Ilmu Tasawuf
- Islam adalah Aluamah, Supiyah, Amarah, Mutmainah.
- Ilmu Titen Jawa adalah Jiwa, Raga, Suksma, Rahsa (sebenarnya tidak dapat dipungkiri “Islam, itu meliputi semuanya, hanya saja Insan yang sebelumnya mengenal dan telah sudah diberi wisikan ananing Dzat dengan mengistilahkan berbeda penyebutannya).
- Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate telah terpampang jelas dari Badge PSHT yang mengambarkan 4 Kiblat 5 Pancer, dengan Hati karena untuk Rendah hati (memang berbeda sendiri jika melihat Lambang Badge PSHT dan tampilan Atributnya sederhani namun penuh Wibawa karena menjunjung tinggi nilai Manjing Marang Gusti Kang Maha Kuasa, lan Makhluk amung titah sak wantah ndedherek kersaning Gusti).
Jasmani, Rohani, Nurani, Ilahi (coming soon lur) , dan perlu dimengerti bahwa apa yang dipaparkan ini masih dalam kulit luar, dan untuk yang lebih dalam yang terkait hal Ilmu Setia Hati tidak bisa semena mena dipaparkan karena itu memang bersifat Rahasia. Seperti halnya rahasia Pribadi yang mengerti ialah Ilahi sendiri dan meski dalam kehidupan manusia diwajibkan belajar karena memang itu adalah hal kemesraan dari yang menciptakan terhadap yang diciptakan untuk selalu berkesinambungan “…”/.
- Jiwa – Jiwo (pikiran – sak jeroning).
- Raga – Rogo (badan – sak jeroning).
- Suksma – Suksma (jiwa – sak jeroning).
- Rahsa – Rahso Sejati (roh – arwah) | Jagad Raya (Semesta Alam “Mikrokosmos “micro – Jagad Kecil / Cilik” – Makrokosmos “macro – Jagad Besar / Gedhe”).
- Bumi, Tanah – Lemah (Pahing) 9.
- Api – Geni – Agni (Wage) 7.
- Angin – Udara (Kliwon) 8.
- Air – Banyu “nur maj’di” (Pon) 4.
- Matahari – Surya – Suryo (Legi) 5.
- Pendidikan Usia Dini : Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal.
- Pendidikan Dasar 1-6 : Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah.
- Pendidikan Dasar 7-9 : Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTS).
- Pendidikan Menengah 10-12 : Sekolah Menengah Atas (SMA), Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah.
- Pendidikan Tinggi : Perguruan Tinggi Akademi, Institut, Politeknik, Universitas, Madrasah Aliyah Kejuruan.
- Ketulusan Hati;
- Kejujuran;
- Kebersihan;
- Kerendahan hati;
- Kesabaran;
- Keseriusan;
- Kebersama-samaan.
Ilmu Tasawuf mengenal Jati Diri
- Di dunia ini, manusia telah diciptakan dengan lima variasi warna kulit yaitu putih, kuning, cokelat, merah, dan hitam, yang tersebar di seluruh lima benua. Selain itu, manusia dilengkapi dengan lima panca indra.
- Untuk memperoleh pengalaman yang lebih luas dan mendalam, manusia dikaruniai lima indra, yaitu penglihat, pendengar, penciuman, perasa, dan peraba. Namun, demi meningkatkan kemampuan menjelajahi dunia yang ada di sekitarnya, lima jari juga ditambahkan sebagai alat tambahan. Dengan demikian, manusia memiliki total sepuluh alat indera yang dapat membantunya memahami dan menyelami dunia ini.
- Manusia dikaruniai lima jari pada kedua tangan dan kakinya. Dengan demikian, manusia sudah memiliki segala yang dibutuhkan untuk hidup di dunia ini. Namun, masih ada satu hal lagi yang harus ditentukan, yaitu jenis kelamin. Setelah diciptakan, manusia ditempatkan di dunia dan dibagi ke dalam lima benua. Di sana, manusia harus menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku di bumi.
