Sesotya Aran Dharah Wirid Hidayat Jati

Sesotya Aran Dharah

Sesotya Aran Dharah: Sesotya memiliki arti berlian yang pancarkan sinar beragam warna. Berlian ini mengucur di sekujur badan fisik calon manusia yang telah tercipta. Berlian ini tidak lain ialah darah.
<a href="https://pshterate.com/"><img src="Karmendriya Antarendriya Jayendriya.jpg" alt="Sesotya Aran Dharah Wirid Hidayat Jati"></a>
Darah, selainnya berperan untuk menjaga tubuh fisik, sebenarnya bawa Budi. Budi dapat memiliki arti Kesadaran Menjaga (Consciousness) sekalian dapat memiliki arti Ke-sadaran Kepahaman (Awareness).
Pernyataan Jawa saja budi wae (tidak boleh bergerak saja) mengarah pada Kesadaran Jaga. Kesadaran Menjaga ialah pengetahuan penuh atas diri, ruangan, dan waktu. Dan pernyataan Jawa mulia budine (mulia kesadaran pengetahuannya) mengarah pada Kesadaran Ke-pahaman.
Kesadaran Kepahaman ialah kesadaran hasil dari pengalaman ataupun pengetahuan hidup. Darah cuma bawa Kesadaran Menjaga (Consciousness) yang dari Napsu Mutmainah. Dalam Napsu Mutmainah sendiri terdapat dua kesadaran itu sekalian: Kesadaran Menjaga dan Kesadaran Kepahaman.
Jalinan Kesadaran Menjaga dengan darah memang erat. Ketidakberhasilan mekanisme perputaran darah dalam menjaga supply darah yang ideal, atau menyusutnya supply darah, menyebabkan menyusutnya supply oksigen kejaringan badan dan otak hingga dapat memengaruhi turunnya Kesadaran Jaga. Demikian juga kebalikannya, bila perputaran darah lancar dan konstan, supply darah akan mencukupi dan memengaruhi stabilnya Kesadaran Jaga.

3 Tiga per-Wujudan Budi

Budi sebetulnya tunggal, tapi memiliki tiga per-wujudan, yakni:
  1. Karmendriya: purbaning Budi (kuasa dari Budi), yakni kesadaran pandangan, pendengaran, penciuman, dan penyuaraan.
  2. Antarendriya: antaraning Budi (jarak waktu Budi), yakni detak jantung dan napas. Antaraning Budi memiliki kandungan makna jika Budi tidak mengetahui jika hal tersebut terjadi; atau dalam kata lain terjadi demikian saja tanpa perlu kedatangan Budi.
  3. Jayendriya: wisesaning Budi (kuasa Budi), yakni perabaan badan seperti perabaan kulit, kemaluan, dubur, tangan, dan kaki.
Saat Darah telah bawa Budi (Kesadaran Jaga), pada waktu itu calon manusia ada pada Ngalam Ajesam (“Alam Ajsam: Alam Jasad/Alam Jisim), masuk ke kandungan ibu di umur kandungan 6 bulan.
Darah yang bawa Budi (Kesadaran Menjaga) dikatakan sebagai pepaesaning Dat (hiasan Dzat), disebutkan sebagai wiwaraning Atma (lubang melingkar dari Ruh). Lubang ialah sela. Pada darah manusia ada lubang atau sela Ruh. Bila darah lenyap, keluarlah Ruh dari badan fisik manusia.

Bab ini Melanjutkan Materi tentang “