Uang Logam: Tiga Jenis Telung Keteng sebagai Mahar Jurus PSHT

Uang Logam: Tiga Jenis Telung Keteng sebagai Mahar Jurus PSHT

Uang Logam PSHT

<a href="https://www.pshterate.com/"><img src="Uang Logam Tiga Jenis Telung Keteng sebagai Mahar Jurus PSHT.JPG" alt="Uang Logam: Tiga Jenis Telung Keteng sebagai Mahar Jurus PSHT"></a>
Uang logam dengan tiga jenis telung keteng sebagai mahar jurus PSHT sebanyak 36 adalah sebuah konsep unik yang berkaitan dengan penggunaan uang logam dalam sistem nilai di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Konsep ini menggambarkan makna simbolis dari tiga jenis uang logam yang memiliki nilai berbeda dalam filosofi PSHT. Uang logam ini memiliki kata kunci utama yang berfokus pada “uang logam”.

Deskripsi

Dalam konteks PSHT, ada tiga jenis nilai mata uang logam yang digunakan. Pertama, uang logam bernilai terendah terdiri dari tujuh keping. Kedua, uang logam bernilai pertengahan terdiri dari lima keping. Terakhir, uang logam bernilai paling tinggi hanya terdiri dari satu keping.

Filosofi di Balik Uang Logam PSHT

Angka 7 yang melambangkan tujuh hari dalam seminggu (Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu) mewakili uang logam bernilai terendah. Angka 5 melambangkan pasaran hari dalam satu minggu (Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing) dan mewakili uang logam bernilai pertengahan. Sementara itu, angka 1 melambangkan tahun dan mewakili uang logam bernilai paling tinggi.
Penggunaan simbol angka pada uang logam tersebut mengandung pesan filosofis. Uang logam dengan nilai terendah melambangkan tingkat hidup golongan manusia yang paling rendah. Sementara itu, uang logam dengan nilai tertinggi melambangkan kehidupan golongan yang paling tinggi. Konsep ini bertujuan untuk memberikan pesan kepada anggota PSHT bahwa dalam perjuangan hidup sehari-hari, ketika mereka berada dalam posisi yang rendah, mereka tidak boleh berkecil hati. Ketengan atau keteng merujuk pada nilai yang rendah atau kecil, baik dalam hal kehidupan maupun nilai uang. Sebab, satu rupiah tidak akan memiliki nilai penuh dan bukanlah rupiah jika kehilangan satu keteng saja. Di sisi lain, bagi mereka yang sedang menjalani hidup makmur (derajat yang tinggi), pesan ini mengingatkan mereka untuk tidak sombong dan mengabaikan yang kecil atau ketengan.

Makna Tambahan dari Angka

Konsep ini juga melibatkan penggunaan angka dalam jumlah tertentu. Jumlah 7+5=12 melambangkan bahwa satu hari terdiri dari 12 jam siang dan 12 jam malam. Angka 1 diartikan sebagai setiap tahun, bulan, minggu, hari, pasaran, jam, menit, dan detik. Bahkan, setiap saat dalam kesucian menuju dan menghadap (sembah) kepada Tuhan Yang Maha Esa diistilahkan sebagai hambanyu mili. Hal ini menegaskan bahwa anggota PSHT diwajibkan untuk senantiasa hidup dalam kesucian dan mengarahkan diri kepada Tuhan.
<a href="https://www.pshterate.com/"><img src="Filosofi di Balik Uang Logam PSHT.jpg" alt="Uang Logam: Tiga Jenis Telung Keteng sebagai Mahar Jurus PSHT"></a>

Kesimpulan

Uang logam dengan tiga jenis telung keteng yang sebagai mahar atas jurus sebanyak 36 dari PSHT adalah sebuah konsep dalam PSHT yang melibatkan penggunaan uang logam dengan tiga jenis nilai yang berbeda. Konsep ini memiliki makna filosofis yang mengajarkan anggota PSHT tentang rendahnya dan tingginya kehidupan, serta pentingnya menjaga kesederhanaan dan kesucian dalam perjuangan hidup. Pesan yang disampaikan melalui angka pada uang logam tersebut memberikan pengertian tentang arti waktu dan kesucian dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Konsep ini mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh anggota PSHT dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca juga artikel terkait PSHT atau tulisan lainnya dari

Populer

Flashnews