- Manusia ditempatkan di salah satu dari lima benua yang ada di dunia ini, tergantung pada warna kulitnya. Orang-orang yang berkulit putih tinggal di benua Eropa, orang-orang yang berkulit kuning di benua Asia, orang-orang yang berkulit coklat di benua Australia, orang-orang yang berkulit merah di benua Amerika, dan orang-orang yang berkulit hitam di benua Afrika. Di dunia ini, terdapat dua kutub, yaitu kutub utara dan selatan, yang masing-masing mewakili pola medan magnet positif dan negatif. Setiap benih manusia yang turun ke bumi akan terpengaruh oleh medan magnet ini, sehingga terbagi menjadi dua. Benih yang lebih kuat tertarik ke kutub selatan akan menjadi laki-laki dengan pola medan magnet negatif, sedangkan benih yang lebih kuat tertarik ke kutub utara akan menjadi perempuan dengan pola medan magnet positif. Setiap benua memiliki perbandingan jenis kelamin yang berbeda-beda, yang tentunya merupakan keputusan adil dari Sang Pencipta yang Maha Adil.
- Di Pulau Jawa, terdapat lima nama hari yang disebut “panca wara” atau “pasaran”. Nama-nama hari tersebut adalah Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Nama-nama tersebut diambil dari petunjuk para pancer yang meliputi lima elemen alam, yaitu Bumi (Pahing), Air (Pon), Api (Wage), Angin (Kliwon), dan Matahari (Legi). Ketika hari-hari itu dijadikan acuan untuk menentukan jadwal kegiatan, maka akan tercipta siklus yang unik dan berbeda dari siklus hari biasa yang terdapat di daerah lain.
Seluruh poin yang disebutkan di atas merupakan parameter atau kata kunci dasar dari ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang mempelajari cara mengenal diri dan berhubungan dengan Tuhan. Tujuan akhir dari ilmu ini adalah untuk bertemu dengan Sang Ilahi atau dzat yang sejati. Dengan memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam poin-poin tersebut, seseorang dapat mencapai tingkat pemahaman yang lebih dalam mengenai diri dan hubungannya dengan Tuhan.
- Japa: Meminta ke Si Maha Berkuasa atas semua hal yang telah dibuat sehingga dapat tercipta.
- Mantra: Bacaan yang kita tujukan ke Si Maha Berkuasa dalam Pembuatan.
- Guna: Kekuatan yang melahirkan Kesaktian.
- Sarana: Kecerdasan yang melahirkan Kesaktian (Linuweh, Kualitas Manusia).
- Sabda: Kecerdasan yang melahirkan Kekuatan Pembaruan menuju Kesempurnaan (prima).
Berikut aturan dalam Ilmu Tasawuf
Adapun aturan Bersembah untuk mengapai Ilmu Tasawuf Jawa
- Dengan keseriusan dan rendah hati ke Yang Maha Santun.
- Baju tidak jadi permasalahan yang perlu asal bersih, rapi, dan santun, terkecuali dalam upacara yang berseragam karena itu harus patuh pada perintah.
- Situasi sunyi, baik tata lahir atau batin.
- Minta ke empat Saudara dan Lima Pancer bersatu dalam guo garba (sejiwa, berpadu solid dalam rasa).
- Sikap bersembah, menghadap kemana sajakah, paling utama ke timur ikuti perputaran bumi. Muka melekat ke tanah/lantai/rumput-rumputan tanpa alas apa saja tidak untuk kurangi rasa hormat ke Si Maha Pembuat.
- Prioritaskan saat sebelum tidur malam karena jam tidur harus menyerah diri dan tidak paham apapun, tetapi bila kondisi memenuhi lain waktu tidak jadi masalah.
- Saat bersembah jangan minta apa saja ke Si Maha Pembuat Jagad, minta bias setiap saat, janganlah sampai bertepatan dengan bersembah. Sedikit waktu untuk bersembah janganlah sampai digabungi atau terganggu oleh keinginan.
- Sebisa-bisanya berikan rasa hormat ke BELIAU, buang semua hati baik atau jelek, rasa kebingungan, suka, dan kesal, yang ada hanya rasa fresh, jelas tanpa beban apa saja.
Arah Bersembah guna mengapai Ilmu Tasawuf Jawa
Aturan Langkah Bersembah agar segera mencapai Ilmu Tasawuf Jawa
- Berdiri tegak menghadap ketimur, dengan ke-2 telapak tangan melekat diperut di bawah pusar.
