate harus tetap tenang dan berusaha menyelesaikan masalah dengan cara yang paling damai, misalnya dengan bernegosiasi atau mencari bantuan dari pihak yang berwenang.
Prinsip Ngalih tidak hanya berlaku dalam konflik fisik, tetapi juga dalam konflik verbal dan emosional. Sebagai contoh, jika seseorang menyerang atau mencemooh Insan Setia Hati Terate secara verbal, maka Insan Setia Hati Terate harus menghindari reaksi yang emosional dan menyerang balik. Sebaliknya, Insan Setia Hati Terate harus mencari cara untuk menenangkan diri dan menyelesaikan masalah secara konstruktif.
Dalam hal ini, penting untuk diingat bahwa prinsip Ngalih bukan berarti Insan Setia Hati Terate menjadi pengecut atau takut untuk melawan kejahatan. Sebaliknya, Ngalih merupakan tindakan bijaksana dalam menghadapi situasi yang berpotensi berbahaya dan kekerasan yang tidak perlu. Prinsip Ngalih juga mengajarkan untuk menjaga martabat dan kehormatan sebagai manusia, sehingga tindakan yang diambil tetap sesuai dengan nilai-nilai Insan Setia Hati Terate yang menganut kebijaksanaan dan keadilan.
3. Prinsip Ngamuk atau Bertindak
Apabila prinsip Ngalah dan Ngalih tidak cukup untuk mengatasi situasi yang dihadapi, maka sebagai Insan Setia Hati Terate yang menganut cinta damai dan persaudaraan, prinsip ke tiga yang harus diterapkan adalah Ngamuk. Prinsip ini mengajarkan bahwa Insan Setia Hati Terate harus memiliki keberanian dan kesiapan untuk bertindak dengan tegas dan tepat sasaran dalam menghadapi masalah.
Namun, dalam menerapkan prinsip Ngamuk, Insan Setia Hati Terate harus tetap menjaga sikap yang tenang dan tidak menggunakan kekerasan atau balas dendam. Sebaliknya, tindakan yang diambil harus didasarkan pada kebijaksanaan dan keberanian yang tepat, sehingga solusi yang ditemukan tidak merugikan pihak lain.
Dalam hal ini, kendali diri yang baik dan menjaga keselarasan antara hati dan akal pikiran adalah hal yang sangat penting. Dengan menerapkan prinsip Ngamuk dengan baik, Insan Setia Hati Terate dapat menunjukkan bahwa dirinya adalah sosok yang kuat dan tangguh, serta selalu mencari solusi terbaik untuk mengatasi situasi yang sulit dengan cara yang penuh dengan kebijaksanaan dan keberanian yang tepat.
4. Prinsip Ngabekti atau Berserah Diri
Prinsip keempat yang terakhir dari Insan Manusia Setia Hati Terate, yaitu Prinsip Ngabekti, menekankan pentingnya untuk memasrahkan segala hal kepada Yang Maha Kuasa. Meskipun manusia memiliki akal untuk memilah keputusan yang baik antara sesama manusia, namun Prinsip Ngabekti tetap menjadi yang paling mendasar dan terakhir. Prinsip ini mengajarkan kita untuk memahami hukum sebab akibat sebagai parameter untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Untuk memahami Prinsip Ngabekti dengan benar, kita perlu menghayati dan mufakat bersama, sehingga tidak menimbulkan rasa dendam dalam hati. Jika ada orang yang berada di luar batas kita, lebih baik menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Meskipun kita merasa benar, kita sebaiknya hanya berharap agar akibat dari perbuatan orang tersebut diberikan ganjaran yang sesuai dari Yang Maha Kuasa sebagai pengingat, bukan sebagai azab. Kita perlu memahami bahwa hukum sebab akibat akan berlaku, dan pada akhirnya kebaikan akan selalu menang.
Prinsip Hati Bersinar yang terletak di sisi luar memiliki garis merah yang mengindikasikan bahwa cinta dan kasih memiliki batas. Namun, ada juga Hati Putih tanpa batas yang menjadi lambang khusus Warga Tingkat Tiga dalam Persaudaraan Setia Hati Terate, seperti pada badge yang dimiliki oleh Kang Mas Imam Koessoepangat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang harus berusaha mencapai tingkat Pinandhita atau Brahma dalam menjalankan prinsip-prinsip kebijaksanaan Insan Setia Hati Terate. Dengan mencapai tingkat ini, seseorang dapat memiliki pandangan yang luas dan mampu berpikir lebih jernih dalam menghadapi setiap masalah. Prinsip ini mengajarkan kita untuk selalu bertindak dengan bijaksana dan mengutamakan kebaikan bersama, tanpa mengabaikan kepentingan pribadi.
Penerapan Prinsip Kebijaksanaan Ngalah Ngalih Ngamuk
Prinsip kebijaksanaan dari Insan sebagai Manusia yang ber SH dari Setia Hati Terate ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan personal maupun profesional. Dalam hubungan personal, prinsip Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti dapat membantu kita mengatasi konflik dengan pasangan, keluarga, atau teman dengan cara yang lebih baik dan lebih damai. Dalam hubungan profesional, prinsip ini dapat membantu kita mengatasi konflik di tempat kerja, seperti konflik dengan atasan atau rekan kerja, dengan cara yang lebih profesional dan efektif.
Selain itu, prinsip ini juga dapat membantu kita dalam menghadapi berbagai situasi sulit dalam kehidupan, seperti kesulitan finansial, kesehatan, atau bahkan bencana alam. Dengan mengaplikasikan prinsip Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti, kita dapat memiliki kebijaksanaan untuk mengatasi masalah dengan cara yang lebih baik dan lebih efektif, serta tetap memiliki semangat dan keberanian untuk menghadapi tantangan.
Kesimpulan Ngalah Ngalih Ngamuk
Pepatah Jawa Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti memiliki makna yang dalam dan bermakna filosofis, dan menjadi prinsip kebijaksanaan dari Insan Setia Hati Terate dalam menghadapi berbagai situasi sulit. Prinsip Ngalah Ngalih Ngamuk Ngabekti dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu kita mengatasi konflik dan situasi sulit dengan cara yang lebih baik dan lebih efektif, serta tetap memiliki semangat dan keberanian untuk menghadapi tantangan.
Pepatah Jawa Mgalah, Ngalih, Ngamuk memiliki makna yang dalam dan bermakna filosofis, dan menjadi prinsip kebijaksanaan dari Insan Setia Hati Terate dalam menghadapi berbagai situasi sulit. Prinsip Ngalah, Ngalih, Ngamuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu kita mengatasi konflik dan situasi sulit dengan cara yang lebih baik dan lebih efektif, serta tetap memiliki semangat dan keberanian untuk menghadapi tantangan.