- Longgarkan napas lebih dulu, lalu ambil napas debanyak-banyak kali, selanjutnya mengeluarkan napas paling akhir dan tahan sekeras kemungkinan sekalian membaca dalam hati: “kalih[dhateng] kawan saudaranipun kula, sukma sedayanipun, jiwa sedayanipun, raga sedayanipun, lan jagad seisinipun. kaping gangsal pancer siti , toya, latu, angin, lan srengenge[SURYA] seisinipun menyatu lebet gua garba, mangga[sumangga] sareng-sareng majeng sang pencipta jagad”
- Selanjutnya, menyembah dan membaca dalam hati: “kalih[dhateng] junjunganipun kula ingkang maha kuwaos pencipta, cipta, karsa, raos, semesta alam raya seisinipun , sareng raga, jiwa, suksma, rahsa lan alam saisining kula serah pribadi ingsun kang jumeneng wonten lebet wados kalih[dhateng] sampeyan[PANJENENGAN] sang maha gadhah[KAGUNGAN] kuwaos inggil segala-galanipun”
- Sesudah menyembah, duduk bersila dengan ke-2 telapak tangan digabungkan dimuka hidung. Tanpa membaca apa saja, cuma konsentrasi dan benar-benar menghadap Si Pembuat sekalian berolah napas seperlunya.
- Lakukan puasa sesuai keyakinan masing-masing.
- Berziarah ke pusara atau tempat suci yang dipercaya sebagai tempat tempat tinggal Yang Maha Tunggal.
- Perbanyak membaca kitab suci atau doa-doa yang dipercaya bisa dekatkan diri pada Yang Maha Tunggal.
- Ikuti beberapa kegiatan keagamaan seperti beribadah sholat, zikir, dan lain-lain.
- Berlaku rendah hati dan runduk ke beberapa keputusan yang diberi Yang Maha Tunggal, baik yang membahagiakan atau yang tidak membahagiakan.
- Dengan lakukan beberapa tindakan tertera di atas, diharap bisa tingkatkan rasa kepatuhan dan ketaatan ke Yang Maha Tunggal dan menjadi individu yang lebih dekat sama Tuhan.
Catatan Tentang “ILMU TASAWUF”
Tentang ILMU TASAWUH “JAWA (jawi, nusa dwipa)” dalam pemaknaan kata bahasa “TASAWUF” dalam budaya komunikasi Leluhur Jawa ialah “sunyata/su·nya·ta/ Jw n, kesunyataan/ke·su·nya·ta·an/ n kebenaran atau kenyataan (dalam ilmu tasawuf atau agama): alam -; ilmu -“ta.sa.wuf⇢ TesaurusEtimologi: [Informasi etimologi hanya tersedia bagi pengguna terdaftar]n ajaran (cara dan sebagainya) untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya: ilmu –; mengaji —
Ilmu Tasawuf Hubble Mosaic of the Majestic Sombrero Galaxy
Cara Mencapai Ketaqwaan dalam Persaudaraan Setia Hati Terate
Syariat, thoriqoh, hakikat, dan makrifat merupakan istilah-istilah dalam ilmu setia hati, yang digunakan dalam organisasi bela diri pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate. Syariat mengacu pada hukum-hukum agama yang harus diikuti, thoriqoh merujuk pada jalan atau metode untuk mencapai ketaqwaan, hakikat mengacu pada kebenaran spiritual yang sebenarnya, dan makrifat adalah pemahaman atau pengetahuan spiritual yang dalam. Semua istilah tersebut digunakan dalam perjalanan spiritual seseorang dalam organisasi ini untuk mencapai ketaqwaan dan kedekatan dengan Tuhan.
Insan Kamil, Syariat, Thoriqoh, Hakekat, Makrifat
- Individu Kamil ialah istilah yang dipakai dalam adat religius untuk memvisualisasikan seorang yang sudah capai kesempurnaan religius. Individu Kamil dipercaya sudah capai kesadaran yang tinggi dan bisa capai hubungan dengan Tuhan.
- Syariat ialah istilah yang dipakai dalam agama Islam untuk memvisualisasikan ketentuan atau hukum yang perlu dituruti oleh umat Muslim. Syariat meliputi aspek keagamaan seperti beribadah, adab, dan hukum.
- Thoriqoh ialah istilah yang dipakai dalam adat religius untuk memvisualisasikan jalan atau sistem yang dipakai untuk capai kesadaran religius yang semakin tinggi. Thoriqoh bisa berbentuk meditasi, doa, atau praktik-praktik religius yang lain.
- Hakekat ialah istilah yang dipakai dalam adat religius untuk memvisualisasikan kebenaran atau akar dari suatu hal.sebuah hal. Hakekat bisa diaplikasikan pada Tuhan, diri kita, atau dunia.
- Makrifat ialah istilah yang dipakai dalam adat religius untuk memvisualisasikan pengetahuan atau pengetahuan mengenai Tuhan. Makrifat dipercaya bisa mengakibatkan hubungan dengan Tuhan dan capai kesadaran yang semakin tinggi.
Ilmu Spiritual Tasawuf: Syariat, Tarekat, Hakikat, Makrifat
Tasawuf merupakan ilmu spiritual yang mengajarkan tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Terdapat empat konsep utama dalam tasawuf, yaitu syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Syariat adalah hukum Islam yang harus dipatuhi oleh setiap muslim. Tarekat merupakan jalan atau metode untuk mencapai kesempurnaan spiritual. Hakikat adalah pengalaman spiritual yang dihasilkan dari praktik tarekat. Sedangkan makrifat adalah pengetahuan atau pengenalan yang mendalam terhadap Allah.
Beberapa tokoh ulama Islam yang terkenal dalam bidang tasawuf adalah Abu al-Qasim al-Qushairi, Ibnu Athaillah al-Iskandari, Imam al-Ghazali, dan Ibnu Arabi. Mereka menulis kitab atau risalah yang membahas tentang tasawuf dan menjadi sumber utama ajaran Islam.
Kitab atau risalah yang terkenal di antara karya-karya para tokoh tersebut adalah Risalah Qushairiyah, Al-Hikam, Ihya Ulumuddin, dan Fusus al-Hikam. Setiap karya tersebut memiliki arti dan makna yang mendalam dalam memahami tasawuf.
Penting untuk mempelajari kitab-kitab tersebut karena di dalamnya terdapat anjuran agar mempelajari kitab di luar Al-Qur’an sebagai sumber utama pedoman untuk pengajaran Islam. Kitab-kitab tersebut juga memberikan panduan bagi umat Islam dalam memahami dan mempraktikkan ajaran tasawuf.
Dalam memahami tasawuf, juga penting untuk memahami perbedaan antara sufisme dengan cendekiawan, filosof, dan teolog. Sufisme lebih menekankan pada pengalaman spiritual daripada pemikiran rasional atau teologis. Namun, hal ini tidak mengabaikan pentingnya ilmu pengetahuan dan pemikiran dalam memahami tasawuf.
Dalam menjalani kehidupan spiritual, juga penting untuk memperhatikan keseimbangan antara aspek fisik dan spiritual. Praktik-praktik tasawuf, seperti dzikir, tafakkur, dan muhasabah diri, dapat membantu individu dalam mencapai kesempurnaan spiritual dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Wirid Hidayat Jati
Ilmu Tasawuf terkait Wirid Hidayat Jati ialah sebuah doa atau bacaan yang dipercaya bisa memberi hidayah atau panduan di dalam meraih kesadaran religius yang semakin tinggi. Wirid ini dipercaya bisa menolong dalam tingkatkan kualitas diri dan capai kesadaran yang lebih dalam. Tetapi, saat sebelum lakukan wirid Hidayat Jati, seorang harus mendapatkan saran atau pengajaran religius yang cukup dari pengetahuan mengenai fokus individu dari yang dibuat pada yang membuat, yakni Tuhan. Doa atau bacaan wirid ini dibaca dengan teratur dan dibarengi dengan meditasi atau pemikiran yang positif. Wirid Hidayat Jati diharap bisa menolong seorang untuk capai kesejahteraan hidup yang lebih bagus, kenyamanan batin, dan kesadaran yang semakin tinggi.
Sedulur Papat Limo Pancer
Sesotya Aran Dharah
Ide Religius yang dikenali sebagai Sesotya Aran Dharah atau Berlian Namanya Darah. Ide ini menyangkutkan berlian dengan perputaran darah manusia dan mengatakan jika berlian pancarkan sinar beragam warna dan dihubungkan dengan darah yang mengucur di sekujur badan fisik manusia. Darah dipandang seperti pembawa Budi yang disebut kesadaran atau pengetahuan diri, ruangan, dan waktu. Perputaran darah dipercaya kuat hubungannya dengan kesadaran, bila perputaran darah lancar dan konstan karena itu kesadaran konstan, bila perputaran darah alami permasalahan karena itu kesadaran akan dipengaruhi. Dalam artikel ini diterangkan mengenai realisasi dari Budi yang terbagi dalam Karmendriya, Antarendriya, dan Jayendriya.
Ilmu Tasawuf: Mengungkap Rahsa Sejati Sifat Tuhan dalam Diri Manusia
Ilmu Tasawuf mengajarkan tentang hubungan yang erat antara manusia dan Tuhan. Konsep Manusia sebagai Rahsa Tuhan dan Tuhan sebagai Rahsa manusia memperlihatkan bahwa setiap sifat atau karakter Tuhan dapat diwujudkan dalam diri manusia. Dalam artikel ini, saya menjelaskan bagaimana Bumi, Api, Angin, Air, Nur, Rahsa, Ruh, Nafs, dan Budi dianggap sebagai realisasi Karakter Tuhan yang merupakan Rahsa Sejati dari Allah pada diri manusia melalui ilmu tasawuf.
Ilmu Martabat 7 Dalam Tasawuf Hayyu, Nur, Sir, Roh Ilapi, Napsu, Budi, dan Jasad
Ilmu Martabat Tujuh dalam pengetahuan di dalam Ilmu Tasawuf ini menjelaskan terkait Kodrat Iradat Tuhan dalam Tujuh Keadaan: Kayu atau Hayyu, Nur, Sir, Roh Ilapi, Napsu, Budi, dan Jasad, merupakan tujuh keadaan dari Tuhan yang dikenal sebagai Dzat Yang Mahasuci. Tujuh keadaan tersebut diakui sebagai Warana Dat (Tabir Peng-halang Dzat). Kayu (Hayyu) merupakan keadaan hidup, Nur adalah keadaan cahaya, Sir (Sirr) merupakan keadaan rahsa/rasa sejati yang rahasia, Roh Ilapi (Ruh Idlafi) merupakan keadaan yang telah bersandar, disebut Suksma, Napsu (Nafs) merupakan keadaan kepribadian, Budi merupakan keadaan kesadaran jaga, dan Jasad (Badan Fisik) merupakan keadaan yang berada di luar Budi.
Wirid Dhingdhing Jalal Aran Kijab adalah sebuah penyekat agung yang berperan sebagai tirai penghambat. Dhingdhing Jalal atau Jasad sebetulnya cuma satu, namun memiliki dua jenis per-wujudan yaitu Jasad Turab (Jasad Turab) yaitu Tubuh Tanah, yakni tubuh yang terbentuk dari tanah, dan Jasad Latip (Jasad Lathif) yaitu Tubuh Lembut, yakni tubuh Suksma. Saat Dhingdhing Jalal telah terbentuk dengan prima, calon manusia bisa dikatakan sebagai seorang manusia yang siap untuk menjalani kehidupannya dan sekian deskripnya untuk rujukan Ilmu Martabat Tujuh dalam lmu Tasawuf tentang Khadrat Iradat Tuhan tersebut.
Makna, Arti, atau Pengertian Metodologi
- Metode penelitian: analisis, desain, teknik, pengumpulan data, validitas, reliabilitas
- Metode ilmiah: objektif, sistematis, logis, eksperimental
- Penelitian kuantitatif: data numerik, statistik, generalisasi
- Penelitian kualitatif: interpretasi, analisis tematik, naratif
- Penelitian metode campuran: kuantitatif dan kualitatif, komplementer, inkuiri
- Desain eksperimen: kontrol, variabel, hipotesis, generalisasi
- Survei: responden, skala, pertanyaan terbuka dan tertutup
- Wawancara: naratif, studi kasus, indepth
- Studi kasus: analisis kasus, detail, individu atau kelompok
- Teori berdasarkan pengalaman: kategori, konsep, emergensi
- Penelitian tindakan: pengembangan, perubahan, intervensi
- Etnografi: budaya, tradisi, kebiasaan
- Fenomenologi: pengalaman, persepsi, kesadaran
- Teori berdasarkan pengalaman: kategori, konsep, emergensi
- Penelitian historis: sejarah, peristiwa, kronologi
- Analisis isi: teks, media, dokumen
- Penelitian perbandingan: komparasi, analisis perbandingan, perbedaan
- Penelitian longitudinal: perubahan dalam waktu, dinamika, perkembangan
- Penelitian potong lintang: cross section, snapshot, situasi saat ini
- Triangulasi: metode ganda, validasi, perspektif
- Pengumpulan data: observasi, dokumentasi, kuesioner
- Analisis data: deskriptif, inferensi, analisis statistik
- Sampling: sampel, representatif, teknik pemilihan sampel
- Validitas: keabsahan, ukuran, instrumen
- Reliabilitas: konsistensi, stabilitas, instrumen
- Generalisabilitas: generalisasi, validitas eksternal, populasi
- Replikabilitas: ulangan, uji coba, hasil yang dapat diulang
- Objektivitas: tidak subjektif, obyektif, tidak berpihak
- Subjektivitas: persepsi, opini, pandangan
- Paradigma: filsafat, kerangka, perspektif
Topik Metodologi
- “Metode Penelitian dalam Penelitian Sosial”
- “Aplikasi Metode Ilmiah dalam Penelitian”
- “Analisis Kuantitatif dalam Penelitian Behavioural”
- “Interpretasi Kualitatif dalam Penelitian Kualitatif”
- “Implementasi Metode Campuran dalam Penelitian”
- “Desain Eksperimen dalam Penelitian Psikologi”
- “Implementasi Survei dalam Penelitian Demografi”
- “Analisis Wawancara dalam Penelitian Kualitatif”
- “Studi Kasus dalam Penelitian Pendidikan”
- “Pengembangan Teori Berdasarkan Pengalaman dalam Penelitian Sosial”
- “Penelitian Tindakan dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan”
- “Etnografi dalam Penelitian Budaya”
- “Fenomenologi dalam Penelitian Kesejahteraan Mental”
- “Pengembangan Teori Berdasarkan Pengalaman dalam Penelitian Organisasi”
- “Penelitian Historis dalam Sejarah Ekonomi”
- “Analisis Isi dalam Penelitian Media”
- “Penelitian Perbandingan dalam Studi Global”
- “Penelitian Longitudinal dalam Perkembangan Anak”
- “Analisis Potong Lintang dalam Penelitian Sosial”
- “Triangulasi dalam Penelitian Kepercayaan”
- “Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Sosial”
- “Analisis Data dalam Penelitian Kesehatan”
- “Sampling dalam Penelitian Politik”
- “Validitas dalam Penelitian Pemasaran”
- “Reliabilitas dalam Penelitian Psikometri”
- “Generalisabilitas dalam Penelitian Sosial”
- “Replikabilitas dalam Penelitian Ilmu Lingkungan”
- “Objektivitas dalam Penelitian Jurnalistik”
- “Subjektivitas dalam Penelitian Seni”
- “Paradigma dalam Penelitian Ilmu Sosial”
Hubungan Makrokosmos dan Mikrokosmos dalam Perspektif Ilmu Ketuhanan dalam Islam
Makrokosmos adalah keseluruhan alam semesta yang diyakini sebagai ciptaan Allah yang indah dan sempurna dalam perspektif agama Islam. Makrokosmos dianggap sebagai bukti kekuasaan dan kebesaran Allah yang dijabarkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Sedangkan Mikrokosmos adalah dunia yang ada di sekitar kita, termasuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam perspektif Islam, mikrokosmos diyakini sebagai dunia yang diciptakan oleh Allah untuk diuji umat manusia. Manusia diharuskan untuk menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi ini, yaitu menjaga dan memelihara alam sekitar serta menjalankan perintah-perintah Allah.
Metodologi terhadap Ilmu Tasawuf
Ilmu Tasawuf menggunakan metodologi yang bertujuan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan melalui berbagai teknik meditasi, pengamatan diri dan ajaran moral yang diajarkan oleh para guru tasawuf. Metodologi ini mencakup berbagai teknik seperti zikir, muraqabah dan dhikr yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan mencapai kedekatan dengan Tuhan.